KLHK Luncurkan Buku Soal Perspektif Kelestarian Lingkungan Antaragama

Zahra Fauziah – detikNews
Minggu, 17 Sep 2023 18:57 WIB

Baca artikel detiknews, “KLHK Luncurkan Buku Soal Perspektif Kelestarian Lingkungan Antaragama” selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-6936165/klhk-luncurkan-buku-soal-perspektif-kelestarian-lingkungan-antaragama.

Jakarta – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI (KLHK) meluncurkan buku “Tutur Alam – Kumpulan Ceramah Religi Kelestarian Lingkungan” di Booth KLHK, Festival Lingkungan Iklim, Kehutanan, dan Energi Terbarukan (Festival LIKE), Jakarta.
Buku Tutur Alam berisi materi-materi ceramah dari berbagai agama yang ada di Indonesia. Buku ini pun merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi dari berbagai pihak dalam rangka kepedulian terhadap bumi. Melalui buku ini, KLHK berharap dapat membangkitkan kesadaran dan kepedulian masyarakat Indonesia akan pentingnya menjaga lingkungan terhadap tantangan-tantangan lingkungan hidup yang semakin mendesak.
Hadir sejumlah narasumber dari berbagai agama dalam siniar peluncuran yang berkolaborasi dalam pembuatan buku, di antaranya adalah Koordinator Ceramah Islam Sayid Muhadar, Koordinator Ceramah Kristen Novia Widyaningtyas, Koordinator Ceramah Hindu Ni Nyoman Santi, Koordinator Ceramah Buddha Jo Kumala Dewi. Kemudian ada juga Habib Jafar sebagai Moderator.
Dalam pembukaannya, Habib Jafar mengatakan Indonesia itu negara paling religius di Indonesia sehingga ia berharap agama dapat membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mengubah pola pikir dan pola sikap masyarakat Indonesia.
“Buku Tutur Alam ini untuk eksplorasi lebih dalam bagaimana perspektif semua agama dalam pelestarian lingkungan,”ujarnya di Sinir Peluncuran Buku ‘Tutur Alam – Kumpulan Ceramah Religi Kelestarian Lingkungan di Festival LIKE, Minggu (17/9/2023).
Koordinator Ceramah Buddha Jo Kumala Dewi sebagai pembicara pertama, mengatakan dalam agama Hindu manusia dan alam semesta ini merupakan satu kesatuan yang selaras, selasih, dan sejajar. Menurutnya, kita dan alam semesta ini satu kesatuan jadi kita tidak bisa melawan alam.
“Kita menjadi kesatuan antara semua makhluk dan alam semesta ini agar selaras, selasih, dan seimbang. Dan yang harus kita lakukan adalah bagaimana menjalankan peran masing-masing antara manusia dan makhluk lainnya,”ungkapnya
Sementara itu, Koordinator Agama Hindu Ni Nyoman Santi berterimakasih kepada KLHK atas kesempatan yang diberikan untuk mewakili Agama Hindu.
“Terima kasih kepada KLHK, kepada ibu menteri karena memberikan kepercayaan kepada kta untuk menuliskan dan menyebarluaskan untuk mengingatkan tentang pentingnya menjaga alam,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ia mengatakan dalam agama Hindu ada Prinsip Tri Hita Karana yaitu prinsip yang menjamin hidup harmonis. Ada 3 hal yang sangat penting dari Tri Hita Karana ini, yaitu Hubungan Manusia dengan Pencipta, Manusia dengan Alam, dan Manusia dengan Manusia.
“Jika kita menjaga ketiganya dalam keharmonisan maka kita akan hidup dalam kesejahteraan,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Agama Islam Sayid Muhadar juga memberikan perspektifnya terkait kelestarian lingkungan dalam agama Islam berdasarkan dalil dan hadis. Ia mengatakan Allah menciptakan seluruh alam ini dan manusia sebagai khalifah harus menjaganya dan jangan merusak.
Sayid juga menegaskan untuk tidak food waste dan mengimbau terkait pentingnya menanam tanaman karena kita sebagai umat Islam dapat mendapatkan pahala.
“Menanam itu penting. Kalo kita menanam lalu tanaman kita dimakan sama burung, kita dapat pahala,”ujarnya.
Terakhir, Koordinator Agama Kristen Novia Widyaningtyas mengatakan bersyukur menjadi bagian dari KLHK yang diberikan kesempatan untuk menyusun buku “Tutur Alam-Kumpulan Ceramah Religi Kelestarian Lingkungan”. Ia mengatakan dalam agama Kristen dalam salib ada lambang vertikal yang berarti hubungan kita dengan pencipta sedangkan lambang horizontal berarti simbol hubungan antara manusia dengan yang lain.
Novia juga mengatakan manusia itu diberikan anugerah, kita sebagai umat yang diberikan segala kesempurnaan harus mengemban misi dan visi untuk menjaga alam.
“Jadi perbuatan manusia yang merusak alam itu salah besar. Teknologi zaman sekarang itu harus merebah budi dan akal manusia menjadi peduli dengan alam. Manusia itu harus kembali ke jalan yang benar,” jelasnya.
“Dari yang sudah disampaikan oleh narasumber tadi ternyata semua sama, semua agama di Indonesia mengamanatkan agar umat manusia hidup berdampingan dengan alam semesta,” tutupnya.
Terakhir, Koordinator Agama Kristen Novia Widyaningtyas mengatakan bersyukur menjadi bagian dari KLHK yang diberikan kesempatan untuk menyusun buku “Tutur Alam-Kumpulan Ceramah Religi Kelestarian Lingkungan”. Ia mengatakan dalam agama Kristen dalam salib ada lambang vertikal yang berarti hubungan kita dengan pencipta sedangkan lambang horizontal berarti simbol hubungan antara manusia dengan yang lain.

Baca artikel detiknews, “KLHK Luncurkan Buku Soal Perspektif Kelestarian Lingkungan Antaragama” selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-6936165/klhk-luncurkan-buku-soal-perspektif-kelestarian-lingkungan-antaragama.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Penutupan Festival LIKE

Kemeriahan Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) telah usai. Festival yang berlangsung 3 hari sejak tanggal 16 September 2023 mencapai puncaknya dengan penyampaian pesan Presiden Joko Widodo di Indonesia Arena, Jakarta (18/9/2023). “Hati-hati” adalah kata pertama yang disampaikan Presiden dihadapan lebih dari 16 ribu peserta yang memenuhi Indonesia Arena. Presiden Jokowi mengingatkan untuk berhati-hati dengan ancaman perubahan iklim yang sudah nyata dan dirasakan oleh semua negara di dunia.

Kerusakan lingkungan juga terjadi di kawasan hutan hingga mangrove. Terkait dengan hal ini, Presiden Joko Widodo mengajak semua pihak untuk mewaspadai hal tersebut dan bersama-sama menjaga lingkungan sekitar, antara lain dengan menggiatkan kembali reboisasi atau penanaman pohon.

Transisi menuju ekonomi hijau untuk menghadapi perubahan iklim, juga menjadi sorotan Presiden Joko Widodo. Berbagai aktivitas hijau seperti daur ulang sampah, produksi industri hijau, pembangunan kendaraan listrik, hingga penggunaan bahan bakar hijau terus dikerjakan oleh banyak negara.

Di penghujung sambutannya, Presiden kembali mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga lingkungan hidup di Indonesia agar tetap hijau. “Marilah kita jaga lingkungan hidup kita baik yang biotik maupun abiotik sehingga negara kita Indonesia ini tetap hijau, lingkungannya baik, udaranya bersih, dan kita bisa menikmati hidup di negara yang kita cintai ini,” tandasnya.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya pada kesempatan ini melaporkan kepada Presiden Joko Widodo bahwa gelaran Festival LIKE bertujuan untuk menunjukkan kerja nyata dari langkah korektif pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan. Selama 3 (tiga) hari penyelenggaraan Festival LIKE, telah menarik minat lebih dari 37 ribu pengunjung. Berbagai kegiatan dilaksanakan pada Festival ini, seperti talk show, pameran, coaching clinic, demo inovasi, sellers meet buyers, kompetisi, pertunjukan seni budaya dan musik serta “Gowes Bareng” 3.000 orang dalam wadah Bike to Work dari berbagai penjuru Jabodetabek menuju Indonesia Arena pada tanggal 16 September 2023.

Lebih lanjut disampaikan, dua hari kemarin telah dilaksanakan Penandatanganan MoU antara produsen dan off taker sampah dan industri daur ulang, serta pengembangan usaha oleh sebanyak 6 perusahaan. Selain itu juga terdapat MoU dan kerja sama inovasi sosial dan lingkungan, pendamping dan off taker hutan sosial antara lain untuk kopi, madu, alpukat dan karet, oleh sebanyak 12 perusahaan dan 1 yayasan.

Menteri Siti menambahkan bahwa sesuai arahan Presiden Joko Widodo, kelompok Perhutanan Sosial harus selalu didampingi untuk peningkatan kapasitas kelembagaan, tata kelola kawasan, kesempatan berusaha dan fasilitasi manajemen  usaha kelompok yang efektif. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang produktif.

Sebelum menutup acara, Presiden Joko Widodo menyerahkan Surat Keputusan Perhutanan Sosial sebanyak 1.541 Unit SK dengan luas areal 1,048 juta Ha. Presiden juga menyerahkan SK Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA) seluas 107 ribu Ha. Termasuk dalam SK Perhutanan Sosial adalah untuk Hutan Adat seluas 90 ribu ha bagi lebih dari 23 kelompok adat, SK Kemitraan Konservasi seluas 297 Ha bagi 607 kelompok dan Kemitraan Kehutanan Perhutani Produktif.

“Bahu membahu masyarakat, pemerintah dan dunia usaha dalam kerja keras bersama pada upaya melindungi dan terus meningkatkan perbaikan lingkungan, hutan dan aksi iklim, restorasi dan replikasi untuk kelestarian alam, terlihat refleksinya dalam festival ini,” ungkap Menteri Siti.

Hadir dalam puncak gelaran Festival LIKE antara lain Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua Komisi Yudisial Amzulian Rifai, sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, sejumlah kepala daerah, sejumlah duta besar negara sahabat, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.

Editor: Kardian

KLHK Selenggarakan Festival LIKE Di Indonesia Arena Akhir Pekan Ini

Nomor: SP.301/HUMAS/PPIP/HMS.3/09/2023

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), didukung oleh para mitra kerja akan menyelenggarakan Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan energi Baru Terbarukan (LIKE) di Indonesia Arena, Kawasan GBK, Jakarta pada tanggal 16 -18 September 2023. Festival LIKE ini juga merupakan rangkaian Road to COP 28 UNFCCC, yang akan dilangsungkan di Dubai, UEA akhir November tahun ini.

Festival LIKE adalah ajang mengenalkan aktualisasi kerja dan langkah-langkah korektif kebijakan, serta implementasinya di sektor kehutanan dan lingkungan hidup dengan prinsip-prinsip: (1) Keberpihakan kepada masyarakat, mendorong masyarakat untuk produktif melalui akses kelola hutan sosial; (2) Meningkatkan upaya pemulihan lingkungan dengan indikator pengendalian deforestasi, kerja penanaman pohon dan penanganan ekoriparian, replikasi ekosistem, menjaga kawasan konservasi dan satwa liar (wild life) serta ekosistemnya; (3) Meningkatkan produktivitas dunia usaha untuk pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah, mengembangkan desa-desa pusat pertumbuhan dengan kemitraan dunia usaha dan masyarakat keseimbangan produktivitas; (4) Eksplorasi sumber daya untuk pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT); dan (5) Pemanfaatan teknologi untuk usaha-usaha produktivitas, ekonomi dan menjaga kelestarian lingkungan melalui perencanaan, implementasi dan monitoring dengan sistem yang dapat diandalkan.

Penerapan prinsip-prinsip tersebut dan aktualisasinya disampaikan dalam Festival LIKE selama 3 hari melalui kegiatan-kegiatan yang diatur dalam empat tematik materi, yaitu: (a) Komitmen Energi Baru Terbarukan, pada Zona Biru; (b) Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, pada Zona Hijau; (c) Inovasi Pemulihan Lingkungan, pada Zona Kuning; dan (d) Masyarakat Sejahtera Alam Lestari, pada Zona Ungu.

Pada masing-masing zona berisi berbagai kegiatan, seperti: Talkshow, Coaching Clinic, Seller Meet Buyers, Demo inovasi, Pertunjukan Seni Budaya dan Musik, serta Perlombaan. Festival LIKE rencananya akan dihadiri oleh ribuan Petani Perhutanan Sosial dari seluruh Indonesia yang telah mendapatkan izin alokasi lahan perhutanan sosial dari Presiden Joko Widodo, sebagai wujud pemerataan ekonomi.

Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) KLHK, Agus Justianto saat bertemu dengan awak media di Jakarta (12/09/2023) menyampaikan bahwa tema yang diangkat dalam festival ini terkait pelindungan lingkungan hidup, pemulihan lingkungan, energi baru terbarukan, hingga komitmen pemerintah terhadap lingkungan. Agus juga menyampaikan bahwa pada puncak acara nanti direncanan akan dihadiri Yth. Bapak Presiden Joko Widodo pada tanggal 18 September 2023.

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK, Sigit Reliantoro pada kesempatan yang sama juga menyampaikan bahwa Festival ini juga merupakan pameran pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, pameran ini mencerminkan potret-potret mulai dari membuat langkah korektif kebijakan, membuat base line, hingga mengeksekusi kebijakan.

Masyarakat dapat mengunjungi pameran dan mengikuti talkshow dan coaching clinic yang diselenggarakan di area gedung Indonesia Arena di Kawasan Gelora Bung karno mulai tanggal 16-18 September 2023.(*)
_____________________
Jakarta, KLHK, 12 September 2023

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat, KLHK
Nunu Anugrah

Sumber: PPID KemenLHK http://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/7369/klhk-selenggarakan-festival-like-di-indonesia-arena-akhir-pekan-ini

Muhammad Ikhwan AM

Muhammad Ikhwan lelaki berumur 43 tahun lahir di Maros tanggal 10 Oktober 1980 merupakan penduduk asli Desa Salenrang, Kabupaten Maros dimana Karst Rammang-rammang berada. Ikhwan adalah seorang aktivis pecinta lingkungan sejak sekolah, menjadikannya peka pada masalah sosial dan lingkungan disekitar. Kecintaan beliau terhadap alam sudah dirasakan sejak mengecap pendidikan di Madrasah Aliyah.

Ikhwan, sejak usia remaja, telah memperjuangkan mimpinya untuk mempertahankan dan mewariskan budaya masyarakat (kearifan lokal) akan pentingnya kawasan Kars bagi generasi mendatang. Dia juga membuktikan bahwa kegiatan pertambangan batuan marmer merusak lingkungan dan hanya sesaat memberikan manfaat ekonomi, lingkungan dan wisata berbasis masyarakat. Semua biaya itu berasal dari hasil kerjanya sebagai tukang bengkel motor, kadang dibantu dari gaji istrinya yang seorang guru.

Kegiatan yang Ikhwan lakukan adalah mengadvokasi penyadaran masyarakat, pemerintah dan juga perusahaan agar kegiatan ekstraktif tidak dilakukan untuk mengeksploitasi Kawasan Karst di Desa Salenrang. Selain advokasi, Ikhwan juga merintis kegiatan ekowisata Kawasan Rammang–rammang agar masyarakat dapat memanfaatkan Kawasan karst untuk peningkatan taraf hidup di Desa Salenrang.

Selama 17 tahun Ikhwan termotivasi untuk merintis mempertahankan keberadaan Kars. Konsistensi serta pengorbanannya dalam menghadapi segala resiko telah diakui dan mengubah pola pikir banyak pihak. Ikhwan aktif dan membangun jejaring sesama aktivis lingkungan untuk bersama – sama mengadvokasi masyarakat tentang konservasi lingkungan di Provinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan ini juga menyadarkan publik akan pentingnya fungsi kawasan Karst yang merupakan kawasan esensial. Kawasan yang berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem meliputi kekayaan flora dan fauna serta sebagai penyimpan cadangan air.

Kegiatan advokasi yang dilakukan pada akhirnya berbuah keberhasilan karena pada tahun 2013 izin tambang berhasil dicabut pemerintah daerah.  Tidak hanya sampai dalam hal penarikan izin tambang, advokasi yang dilakukan Ikhwan juga mengantarkan Kawasan Karst Rammang – rammang untuk mendapatkan penghargaan sebagai UNESCO Global Geopark yang merupakan kawasan terbesar kedua di dunia setelah China yang akan diberikan pada September 2023.

Ikhwan memiliki harapan dengan advokasi yang dilakukan dapat melestarikan dan menjaga Kawasan karst dari ancaman eksploitasi ekstraktif yang muncul kapan saja. Pengakuan yang diberikan merupakan pengingat akan pentingnya Kawasan karst untuk menjaga keseimbangan alam sebagai satu ekosistem serta memiliki banyak manfaat bagi kehidupan. Ekowisata Rammang – rammang yang hadir di Kawasan karst Desa Salenrang hanya sebagai bonus yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

Penulis: Dadang K & Andreas M Pardede

Editor: Nurhayati