POJOKSATU.id, JAKARTA— Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) Road to Cop 28 UEA 2023.
Festival LIKE ini berlangsung selama dua hari, dari 16-17 September 2023 di Arena Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat.
Salah satu rangkaian kegiatannya, yaitu acara Talkshow. Talkshow ini dibagi menjadi 4 Zona, yaitu Zona A (Zona Biru), Zona B (Zona Kuning), Zona C (Zona hijau), dan Zona D (Zona Ungu).
Setiap zona mengangkat tema yang berbeda. Seperti Zona Ungu D dengan mengusung tema ”Masyarakat Sejahtera Alam Lestari” dengan membahas berbagai bahasan yang dapat dikonsultasikan.
Pada 16 September 2023 ada tiga kegiatan Talkshow yang didiskusikan dengan mengusung tema ”Kaum Muda Tangguh dan Tanggap Energi Baru Terbarukan: Mendorong Perubahan Berkelanjutan yang digelar pukul 10:30 sampai 11:55 WIB.
Kemudian, kegiatan kedua mengangkat tema yang bertajuk “Prospek Multi Usaha Takyat Menuju Pembangunan Hijau yang dimulai dari pukul 13:00 hingga 14:25 WIB. Talkshow ketiga dengan mengangkat tema “Young Farmer Social Entrepreneurs yang dimulai pukul 14:30–16:00 WIB.
Adapun narasumber berasal dari berbagai pihak. Dalam talkshow yang mengusung tema “Prospek Multi Usaha Rakyat Menuju Pembangunan Hijau” menghadirkan tiga pembicara.
Salah satunya, Ketua LPHD Wanagiri Kabupaten Buleleng Bali I Made Darsana. Made mengatakan, bahwa Perhutanan Sosial telah memberikan aspek legal yang menjadi kunci masyarakat bisa berperan dalam pengelolaan hutan secara tenang dan nyaman.
Menurut dia, berbagai kegiatan pengelolaan perhutanan sosial antara lain pemanfaatan air terjun untuk wisata.
I Made menyebut sebanyak 225 warga telah mendapatkan penghasilan dari pengelolaan wisata air terjun.
Selain pengelolaan air terjun, tambah I Made, LPHD Wanagiri juga memanfaatkan kawasan perhutanan sosial untuk menanam berbagai jenis tanaman seperti buah-buahan dan kopi.
Selain I Made Darsana, ada 2 narasumber lainnya yaitu Ketua LPHD Way Kalam, Masdira Tiandy dan CEO PT. Tanyuk, Vincent Luhur.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Perhutanan Sosial, Bambang Supriyanto selaku penanggap pada sub tema ini mengatakan bahwa Perhutanan Sosial dengan multi usaha memberikan peluang kepada masyarakat untuk dapat memanfaatkannya secara berkelanjutan melalui tiga tata kelola yaitu tata kelola kelembagaan, tata kelola usaha dan tata kelola kawasan.
“Melalui perhutanan sosial mampu membangun green ekonomi yang menciptakan pendapatan, perhutanan sosial membangun rasa aman petani dalam pengelolaan kawasan hutan, dan perhutanan sosial membangun ketahanan pangan melalui model agroforestry,” ujarnya.
Pada sub tema prospek multi usaha rakyat menuju pembangunan hijau yang dipandu oleh moderator Prita Laura, tampil pula selaku penanggap yaitu Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi Ansharullah dan Guru Besar IPB, Prof. Dodik Ridho Nurrochmat.
Sedangkan, Talkshow pada hari kedua 17 September 2023, ada tiga sub tema lainnya yang tak kalah menariknya pada hari pertama.
Diantaranya, dengan mengusung tema “Menuju Lemitraan Konservasi yang Berkeadilan, Berkelanjutan, Berkesejahteraan dan Ramah Iklim yang dimulai pukul 09:00–10:25 WIB.
Kemudian, pada kegiatan Talkshow kedua mengusung tema “Peran Masyarakat Dalam Pelestarian Lingkungan di Tingkat Tapak yang dimulai pukul 10:30–11.55 WIB dan kegiatan ketiga mengangkat tema bertajuk “Bambu Solusi Berbasis Alam: Penggerak Ekonomi Rakya dengan Produk Ramah Lingkungan yang digelar pukul 13:00 hingga 14:25 WIB.
Dari keseluruhan rangkaian kegiatan talkshow yang digelar menunjukkan antusias yang sangat tinggi peserta dari berbagai kalangan dan pihak yang mengikuti talkshow selama dua hari itu.
Sumber: Pojoksatu.id
CEPU, PERHUTANI (22/09/2023) | Untuk mengurangi potensi konflik tenurial, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu bersinergi dengan Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah XI Yogyakarta, Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Provinsi Jawa Tengah, Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), beserta 12 ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Kabupaten Blora mensosialisasi kebijakan implementasi Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Kusus (KHDPK) dan pemasangan pal batas areal garapan Perhutanan Sosisal di Cepu, Kamis (21/09).
dan energi Baru Terbarukan) di Indonesia Arena, Kawasan GBK, Jakarta pada tanggal 16 -18 September 2023 bersama Menteri Sekretaris Negara, Pratikno dan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Masduki.
Kunjungan pertama dilakukan ke KTH Madusari. Sekretaris KTH Madusari, Wayan Wenten, menyampaikan bahwa salah satu produk Perhutanan Sosial unggulan yang dihasilkan adalah madu. Budidaya lebah madu didukung oleh sumber nektar yang beragam dari tanaman sekitar seperti kaliandra, kayu sendok, alpukat, kayu putih, dll.

Direktur Kemitraan Lingkungan menerima kunjungan dari Pak Nugroho sebagai Penerima Penghargaan Kalpataru Kategori Pembina Lingkungan bersama PT INDOSHE.
Direktur Kemitraan Lingkungan, Dra. Jo Kumala Dewi, M.Sc. menyampaikan bahwa saresehan ini menjadi awal untuk meningkatkan sinergitas pentahelix dari pemerintah dan tiga unsur lainnya, yakni akademisi, perusahaan, komunitas dan media, dalam pengembangan industri geothermal dan perhutanan sosial.
Rabu, 16 Agustus 2023, Direktur Kemitraan Lingkungan mengunjungi stand KLHK pada Raimuna Nasional XII di Buperta Cibubur.
KTH Mart merupakan inisiasi kerja sama KLHK, Dishut Kalsel, serta KPH Tanah Laut dengan dukungan Forest Investment Programme II (FIP-II). Tujuannya, mendorong pemasaran produk hasil Perhutanan Sosial di daerah Tanah Laut.
Singgah sejenak dari rangkaian kegiatan di Kalimantan, Dirjen PSKL menyampaikan peluang-peluang optimalisasi penyelenggaran PS di tingkat tapak pasca terbitnya Perpres 28 tahun 2023 tentang Perencanaan Terpadu Percepatan Pengelolaan Perhutanan Sosial serta peluang optimalisasi pendampingan melalui APBD, Dana Desa, dan lain-lain.