Menteri LHK: Penerima Kalpataru Merupakan Teladan Dan Pahlawan Lingkungan

SIARAN PERS

Nomor: SP. 110/HUMAS/PPIP/HMS.3/6/2024

 

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya memberikan penghargaan Kalpataru kepada 10 pahlawan Lingkungan. Dengan segala upaya, mereka dinilai telah berdedikasi dan konsisten menjaga dan melakukan penyelamatan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan. Oleh karenanya, mereka pun patut untuk dijadikan teladan bagi masyarakat luas.

“Para penerima Penghargaan Kalpataru adalah pahlawan lingkungan yang benar-benar telah melakukan sesuatu yang luar biasa dan nyata guna mempertahankan, meningkatkan dan memulihkan kualitas lingkungan hidup dan kehutanan serta kualitas sosial masyarakat sekitar menjadi lebih baik,” ujar Menteri Siti, usai menyerahkan Penghargaan Kalpataru di Jakarta, Rabu (5/6/2024).

Penghargaan Kalpataru diberikan kepada 10 orang/kelompok dari empat pengelompokan bidang yaitu konservasi, pencemaran dan perubahan iklim, ekonomi hijau/biru serta hukum dan budaya. Adapun penerima Kalpataru tahun ini terdiri dari empat penerima kategori Perintis Lingkungan, satu penerima kategori Pengabdi Lingkungan, tiga penerima kategori Penyelamat Lingkungan dan dua kategori Pembina Lingkungan.

Pemilihannya dilakukan secara ketat, dimulai dari seleksi usulan dan rekomendasi di tingkat daerah, verifikasi dan validasi administrasi/teknis serta lapangan oleh tim khusus yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu. Setelahnya, disidangkan oleh 12 orang tokoh prominen melalui Dewan Pertimbangan Penghargaan Kalpataru, yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luar biasa di bidang lingkungan hidup dan kehutanan, juga sudah melalui tahapan tanggapan publik.

“Oleh karena itu, penerima penghargaan Kalpataru adalah tokoh – tokoh penting dalam bidang lingkungan hidup dan kehutanan. Mereka bukan sembarang orang atau kelompok, atau entitas,” katanya.

Pemberian Penghargaan Kalpataru ini, selain sebagai tanda menghargai upaya dan jasa bakti pada lingkungan, sekaligus merupakan amanah bagi penerimanya, untuk tetap menjaga dan meningkatkan kepeloporan serta upaya-upaya perlindungan, pemeliharaan, dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan.

Adapun 10 Penerima Penghargaan Kalpataru 2024 sebagai berikut. Empat penerima untuk kategori perintis lingkungan yaitu, Adolof Olof Wonemseba (Papua Barat), dengan kegiatan konservasi Karang Kima; Infirmus Abi (NTT), dengan kegiatan Konservasi Sumber Daya Air; Sururi (Jateng) yang mendapat julukan Profesor Mangrove; dan Komang Anik Sugiani (Bali) yang fokus pada penanganan sampah.

Pada Pengabdi Lingkungan ada Idi Bantara, yang merupakan Kepala BPDAS Way Seputih Lampung dengan collaborative managementnya telah berhasil menangani koflik sekaligus mengajak warga untuk berkebun alpukat sieger.

Tiga penerima Kalpataru untuk kategori penyelamat lingkungan yaitu Masyarakat Hukum Adat (MHA) Punan Batu Benau Sajau Kalimantan Utara; Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) bekayuh baumbai bebudaya, sebagai pelestari pesut mahakam; dan Kelompok Tani Hutan (KTH) Wanapaksi (Yogyakarta) melalui kegiatan konservasi air, burung, dan karst.

Sementara, dua penerima Kalpataru ketegori pembina lingkungan yaitu Dindin Komarudin, pendaur ulang sampah dari Jakarta; dan Rukmini Paata Toheke, seorang pembina lingkungan dan konservasi berbasis adat di Sulawesi tengah.

Harapannya, para penerima kalpataru 2024 ini tidak berhenti beraksi, tetapi terus menebarkan virus kebaikan bagi pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia. Dan kedepan semakin banyak anak-anak muda yang terlibat dalam menjaga dan merawat alam.

Kegiatan pemberian Penghargaan Kalpataru ini merupakan rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup 2024 dengan tema “Land Restoration, Desertification, and Drought Resilience” yang oleh KLHK dirancang rangkaian kegiatan dari tanggal 5 Mei hingga 5 Juli yang akan datang.

Sumber: PPID Kementerian LHK

_________

Jakarta, KLHK, 5 Juni 2024

Penanggung jawab berita:

Plh. Kepala Biro Hubungan Masyarakat, KLHK

Muhammad Ahdiyar Syahrony

 

Website:

www.menlhk.go.id

www.ppid.menlhk.go.id

10th World Water Forum, Pemuda dan Sekolah Adiwiyata sebagai World Water Warrior

10th World Water Forum, Pemuda dan Sekolah Adiwiyata sebagai World Water Warrior

SIARAN PERS
Nomor: SP.106/HUMAS/PPIP/HMS.3/5/2024

Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan dan Kehutanan (PPGLHK) KLHK mengangkat peran generasi muda dan peran sekolah Adiwiyata dalam upaya konservasi air dalam event internasional ”10th World Water Forum” di Nusa Dua Bali pada tanggal 22 Mei 2024.

Ade Palguna Ruteka, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BP2SDM) KLHK dalam sambutan pembukaannya menyampaikan “BP2SDM KLHK bertanggung jawab untuk meningkatkan kapasitas dan melibatkan generasi muda dalam menjaga lingkungan. Mereka memiliki kreativitas, energi, dan inovasi yang diperlukan untuk mendorong perubahan transformatif yang diperlukan untuk melestarikan air. Air, sumber daya paling berharga di planet kita, adalah sumber kehidupan. Sangat menggembirakan melihat bagaimana pemerintah, sekolah, dunia usaha, dan masyarakat sipil, secara bahu-membahu menaruh perhatian dan dukungan dalam peningkatan kapasitas lingkungan hidup masyarakat. Melalui inisiatif kolaboratif, kami berupaya mengatasi tantangan sumber daya air berkelanjutan saat ini dan masa depan.”

Dalam forum strategis ini, PPGLHK menyelenggarakan 3 sesi mengenai Peran Pemuda dan peran Sekolah Adiwiyata dalam Konservasi Air yang mengangkat isu “Youth Empowerment through Adiwiyata Schools on Water Conservation”. Dalam paparannya, Sinta Saptarina Soemiarno, Kepala PPGLHK menegaskan ”Pemerintah Indonesia memiliki komitmen tinggi dalam mengembangkan Pendidikan Lingkungan Hidup, dimana sejak 2006 memiliki Program Sekolah Adiwiyata atau Sekolah yang memiliki Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS). Dimulai pada tahun 2006 dengan hanya 10 sekolah percontohan di Pulau Jawa, pada akhir tahun 2023 atau 17 tahun kemudian, Sekolah Adiwiyata telah berkembang menjadi sekitar 28.270 sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional dan Mandiri”.

Sekolah Adiwiyata harus memiliki 6 aspek yaitu : Konservasi Air, Sanitasi bersih, Konservasi Energi, Pengelolaan Sampah 3R, Penanaman dan Pemeliharaan Pohon dan Inovasi. Dari data hasil penilaian kepada 551 sekolah Adiwiyata Nasional dan Mandiri tahun 2023, dapat terpantau pada SIDIA (Sistem Informasi Adiwiyata) terdapat penurunan 70% penghematan air yang sebelumnya 212 juta m2/bulan menjadi 63 juta m2/bulan.

Pada kesempatan ini, PPGLHK menghadirkan narasumber dari Ditjen BPDASRH, Gita – siswi SD1 Mambang Bali, Anindia – siswi SMP12 Denpasar, Mutia – siswi SMA 6 Yogjakarta, Moh. Zidane – Mahasiswa Universitas Negeri Yogjakarta, serta Karyanto Wibowo Direktur Sustainable Development Danone.

Para siswa merupakan Kader Adiwiyata yang diharapkan akan menjadi Pemimpin di era Indonesia Emas 2025 yang memiliki keberpihakan tinggi kepada isu Lingkungan Hidup. Salah satu pembicara, Moh. Zidan merupakan Kader Adiwiyata saat berumur 12 tahun di SMP3 Balikpapan, saat ini di umur 22 tahun menjadi Presiden Green Generation Indonesia yang memiliki cabang di 34 provinsi dan 250 kota.

Narasumber Ni Putu Novea Padma Sri Gita Mahasari dari SDN 1 Mambang, Bali mengatakan “Di sekolah kita dianjurkan untuk mengikuti prinsip pramuka, yaitu cinta alam dan kasih sayang terhadap sesama manusia”.

Ni Putu Anindia Neva dari SMPN 12 Denpasar mengungkapkan “Subak bagi masyarakat Bali bukan sekedar sistem irigasi, namun merupakan sebuah konsep hidup masyarakat Bali.”

Narasumber berikutnya, Mutia Salwa Salsabila  dari SMAN 6 Yogyakarta, menceritakan SMA Negeri 6 Yogyakarta sebagai sekolah Adiwiyata bersama Komunitas Muda Wijaya Green School selalu konsisten dalam konservasi air dan inovasi air The Tundershot. “Kami membayangkan Tundershot sebagai alat yang tidak hanya membantu manusia. membuang sampah dengan benar namun juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang benar,” ungkapnya.

Selanjutnya, Moch. Zidane dari Universitas Negeri Yogjakarta menuturkan sejak 10 tahun yang lalu, Green Generation Indonesia terus mengepakkan sayap dan beraksi nyata di 34 provinsi dan 250 kota di Indonesia. “Dalam forum ini, kami mengajak seluruh dunia untuk bergerak bersama dan berkontribusi bagi lingkungan. Mengglobalkan gerakan Green Generation akan menjadi misi kami kedepannya,” ajak Zidane.

Sougo Noguchi, pelajar Yabe High School Jepang, secara online menyampaikan paparannya yang berjudul Lesson from Nature, katanya ”Hobi saya adalah memancing, perlu kualitas air yang baik agar ikan dapat hidup.  Di jepang, sejak kecil anak-anak diajarkan menghargai alam, misalnya dengan menjaga kebersihan sungai, bercocok tanam pertanian organik. Mari kita semua bekerja keras untuk kebaikan bersama, Think globally, act locally”.

Narasumber lainnya, Karyanto Wibowo Direktur Sustainable Development Danone menjelaskan berbagai kegiatan dan keterlibatan Danone Indonesia dalam pendidikan lingkungan hidup termasuk penyusunan Modul Air bagi Sekolah Dasar yang dapat digunakan oleh siswa dan pendidik.

Paparan-paparan ini mendapat respon positif dari pengunjung berbagai negara yang menyampaikan apresiasinya terhadap Program Sekolah Adiwiyata. Berbagai pertanyaan tentang latar belakang landasan hukum Adiwiyata hingga teknis kegiatan terkait konservasi air di sekolah menjadi bahan diskusi yang menarik. Peserta dari New Zealand mengusulkan penguatan penggunaan media sosial dan pengembangan aplikasi untuk memperkuat kampanye para siswa, sementara peserta dari India mengapresiasi teknologi sederhana yang digunakan sekolah dalam upaya konservasi air.

Apresiasi juga disampaikan peserta Senegal dimana Indonesia juga memiliki kerjasama dengan Kementerian lain yaitu Kemendikbudristek, Kementerian Agama dan Kemendagri dalam menjalankan Sekolah Adiwiyata. Mayoritas sekolah Adiwiyata, memiliki program Pemanfaatan Air hujan, program daur ulang air seperti dari air wudhu menjadi kolam ikan hingga prototipe Tundershot SMA 8 Yogjakarta, turbin mengangkat sampah dari kali. Sekolah-sekolah Adiwiyata juga memiliki berbagai Gerakan Edukasi seperti kampanye peduli lingkungan, aksi bersih-bersih bersama komunitas sekitar sekolah, pembuatan biopori dan kegiatan bermanfaat lainnya.

Sebagai penutup, Sinta Saptarina Soemiarno menyatakan ”Air merupakan sumber daya alam yang esensial bagi kehidupan manusia dan ekosistem bumi. Namun di banyak bagian dunia, akses terhadap air bersih dan sanitasi masih menjadi tantangan ditambah dengan perubahan iklim yang semakin meningkatkan tekanan terhadap ketersediaan sumber daya air. Pendidikan lingkungan hidup yang diterapkan sejak usia dini, menjadi penting untuk merubah perilaku yang lebih ramah lingkungan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Para Kader Adiwiyata yang mewakili Generasi Muda, baik itu Milenia, Gen Z dan Gen Alfa diharapkan dapat menjadi World Water Warior sehingga keinginan bersama ”Water for Shared Properity atau Air untuk Kesejahteraan Semua” dapat terwujud dengan cepat.”

Melalui 3 sesi Talkshow pada The 10th World Water Forum ini, diharapkan tercipta kesadaran dan aksi kolektif pentahelix, keterlibatan pemerintah, dunia pendidikan, dunia usaha, masyarakat global dan nasional, serta media massa dalam mengedukasi masyarakat akan konservasi air sehingga dapat menciptakan sinergi yang kuat dalam pelestarian dan pengelolaan sumber daya air.(*)

Baca selengkapnya di website KLHK

______

Jakarta, KLHK, 23 Mei 2024

Informasi lebih lanjut:
Kepala Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan dan Kehutanan KLHK
Sinta Saptarina Soemiarno – 08164835009

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat, KLHK
U. Mamat Rahmat

Menteri LHK Ajak Generasi Muda Terus Bergerak Maju, Ciptakan Solusi Berkelanjutan Untuk Masa Depan

SIARAN PERS
Nomor: SP. 087/HUMAS/PPIP/HMS.3/4/2024

Menteri LHK Siti Nurbaya, yang juga bertindak sebagai Menteri ESDM Ad Interim, memberikan penghargaan kepada para pemenang karya tulis nasional terkait energi, iklim dan keberlanjutan (National Energy, Climate, and Sustainability Competition/NECSC) Tahun 2024 untuk kategori lingkungan dan energi di Gedung Sasana Budaya Ganesha, Institut Teknologi Bandung, pada Senin (29/04).

“Kompetisi ini sangat penting, terutama pada konteks dimana kita sedang sangat aktif bekerja dalam upaya mengatasi dampak perubahan iklim, dengan berbasis pada pengetahuan,” ujar Menteri Siti dalam sambutannya di hadapan para peserta dan undangan yang hadir.

Pemberian penghargaan ini merupakan rangkaian acara Green Impact Days – Green Impact for Greener Indonesia dalam rangka Hari Ulang Tahun Rakyat Merdeka yang tahun 2024 ini telah berusia 25 tahun. Acara yang digelar oleh RM dan Society of Renewable Energy (SRE) ini mengambil tema tentang Ketahanan Pangan, Air, dan Energi untuk Indonesia. Tema ini, menurut Menteri Siti sangat relevan dan telah menjadi perhatian Presiden RI Bapak Joko Widodo.

Semua yang dirancang dalam rangkaian acara HUT Rakyat Merdeka ke-25, disampaikan Menteri Siti merupakan aspek dan dimensi sangat penting serta merupakan langkah jitu dan jawaban bagi kelangsungan hidup Indonesia kita.

“Untuk itu, saya menyampaikan salam hangat Yth Bapak Presiden Joko Widodo kepada peserta dalam acara ini, dan ucapan terima kasih serta apresiasi atas prakarsa kerja-kerja RM dan SRE dalam rangkaian memperkuat ketahanan pangan, energi dan air di Indonesia,” ujarnya.

Menteri Siti pun mengucapkan selamat dan apresiasi yang tinggi kepada para pemenang NECSC 2024 atas dedikasi dan kerja keras yang telah ditunjukkan dalam kompetisi ini. Kompetisi ini bukan hanya sekedar ajang untuk meraih kemenangan, tetapi juga merupakan sebuah kesempatan untuk memperjuangkan isu-isu penting yang berkaitan dengan masa depan bumi kita.

“Karya yang telah disusun tidak hanya menginspirasi, tetapi juga membawa kontribusi yang berarti dalam upaya kita bersama untuk mengatasi tantangan lingkungan dan perubahan iklim. Dengan semangat inovasi dan kepedulian kita semua, saya yakin bahwa kita dapat terus bergerak maju dalam menciptakan solusi-solusi berkelanjutan untuk generasi masa depan,” ungkap Menteri Siti.

Kompetisi NECSC 2024 berhasil menjaring 1.062 peserta yang tersebar di 230 sekolah dan 170 kampus. Peserta tersebut memilih kategori energi dan lingkungan yaitu 48% dan 52%, yang terdiri dari 80% mahasiswa dan 20% siswa.

Berbicara generasi muda, Menteri Siti mengungkapkan bahwa sejak menjadi Menteri LHK di tahun 2014, Ia terobsesi untuk Indonesia bisa memiliki Generasi Lingkungan, Generasi Muda yang deeply melembaga dengan kecintaan pada lingkungan. Menteri Siti menilai hal tersebut sudah keliatan arahnya dengan atensi generasi muda kepada masalah sampah sejak tahun 2016-2017 dan dengan penananam pohon di tahun-tahun 2018-2019, perkembangan green leaders dan society renewable energy. Selain itu, munculnya inisiatif dan langkah-langkah individual dan gerakan aktivis seperti green youth movement, Y-20, SRE, Adiwiyata, kader konservasi, aktivis peduli sampah, youth enterprenuers, dan lain-lain masih banyak lagi. KHLK sendiri saat ini sedang terus menghimpun kapasitas gerakan dan knowledge pooling dari masyarakat, khususnya generasi muda antara lain melalui green ambassador yang sedang terus menerus ditingkatkan.

Dalam upaya pengendalian perubahan iklim, dan isu-isu lingkungan hidup lainnya, saat ini generasi muda khususnya generasi Z dihadapkan pada tantangan berupa eco-anxiety yang disebabkan information overload, negativity instinct, privilege gaps, failure of imagination, and echo chambers.

Untuk mengatasi ini, maka pentingnya menekankan nada optimis dalam wacana publik untuk mengatasi fatalisme dan mendorong tindakan positif. Gerakan ini dikenal dengan Gerakan Climate Optimism.

Climate optimism adalah pola pikir yang mengakui langkah-langkah positif dan pencapaian dalam mengatasi perubahan iklim, sekaligus mengakui tantangan dan kerugian yang ada. Ini bukan tentang menyangkal atau mengabaikan kenyataan yang ada, namun memahami bahwa kita mempunyai solusi dan momentum untuk mencegah keadaan menjadi lebih buruk. Optimisme iklim bertujuan untuk menginspirasi dan memberdayakan masyarakat untuk mengambil tindakan dan menemukan peran mereka dalam gerakan iklim.

Lebih lanjut, Menteri Siti mengatakan hal-hal yang telah dilakukan media Rakyat Merdeka dan Society of Renewable Energy (SRE) dengan melibatkan 47 kampus ternama di Indonesia dengan anggota mencapai 4 ribu orang merupakan bentuk aktualisasi dari prinsip Climate Optimism. Kegiatan kolaborasi antara Rakyat Merdeka dan Society of Renewable Energy dengan membuat kompetensi penulisan artikel dengan tema energi dan perubahan iklim yang dikemas dalam National Energy, Climate, and Sustainability Competition 2024 adalah bentuk Take Actions; Stay Informed, but Set Limits; Connect with Others; Practice Self-Care; Focus on Solutions; dan Educate Others.

“Teruslah bersemangat dan berkontribusi dalam upaya menjaga keberlanjutan bumi kita. Terima kasih Generasi Muda Indonesia,” pungkas Menteri Siti.

Pada acara tersebut, diluncurkan buku Green Youth Outlook 2024, buku Green Agriculture dan website Green Impact. Sebuah platform yang menjadi indikator aspek keberlanjutan, yaitu perkembangan dan riset green energy dan green economy di seluruh Indonesia.

Hadir dalam acara tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika, Sekjen Kementerian LHK, Sekjen Kementerian ESDM,  Inspektur Jenderal KLHK, Dirjen PPKL, Staf Ahli Menteri LHK Bidang Energi, CEO Rakyat Merdeka, Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian LHK dan Kementerian ESDM, Dewan Juri, Founders SRE, pimpinan dunia usaha, Green Leaders dan Green Ambassadors serta para siswa dan mahasiswa.(y)
___
Jakarta, KLHK, 29 April 2024

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat, KLHK
U Mamat Rahmat

PPID Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Tanam Serentak 25.000 Mangrove Di 25 Lokasi Seluruh Indonesia Inisiatif Media Untuk Mitigasi Iklim

Nomor: SP.083/HUMAS/PPIP/HMS.3/4/2024

 

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya memimpin aksi Penanaman Mangrove Serentak dari Kawasan Ekowisata Mangrove Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis 25 April 2024. Penanaman Mangrove ini dilakukan serentak di 25 lokasi seluruh Indonesia.

Penanaman mangrove serentak ini merupakan bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim, pemulihan kualitas lingkungan hidup, dan percepatan rehabilitasi hutan dan lahan, serta upaya untuk memperbaiki kualitas lingkungan dengan memperbanyak tegakan pohon/tanaman juga meningkatkan wawasan dan pemahaman masyarakat atas pelaksanaan program pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan khususnya kegiatan penanaman pohon.

“Kita pahami dan tahu persis bahwa keberadaan pohon dan tutupan lahan yang baik akan meningkatkan daya dukung alam dalam mitigasi perubahan iklim. Selain itu juga sebagai langkah positif restorasi dan melindungi lingkungan. Kita tidak hanya memberikan manfaat bagi bumi, tetapi juga  menciptakan warisan untuk generasi mendatang,” ujar Menteri Siti.

Menteri Siti pun menekankan jika pelibatan masyarakat untuk bekerjasama memulihkan lingkungan termasuk dengan upaya penanaman pohon pada banyak hal juga  harus dapat men-generate income masyarakat. Mengatasi perubahan iklim dengan tanam pohon dan upaya pelestarian harus juga sejalan dengan upaya membangun kesejahteraan masyarakat. “Kerja saja ngga cukup, tapi harus bekerja dan berpenghasilan,” imbuh Menteri Siti.

Penanaman serentak kali ini merupakan bulan kelima setelah dilakukan tanam serentak se- Indonesia dalam keseluruhan rangkaian penanaman serentak selama musim penghujan. Dan untuk hari ini dilaksanakan penanaman 25.000 batang mangrove di 25 lokasi di 23 provinsi seluruh Indonesia.

Menteri Siti melanjutkan jika penanaman mangrove serentak ini juga menjadi bagian dari komitmen Indonesia kepada dunia terkait penurunan emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lainnya melalui Indonesia’s FOLU Net Sink 2030. Penanaman mangrove ini pun menjadi bagian dari penanaman pohon serentak tahun 2023-2024 yang diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo pada akhir tahun lalu untuk memanfaatkan datangnya musim penghujan.

“Untuk itu, pada kesempatan hari ini saya mengajak kita semua, aparat, bisnis leaders, para aktivis, para pemangku kepentingan yang ada dan seluruh elemen masyarakat khususnya generasi muda, untuk kita dapat bersama bahu-membahu memberikan kontribusi nyata di lapangan/masing-masing area of interest/responsibility, guna mendukung upaya pengendalian perubahan iklim secara masif dan terukur, antara lain dengan menanam pohon, termasuk mangrove,” tutur Menteri Siti.

Saat ini Pemerintah Indonesia tengah membangun tata kelola ekosistem mangrove. Secara umum kita telah memiliki Roadmap Rehabilitasi Mangrove Nasional Tahun 2021-2030, sedang dalam proses penyelesaian Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Rancangan PP tersebut diharapkan dapat segera terbit guna memberikan kepastian hukum pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove, baik bagi pemerintah maupun masyarakat.

Kegiatan penanaman kali ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan Harian Rakyat Merdeka, kelompok pemuda penggerak Society of Renewable Energy (SRE), Pemerintah Daerah, Green Leader Indonesia, Green Youth Movement, serta berbagai mitra dan seluruh lapisan masyarakat.

“Bersama-sama dengan para stakeholder, seperti pada hari ini bersama Harian Rakyat Merdeka dan Society Renewable Energy (SRE), serta para generasi muda, penggiat lingkungan, mari kita tingkatkan kepedulian terhadap bumi melalui penanaman mangrove secara serentak. Kelestarian bumi bukanlah tanggungjawab perorangan. Kelestarian bumi adalah tanggungjawab semua pihak yang  hidup di bumi tanpa terkecuali. Oleh karena itu kesadaran akan pentingnya kelestarian bumi perlu ditanamkan pada diri masing-masing individu sedini mungkin dan secara  berkesinambungan,” tegas Menteri Siti.

Menteri Siti pun mengucapkan terima kasih kepada Harian Rakyat Merdeka dan memberikan selamat atas hari jadi ke-25 Harian Rakyat Merdeka yang jatuh tepat di tanggal 25 April.

“Bangun Harmoni dengan Alam, Mulailah Menanam” tegas Menteri Siti.

CEO Rakyat Merdeka Group, Kiki Iswara Darmayana mengucapkan terimakasih kepada KLHK atas dukungan penuhnya pada kegiatan penyelamatan lingkungan dan hutan yang diinisiasi oleh rekan media dan para pihak-pihak terkait seperti yang terjadi pada hari ini. Ia pun berharap agar kegiatan-kegiatan seperti ini dapat terus berlangsung kedepannya.

Penanaman mangrove serentak ini juga melibatkan video conference untuk menyapa dan berinteraksi dengan para peserta penanaman pohon mangrove serentak di seluruh Indonesia, seperti di Kabupaten Dumai Provinsi Riau, Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat, Kota Denpasar Provinsi Bali, Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung, Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur, dan Tangerang Provinsi Banten.

Daftar 25 lokasi penanaman serentak seluruh Indonesia yang dilakukan hari ini adalah:
1. Ekowisata Mangrove Penjaringan – Jakarta dipimpin oleh Menteri LHK dengan Pendamping Dirjen PDASRH.
2. Dumai – Riau dipimpin oleh Sekretaris Jenderal dan Kepala BP2SDM, Pendamping PPT Pratama Setjen dan BP2SDM.
3. Karawang – Jawa Barat dipimpin oleh Inspektur Jenderal, Pendamping PPT Pratama Itjen.
4. Jayapura – Papua dipimpin oleh Dirjen PKTL, Pendamping PPT Pratama Ditjen PKTL.
5. Brebes – Jawa Tengah dipimpin oleh Dirjen KSDAE, Pendamping PPT Pratama Ditjen KSDAE.
6. Pasuruan – Jawa Timur dipimpin oleh Dirjen PHL, Pendamping PPT Pratama Ditjen PHL.
7. Pangandaran – Jawa Tengah dipimpin oleh Dirjen PPKL, Pendamping PPT Pratama Ditjen PPKL.
8. Tanjung Jabung Timur – Jambi dipimpin oleh Dirjen PSLB3, Pendamping PPT Pratama Ditjen PSLB3.
9. Probolinggo – Jawa Timur dipimpin oleh Dirjen PPI, Pendamping PPT Pratama Ditjen PPI.
10. Padang – Sumatera Barat dipimpin oleh Dirjen PSKL, Pendamping PPT Pratama Ditjen PSKL.
11. Kota Ambon – Maluku dipimpin oleh Dirjen PHLHK, Pendamping PPT Pratama Ditjen PHLHK.
12. Tangerang – Banten dipimpin oleh Kapus P3E Jawa, Pendamping PPT Pratama Setjen.
13. Lombok Barat – NTB dipimpin oleh Kepala BSI, Pendamping PPT Pratama BSI.
14. Bengkulu – Bengkulu dipimpin oleh SAM Bid. IPI, Pendamping Kapus P3E/Kababes.
15. Bandar Lampung – Lampung dipimpin oleh SAM Bid. Energi, Pendamping Kapus P3E/Kababes.
16. Muna – Sulawesi Tenggara dipimpin oleh SAM Bid. ESDA, Pendamping Kapus P3E/Kababes.
17. Denpasar – Bali dipimpin oleh SAM Bid. Pangan, Pendamping TAM Bid. KPJ KLN, Kapus P3E/Kababes.
18. Banyuasin – Sumatera Selatan dipimpin oleh SKM Bid. Jaringan LSM dan AMDAL, Pendamping Kapus P3E/Kababes.
19. Tidore Kepulauan – Maluku Utara dipimpin oleh SKM Bid. Media Komunikasi LHK, Pendamping Kapus P3E/Kababes.
20. Parigi Moutong – Sulawesi Tengah dipimpin oleh SKM Bid. Konstitusionalitas Kemasyarakatan, Pendamping Kapus P3E/Kababes.
21. Gorontalo – Gorontalo dipimpin oleh SKM Bid. Edukasi Publik, Kelestarian SDAL, Pendamping Kapus P3E/Kababes.
22. Kabupaten Kupang – NTT dipimpin oleh TAM Bid. Pengembangan Persemaian Modern, Pendamping Kapus P3E/Kababes.
23. Mamuju – Sulawesi Barat dipimpin oleh TAM Bid. Pembinaan Partisipasi Masyarakat dan Generasi Lingkungan, Pendamping Kapus P3E/Kababes.
24. Aceh Besar – Aceh dipimpin oleh TAM Bid. Restorasi dan Kemitraan Konservasi, Pendamping Kapus P3E/Kababes.
25. Kalimantan Timur dipimpin oleh Kapus P3E Kalimantan, Pendamping Kepala UPT Kaltim.

Turut hadir mendampingi Menteri LHK, Kepala BRGM, Dirjen PDASRH, para Pejabat Tinggi Pratama KLHK, Perwakilan Pemerintah Daerah DKI Jakarta, Business Leaders, Aktivis dan Rekan-Rekan Media, Ibu-Ibu Darma Wanita KLHK, serta para Generasi muda dari Siswa-siswi SMK Al Mutaqien, SMP Pluit Raya, SMK Pluit Raya serta kurang lebih 100 Siswa-siswi dari Sekolah Luar Biasa (SLB) yaitu: SLBN 5 Jakarta Barat, SLBN 7 Jakarta Timur, SLBN 8 Jakarta Utara, dan SLBN 12 Jakarta Selatan.(*)

___
Jakarta, KLHK, 25 April 2024

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat, KLHK
U Mamat Rahmat

PPID Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Menteri LHK: Inisiatif Strategis Gabungan LSM, Cetak 618 Pemimpin Muda Green Leaders

SIARAN PERS
Nomor: SP. 051/HUMAS/PPIP/HMS.3/03/2024

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya mewisuda 293 pemuda dari berbagai regional yang merupakan peserta Pelatihan dan Pendidikan Green Leadership Indonesia (GLI) Angkatan ke-3 di Jakarta, Senin (4/3).

“Saya ingin menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh wisudawan/wisudawati atas peresmian pelantikan hari ini sebagai kader pimpinan GLI dan akan selanjutnya juga nanti diantara saudara-saudara akan berkiprah antara lain sebagai Green Ambassadors Indonesia,” ujarnya.

Green Leadership Indonesia sebagai program pendidikan lingkungan hidup bagi pemuda merupakan inisiatif yang baik dan datang dari organisasi lingkungan hidup seperti Institut Hijau Indonesia, HUMA, Walhi serta KNTI. Inisiatif ini patut mendapat dukungan dari pemerintah dan tentu saja dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Program Green Leadership Indonesia telah meluluskan 618 leaders dari 3 angkatan yang dilaksanakan. Pada angkatan pertama sebanyak 118 leaders, angkatan kedua 207 leaders, dan angkatan ketiga 293 leaders.

“Nantinya para alumni GLI tentu akan mengambil peran yang sangat penting untuk memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan kelestarian dalam bentuk proritas utama isu keadilan sosial dan keadilan ekologis dalam institusi atau komunitas mereka. Sehingga kedepan Indonesia akan terus bertambah dalam memiliki calon pemimpin muda yang dapat berempati terhadap isu-isu kelestarian hutan dan lingkungan yang selaras dengan jati diri Bangsa Indonesia,” kata Menteri Siti.

Dukungan KLHK disalurkan dalam fasilitas selama kegiatan pendidikan, diantaranya melalui pendampingan peserta dalam kegiatan-kegiatan berskala local, nasional hingga internasional. Sehingga dapat terjalin proses transfer ilmu dan diskusi-diskusi dalam kegiatan pembelajaran peserta di dalam rangkaian kelas. KLHK juga mendukung pelaksanaan kelas intensif hijau di GLI guna mendalami isu dan pengetahuan di berbagai macam sektor yang dapat membantu pengembangan potensi peserta didik.

Founder Greeen Leadership Indonesia sekaligus Ketua Institut Hijau Indonesia, Chalid Muhammad menyampaikan bahwa kegiatan Green Leadership Indonesia merupakan satu proses yang panjang bagi para leaders karena mereka belajar bersungguh-sungguh selama 6 bulan mulai dari membangun karakter individunya, berbagai keterampilan, wawasan, kemudian mereka juga mencoba melakukan analisis hal-hal yang substantif dan struktural mulai dari tingkat lokal, regional, nasional dan internasional.

“Saya berpesan kepada para leaders bahwa hari ini anda diwisuda, tugas berat menanti didepan. Anda adalah para leaders, saat ini sedang mengikuti proses pendidikan, tetapi setelah pulang, anda akan jadi pemimpin dimanapun anda berada, apapun profesi yang anda tekuni, lakukan sepenuh hati karena masa depan Indonesia ada pada anda semua,” ujarnya.

Dengan bekal pengetahuan dan leadership, diharapkan tercipta akselerasi generasi muda berwawasan lingkungan yang mencintai Indonesia, yang mampu berdiri sejajar dengan pemuda-pemudi di dunia dari berbagai negara.

———
Jakarta, KLHK, 04 Maret 2024

Penanggung jawab berita:
Plt. Kepala Biro Hubungan Masyarakat, KLHK
Nuke Mutikania

Sumber: www.ppid.menlhk.go.id

OJK: Bursa Karbon RI Terbaik di Asia

SIARAN PERS
Nomor: SP. 047/HUMAS/PPIP/HMS.3/03/2024

Indonesia, melalui Enhanced Nationally Determined Contributions (ENDC) telah meningkatkan ambisinya dalam komitmen pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK). Semula, target penurunan emisi GRK Indonesia dengan kemampuan sendiri adalah 29%, menjadi 31,89% pada ENDC, sedangkan target dengan dukungan internasional sebesar 41% menjadi 43,20% pada ENDC. Peningkatan target tersebut didasarkan kepada kebijakan-kebijakan nasional terakhir terkait perubahan iklim, seperti kebijakan sektoral terkait, antara lain FOLU Net-sink 2030, percepatan penggunaan kendaraan listrik, kebijakan B40, peningkatan aksi di sektor limbah seperti pemanfaatan sludge IPAL, serta peningkatan target pada sektor pertanian dan industri.

Nilai Ekonomi Karbon, pengaturan di Indonesia

Perpres 98/2021 mengatur pelaksanaan aksi mitigasi dan aksi adaptasi perubahan lklim yang dilakukan melalui penyelenggaraan NEK untuk mencapai target NDC dan pengendalian emisi untuk pembangunan nasional. Penyelenggaraan NEK dilakukan pada sektor dan sub sektor dengan pelaksana oleh kementerian/lembaga, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat, melalui 4 (empat) mekanisme yaitu: Perdagangan Karbon; Pembayaran Berbasis Kinerja, Pungutan atas Karbon; dan/atau Mekanisme lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, adanya NEK dapat menjadi insentif untuk pencapaian NDC dengan mendukung upaya yang selama ini dilakukan seperti pengendalian kebakaran hutan, pencegahan deforestasi dan degradasi hutan, atau transisi teknologi untuk mewujudkan energi baru terbarukan.

Perpres NEK ditujukan untuk pasar domestik maupun internasional. Apabila perdagangan karbon terjadi antara dua entitas di dalam negeri, maka perhitungan pengurangan emisi GRK yang dicapai akan tetap diperhitungkan sebagai kontribusi Indonesia. Adanya regulasi pasar karbon membuka peluang Indonesia untuk menerima pendanaan yang lebih luas dalam pengendalian perubahan iklim. NEK merupakan ukuran kinerja dunia dalam pengelolaan perubahan iklim yang merefleksikan tingkat keberhasilan negara dalam mengendalikan perubahan iklim. Bagi Indonesia, NEK merupakan bagian dari kekayaan alam Indonesia yang harus digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan dikuasai oleh negara, sesuai dengan azas filosofis sebagaimana diatur dalam Pasal 33 UUD  1945.

Sebelum Paris Agreement, atau yang sering disebut dengan rejim Protokol Kyoto, perdagangan karbon telah diatur dan berlangsung dengan mekanisme Clean Development Mechanism/CDM, Joint Credit Mechanism (JCM) yang merupakan kerjasama bilateral Indonesia-Jepang). Di sisi lain Protokol Kyoto memicu perdagangan yang juga tidak diatur secara spesifik di Protokol Kyoto, yaitu mekanisme perdagangan karbon sukarela (Voluntary Carbon Mechanism/VCM) yang dilakukan secara langsung oleh pihak independen (tanpa ada pencatatan oleh negara).

Pada saat itu muncullah berbagai skema perdagangan karbon voluntary seperti banyak dikenal skema crediting Plan Vivo, Verra, Gold Standard, dan lain-lain (penilai independen internasional dan diantaranya menjadi market place). Di masing-masing negara besar seperti Amerika, muncul berbagai skema crediting yang juga masih berjalan sampai saat ini. Beberapa skema crediting tersebut juga masuk ke Indonesia dan menjalankan transaksi serta kerja sama skema crediting dan beroperasi di Indonesia. Mencatat hasil persidangan di COP28 di Dubai UEA (rejim Paris Agreement), dipastikan tidak ada pengaturan dan rekognisi terhadap perdagangan karbon secara sukarela atau VCM. Indonesia secara tegas telah berkomitmen dan meratifikasi Paris Agreement melalui UU Nomer 16 tahun 2016, sehingga dalam peraturan yang berlaku di Perpres 98 Tahun 2021  dan PermenLHK 21 tahun 2022 tidak mengatur dan mengenali VCM di Indonesia.

Di era Protokol Kyoto telah terjadi perdagangan karbon tanpa otorisasi dan pencatatan (karena sifat sukarela-nya, sehingga pasar-lah yang menentukan dirinya sendiri, bagaimana kredit dihitung, tata aturan bisnis karbon yang ditetapkan sendiri, ukuran pasar dan kapitalisasi ditetapkan sendiri dan berbagai tata aturan main yang memang ditentukan oleh pasar dengan kesepakatan masing-masing, sehingga skema crediting ini lebih dikenal sebagai private crediting scheme).

Direktur Mobilisasi Sumber Daya Sektoral dan Regional, KLHK, Dr. Wahyu Marjaka menjelaskan, untuk pencapaian NDC  dan dengan insentif karbon dikenal  aturan dengan Perpres 98/2021 serta PermenLHK 21/2022. Ada beberapa  pihak pemilik konsesi kehutanan yang sudah menjalankan kontrak dagang karbon dengan pihak-pihak skema crediting private tersebut yang tidak sesuai dengan aturan Indonesia dan terhadapnya telah dilakukan tindakan oleh pemerintah, demikian ditegaskan Wahyu Marjaka di Jakarta, Jumat (01/03/2024).

Terbaik dan Jadi Rujukan

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, sampai saat ini, bursa karbon Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain, bursa karbon Indonesia jauh lebih baik, Bahkan di tingkat ASEAN, kita terbesar. Pada saat launching volume transaksi terbesar cukup besar. “Menariknya adalah timeline, karena pemerintah pusat dan kementerian terkait sepakat bahwa launching itu harus disegerakan, sebab isu perubahan iklim sangat mengemuka dan mendesak dicarikan solusi efektifnya,” ujar Direktur Pengawasan Bursa Karbon OJK (Otoritas Jasa Keuangan), Aldy Erfanda, menjawab pertanyaan terkait perkembangan perdagangan di bursa karbon Indonesia, Jumat (01/03/2024).

Untuk besaran volume perdagangan di bursa karbon Indonesia, dapat dilihat pada tabel terlampir.

Seperti diketahui, Indonesia telah memulai perdagangan kredit karbon perdananya pada tanggal 26 September 2023. Hal tersebut menjadi catatan sejarah bagi Indonesia karena memiliki misi yang cukup penting, yaitu menciptakan pasar dalam mendanai pengurangan emisi gas rumah kaca dan menjadi peserta utama dalam perdagangan karbon global.

Peluncuran perdagangan bursa karbon diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Berdasarkan penetapan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang menyelenggarakan perdagangan ini adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). Izin usaha Penyelenggara Bursa Karbon telah diberikan kepada BEI oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Surat Keputusan nomor KEP-77/D.04/2023 pada 18 September 2023 lalu.

Aldy mengatakan, perdagangan karbon melalui bursa karbon jadi proyek strategis nasional. Di samping volume, kita perlu berbangga dengan apa yang kita jalankan, karena konsep perdagangan karbon, kita mengadopsi sistem perdagangan karbon yang paling kompleks di dunia. Kenapa paling kompleks? Karena kita memilih proses Cap-Trade-Tax. artinya  dilakukan penetapan cap atau allowance- kemudian dilakukan trade artinya perdagangan karbon dan -tax artinya diterapkan  pajak karbon.

Di negara lain lebih sederhana, di beberapa negara tetangga, langsung tax, tidak ada penetapan batas atas, tidak ada fasilitas tradingnya, negara tersebut tidak mau ribet. Ada juga negara lain yang menerapkan yang ada batas atas dan trade-nya, tidak ada tax-nya. “Nah, itu yang perlu kita banggakan dengan sistem yang kita pilih, meski sangat kompleks,” kata Aldy.

Secara global, kata Aldy, Indonesia menjadi negara yang sangat  dipandang secara internasional mengenai perdagangan karbon melalui bursa karbon, meskipun untuk mendapatkan progres seperti ini tidak mudah. Apalagi kita sangat spesifik untuk mencapai target NDC. Jadi per sektor harus bekerja, seperti sektor FOLU, Energi, dan limbah. Aldy menjelaskan, secara teknis, semua itu terkait dengan kerangka atau frame work yang jelas dan pengampunya ada di KLHK, jadi memang tidak mudah tugas dan peran KLHK.

Saat ini memang banyak yang harus kita kerjakan demi keberlangsungan perdagangan karbon melalui bursa karbon yang terbaik. Dikatakan Aldy, Indonesia mencoba mengadopsi yang paling kompleks agar kita mendapatkan perdagangan yang kredibel. Untuk menjaga kredibilitas secara nasional dan internasional, maka aturannya tidak mudah dan perlu kajian komprehensif. “Nah, yang namanya regulasi, pasti ada pihak yang suka dan tidak suka. Tapi secara umum kita sudah satu suara dan satu misi yaitu kita ingin Indonesia memiliki perdagangan  carbon, yang integritasnya, transparansinya baik dan mencegah double counting- carbon.

Rintis Perdagangan Karbon Internasional

Ke depan lanjut Aldy, masih banyak pekerjaan rumah. Dalam waktu dekat kita merencanakan pilot proyek mengenai perdagangan karbon internasional di bursa karbon Indonesia dan menuju ke sana,  kita sudah rapat kordinasi regulator, (Menkomarinvest, OJK, ESDM, KLHK). Di situ ada kemajuan pesat, sudah ada kesepakatan  mengenai perdagangan  internasional.

Selama ini banyak pihak yang skeptis yang menyebut kita lambat dan macam-macamlah, tapi kita tetap berproses. “Target? Tahun 2024 ini sudah bisa dibuka perdagangan karbon internasional di bursa karbon Indonesia. Ini tidak mudah, karena kita harus mempersiapkan bermacam regulasi yang mendukung target tersebut yang  sudah ada regulasi mendasarnya,” katanya.

Tentu saja ini kita buat pilot projek bersama kementerian terkait lainnya, bukan hanya OJK. Dengan tahapan ini, memang banyak dunia internasional melalui Kedubes mereka di Jakarta menemui OJK untuk menanyakan soal ini, ada yang dari Australia, AS, Jepang, Taiwan , dan sebagainya. “Mereka interst sekali. Ke depannya, kita akan koordinasi dengan Kemenlu. Tim teknis sudah melakukan itu, juga kementerian terkait akan kita libatkan.”

Antusiasme dunia internasional tertarik karena potensi karbon Indonesia, karena Indonesia salah satu negara yang memiliki hutan yang besar. Nature base kita memang sangat besar. Kita bekerja keras soal perdagangan karbon ini karena kita ingin memberikan kontribusi yang juga amat besar bukan saja bagi kepentingan nasional, tapi dunia internasional mengingat penurunan emisi global sangat penting.

Harapannya, progress regulasi-regulasi itu bakal berkembang pesat. Kenapa framenya regulasi, sebab target NDC kita menuntut 5 sektor bekerja, tapi selama ini yang bekerja baru dari KLHK, dan ESDM yang lain harus menyusul termasuk pertanian, dan perindustrian.(*)
———
Jakarta, KLHK, 01 Maret 2024

Penanggung jawab berita:
Plt. Kepala Biro Hubungan Masyarakat, KLHK
Nuke Mutikania

Sumber: www.ppid.menlhk.go.id

Kemajuan Aksi Perubahan Iklim Indonesia: Leading by Examples

Nomor: SP.003/HUMAS/PPIP/HMS.3/1/2024

Tantangan dan Komitmen

Saat ini dunia menghadapi tantangan yang berat, bumi menghadapi triple planet challenges yakni perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan polusi.  Kenaikan suhu global telah menyebabkan panas ekstrim yang melanda berbagai wilayah termasuk Indonesia. Bahkan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Climate Ambition Summit atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ambisi Perubahan Iklim yang diselenggarakan di Markas Besar PBB di New York pada Bulan September 2023 sebagai bagian dari pertemuan Majelis Umum PBB ke-78 menyatakan bahwa “humanity has opened the gates of hell”, kemanusiaan telah membuka gerbang menuju neraka. Hal ini menunjukan bahwa krisis iklim sudah menjadi masalah yang sangat genting dan perlu menjadi perhatian serius semua negara.

Komitmen Indonesia dalam upaya menjaga kenaikan suhu global sesuai Persetujuan Paris (Paris Agreement) telah dituangkan dalam Kontribusi yang Ditetapkan secara Nasional (Nationally Determined Contribution, NDC) yaitu pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada tahun 2030 sebesar 31,89% dengan upaya sendiri dan sebesar 43,20% dengan bantuan internasional. Selain itu, Indonesia juga telah menyampaikan visi dan formulasi jangka panjang melalui dokumen Long-Term Strategy for Low Carbon and Climate Resilience (LTS-LCCR  2050), termasuk rencana Net Zero Emission (NZE) 2060 atau lebih cepat.  Untuk mendukung rencana pencapaian NZE 2060 atau lebih cepat, sektor FOLU (Forestry and Other Land Use) dan energi menjadi tulang punggung pengurangan emisi GRK Indonesia. Untuk memastikan kontribusi dari sektor FOLU, maka Indonesia telah menyusun Rencana Operasional FOLU Net-Sink 2030.

Pengurangan Emisi GRK

Keseriusan pemerintah Indonesia dalam penanganan Perubahan iklim dan pencapaian target NDC telah disampaikan oleh Presiden pada pidato pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim atau COP28 Dubai, Uni Emirat Arab.

Penyampaian terkait keberhasilan tersebut tentunya didukung dengan data dan informasi yang akurat, transparan dan kredibel. Sebagai mana data terkait dengan tingkat pengurangan emisi GRK dapat dilaporkan bahwa dari hasil perhitungan inventarisasi GRK nasional menunjukkan tingkat emisi GRK di tahun 2022 sebesar 1.220 Mton CO2e yang diperoleh dari masing-masing kategori/sektor yakni Energi sebesar 715,95 Mton CO2e, Proses Industri dan Penggunaan Produk, sebesar 59.15 Mton CO2e, Pertanian sebesar 89,20 Mton CO2e, Kehutanan dan Kebakaran Gambut sebesar 221,57 Mton CO2e dan Limbah sebesar 221,57 Mton CO2e. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2021), total tingkat emisi naik sebesar 6,9 %. namun tingkat emisi tahun 2022 apabila dibandinbgkan dengan BAU pada tahun yang sama menunjukkan pengurangan sebesar 42%.

Demikian juga untuk keberhasilan di sektor lain seperti FOLU (Forestry and Other Land Use). Dengan memperhatikan hasil pemantauan perubahan tutupan hutan dari tahun 2020 dan 2021, dapat dilihat bahwa Angka Deforestasi Netto Indonesia tahun 2021-2022 mengalami penurunan sebesar 8,4 %. Apabila dilihat dari data series setiap periode pengamatan mulai periode tahun 1996-2000, besaran deforestasi dapat mengalami peningkatan atau pengurangan. Hal itu terjadi karena dinamisnya perubahan penutupan lahan akibat aktivitas manusia dalam memanfaatkan lahan sehingga mengakibatkan hilangnya penutupan hutan atau penambahan penutupan hutan karena penanaman.

Sebagai gambaran umum, data deforestasi mulai periode tahun 1996-2000 hingga periode tahun pemantauan 2020-2021 menunjukkan bahwa deforestasi berhasil diturunkan pada titik terendah dalam 20 tahun terakhir yaitu pada angka 0,11 juta ha.

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2023 berhasil ditekan lebih kecil dibandingkan tahun 2019 dengan pengaruh El-Nino yang hampir sama, bahkan kondisi 2023 lebih kering. Kondisi ini diantisipasi melalui berbagai upaya pencegahan karhutla sejak awal tahun dan secara konsisten dilakukan berbagai upaya untuk mencegah karhutla, mulai dari monitoring hotspot, penetapan kebijakan, aksi-aksi di lapangan baik aksi pencegahan, pemadaman, hingga penegakan hukum. Hal ini dapat menjadi indikasi adanya keberhasilan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang efektif. Keberhasilan ini dicapai melalui keterpaduan dan kolaborasi para pihak dalam pengendalian karhutla.

Indonesia berhasil memitigasi dampak El Nino sehingga jumlah hotspot dan luas karhutla tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. Luas karhutla pada tahun 2023 adalah 1.161.192 ha sedangkan luas karhutla pada tahun 2019 adalah 1.649.258 ha. Penurunan luas karhutla jika dibandingkan tahun 2019 seluas 488.065 ha atau 29,59%. Sedangkan perbandingan total jumlah hotspot tahun 2019 dan 2023 : (tanggal 1 Januari – 31 Desember 2023), berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) dengan confident level high : 10.673 titik, pada periode yang sama tahun 2019 jumlah hotspot sebanyak 29.341 titik (terdapat kenaikan jumlah hotspot sebanyak 18.668 titik/ 63,62 %).

Sektor energi memiliki peran strategis dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik melalui proses transisi energi, khususnya pengembangan Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan (EBTKE), Rencana Pengembangan PLT Berbasis EBT pada Green RUPTL PLN 2021 – 2030 dengan mengacu Green RUPTL, pengembangan EBT akan menghasilkan total investasi sekitar USD 55,18 Miliar, membuka 281.566 lapangan kerja baru dan mengurangi emisi GRK sebesar 89 juta ton CO2e.

Rekognisi Pembayaran Berbasis Kinerja / Result-Based Payment (RBP)

Mengacu pada Article 5 Paris Agreement “Parties are encouraged to take action to implement and support, including through results-based payments,….…”, Indonesia telah dapat secara konkret menunjukkan kemajuan implementasi REDD+ yang merupakan bagian dari aksi mitigasi sektor FOLU.  REDD+ di Indonesia dilaksanakan melalui pendekatan secara nasional serta dapat diimplementasikan pada sub-nasional (provinsi), dengan kerangka kerja REDD+ yang mencakup empat elemen saling terkait mengenai arsitektur REDD+ dan implementasinya, dukungan sumberdaya serta kelembagaan, peraturan dan sistem.

Kinerja pengurangan emisi GRK Indonesia melalui REDD+ telah mendapatkan rekognisi internasional yang diwujudkan melalui pembayaran berbasis kinerja / Result-Based Payment (RBP).  Pada saat ini Indonesia tercatat sebagai negara yang menerima RBP paling besar, dengan total komitmen RBP sebesar USD 439,8 Juta, dimana dari total komitmen tersebut Indonesia telah menerima pembayaran sebesar USD 279,8 Juta.

RBP tersebut berasal dari: (1) RBP REDD+ melalui Green Climate Fund (GCF) sebesar USD 103,8 Juta untuk volume pengurangan emisi GRK 20,3 juta tCO2eq pada periode tahun 2014-2016.  RBP tersebut selanjutnya akan disalurkan kepada nasional dan subnasional yang telah bertkontribusi pada pengurangan emisi GRK (34 provinsi) melalui Mekanisme Pembagian Manfaat (Benefit Sharing Mechanism) yang telah disepakati bersama oleh pemangku kepentingan terkait; (2) Forest Carbon Partnership Facility (FCPF)-Carbon Fund tingkat sub nasional di Provinsi Kalimantan Timur sebesar USD 110 Juta untuk volume pengurangan emisi GRK 22 Juta tCO2e untuk periode tahun 2019-2024; (3) BioCarbon Fund – the Initiative for Sustainable Forest Landscapes (BioCF – ISFL) tingkat sub nasional di Provinsi Jambi sebesar USD 70 Juta untuk kinerja pengurangan emisi periode tahun 2020-2025; (4) Result Based Contribution (RBC) melalui kerjasama RI-Norway sebesar USD 56 juta untuk volume pengurangan emisi GRK sebesar 11,2 juta tCO2eq periode tahun 2016-2017 (tahap 1) dan sebesar USD 100 Juta untuk pengurangan emisi GRK sebesar 20 juta tCO2e untuk periode 2017-2019 (tahap 2).

Keberhasilan Indonesia dalam mengimplementasikan REDD+ dan menerima RBP telah direkognisi oleh UNFCCC dan menjadi contoh baik implementasi skema REDD+. Oleh karenanya, pada rangkaian COP28 di UAE, Dubai, Indonesia diminta berbagi pengalaman keberhasilan pelaksanaan REDD+ pada side event UNFCCC dan pada sesi-sesi diskusi di beberapa Pavilion Negara Pihak, termasuk Pavilion Ecuador, Brazil, dan Indonesia.

Program Komunitas untuk Iklim (Proklim)

Masyarakat secara partisipatif telah melakukan aksi iklim baik adaptasi maupun mitigasi perubahan iklim di tingkat tapak.  Kontribusi nyata aksi iklim oleh masyarakat di tingkat tapak telah didorong dan difasilitasi melalui Program Kampung Iklim (ProKlim) sejak tahun 2012 dan menjadi gerakan nasional pada tahun 2015.  Hingga tahun 2023 ProKlim telah dilaksanakan pada 7.264 lokasi ProKlim.

Sejalan dengan semangat peningkatan ambisi pengurangan emisi GRK, pada tahun 2023 ProKlim telah bertransformasi (rekonseptualisasi) menjadi Program Komunitas untuk Iklim (ProKlim). Dengan konsep yang baru diharapkan ProKlim dapat menjangkau kelompok yang lebih luas dan membuka peluang seluruh pihak untuk memberikan konstribusi lebih luas, seperti: komunitas sekolah, komunitas kampus, komunitas pesantren, komunitas penggiat lingkungan, dan komunitas lainnya.
ProKlim dilakukan secara sistematis dan dicatatkan dalam Sistem Registri Nasional (SRN) PPI.  Rekonseptualisasi ProKlim ini diharapkan mampu mengakselerasi pencapaian target pembentukan 20.000 kampung iklim pada 2024 serta menggalang partisipasi aktif dari kelompok masyarakat/komunitas yang lebih luas dan beragam serta para pemangku kepentingan dalam beradaptasi dan bermitigasi untuk merespon dampak negatif perubahan iklim.

Keberhasilan Negosiasi di Tingkat Global

Indonesia sebagai bagian dari bangsa-bangsa di dunia sangat aktif dalam melakukan diplomasi dan negosiasi untuk memperjuangkan upaya pengendalian perubahan iklim di tingkat global. Partisipasi dan diplomasi Indonesia, melalui aksi nyata (leading by example) telah memberikan warna dan mempengaruhi hasil berbagai negosiasi isu perubahan iklim.  Lebih lanjut, aksi-aksi nyata yang telah dilakukan Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia lebih awal menginisasi beberapa kasi pengendalian perubahan iklim sebelum aksi tersebut menjadi komitmen atau keputusan di tingkat global, sebagai contoh pada saat COP UNFCCC memandatkan agar Negara Pihak untuk meningkatkan ambisi pengurangan emisi GRK yang sejalan dengan skenario 1,5oC, Indonesia justru telah mulai menyusun Dokumen Second NDC Indonesia, yang menyelaraskan target NDC Indonesia dengan skenario 1,50C yang tercantum dalam dokumen Long Term Strategy – Low Carbon and Climate Resilience (LTS-LCCR) 2050 dengan target pengurangan emisi GRK global tahun 2030: 43% dan tahun 2035: 60% terhadap tingkat emisi GRK tahun 2019. Contoh lainnya adalah Indonesia telah menyampaikan target NDC yang economy-wide dan mencakup 6 (enam) jenis GRK mencakup seluruh sektor dan kategori sesuai kondisi nasional, sementara banyak Negara Pihak lainnya belum menyampaikan target NDC secara economy-wide.

Kontribusi dalam Konteks Regional (ASEAN)

Kepemimpinan Indonesia dalam Pengendalian Perubahan Iklim juga ditunjukkan melalui kerja sama regional.  Pada masa keketuaan ASEAN 2023, Indonesia telah menginisiasi 3 (tiga) deliverables terkait pengendalian perubahan iklim, yakni: (1) ASEAN Joint Statement on Climate Change to the COP 28 UNFCCC (AJSCC); (2) ASEAN Community-based Climate Action; dan (3) ASEAN Co-ordinating Centre for Transboundary Haze Pollution Control (ACCTHPC).

AJSCC merupakan dokumen berisi posisi dan pandangan ASEAN mengenai kebijakan perubahan iklim global. Sebagai ASEAN Chair 2023, Indonesia menjadi lead country penyusunan AJSCC to the COP 28. ASEAN menyerukan seluruh Parties untuk memperkuat komitmennya dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendesak negara maju untuk memenuhi komitmennya memberikan dukungan finansial sebesar 100 billion USD/tahun.

ASEAN Community-based Climate Action merupakan kajian yang disusun dengan mempertimbangkan kondisi geografis ASEAN yang merupakan wilayah rentan terhadap dampak perubahan iklim. Dalam hal ini, Non Party Stakeholders (NPS), termasuk komunitas lokal, mempunyai peran penting dalam upaya kawasan untuk mengatasi perubahan iklim. Tujuan kajian ini untuk mengembangkan sistem manajemen pengetahuan aksi iklim berbasis komunitas dan mendorong partisipasi komunitas lokal untuk melaksanakan aksi iklim di Kawasan ASEAN.

Sedangkan deliverable ke-3, yaitu ACCTHPC berfungsi untuk: (i) memfasilitasi kerja sama dan koordinasi kebakaran lahan dan/atau hutan atau pencemaran asap yang timbul dari kebakaran di Kawasan ASEAN, (ii) membangun sistem informasi, keahlian, teknologi, teknik dan pengetahuan, dan (iii) penguatan kerjasama mitra penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di kawasan ASEAN.  ACCTHPC berlokasi di Jakarta, Indonesia.

Penguatan Aksi Perubahan Iklim

Dalam upaya mendorong upaya pengurangan emisi gas rumah kaca, Indonesia telah memikirkan pemberian insentif kepada para pelaku aksi mitigasi, yaitu melalui kebijakan Nilai Ekonomi Karbon (NEK), yaitu melalui Perdagangan Karbon. Indonesia juga telah mengimplementasikan Enhance Transparency Framework sebagai mandat artikel 13 Paris Agreement, yang antara lain membangun Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN-PPI) untuk merekognisi aksi-aksi yang telah dilakukan oleh stakeholders yang telah mengikuti metodologi dan aturan-aturan yang telah disepakati Internasional. Melalui proses di SRN dapat diterbitkan Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) yang dapat diperjualbelikan sebagai bagian dari insentif kepada para pelaku aksi mitigasi.

Pemerintah Indonesia terus meningkatkan upaya penyadartahuan dan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim kepada seluruh elemen masyarakat terkait dengan masalah Iklim dan Karbon, seperti efisiensi energi, pengelolaan, dan mencegah kebakaran hutan dan lahan.  Sangat diharapkan kepada masyarakat luas di tingkat tapak untuk menghindari terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang akan berkontribusi besar terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca.  Untuk itu Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membangun dan menyediakan layanan publik berupa Rumah Kolaborasi dan Konsultasi Iklim dan Karbon (RKKIK) untuk meningkatkan literasi perubahan iklim dan kolaborasi antara para pemangku kepentingan.

Untuk lebih dapat berkontribusi dalam upaya global pengendalian perubahan iklim dan menjaga kepentingan bangsa Indonesia, Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan akan terus menguatkan aksi nyata dan memimpin dengan contoh (leading by examples)(*)
_________________
Jakarta, KLHK, 12 Januari 2024

Penanggung jawab berita:
Plt. Kepala Biro Hubungan Masyarakat, KLHK
Nunu Anugrah

Sumber: www.ppid.menlhk.go.id

KLHK Selenggarakan Festival LIKE Di Indonesia Arena Akhir Pekan Ini

Nomor: SP.301/HUMAS/PPIP/HMS.3/09/2023

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), didukung oleh para mitra kerja akan menyelenggarakan Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan energi Baru Terbarukan (LIKE) di Indonesia Arena, Kawasan GBK, Jakarta pada tanggal 16 -18 September 2023. Festival LIKE ini juga merupakan rangkaian Road to COP 28 UNFCCC, yang akan dilangsungkan di Dubai, UEA akhir November tahun ini.

Festival LIKE adalah ajang mengenalkan aktualisasi kerja dan langkah-langkah korektif kebijakan, serta implementasinya di sektor kehutanan dan lingkungan hidup dengan prinsip-prinsip: (1) Keberpihakan kepada masyarakat, mendorong masyarakat untuk produktif melalui akses kelola hutan sosial; (2) Meningkatkan upaya pemulihan lingkungan dengan indikator pengendalian deforestasi, kerja penanaman pohon dan penanganan ekoriparian, replikasi ekosistem, menjaga kawasan konservasi dan satwa liar (wild life) serta ekosistemnya; (3) Meningkatkan produktivitas dunia usaha untuk pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah, mengembangkan desa-desa pusat pertumbuhan dengan kemitraan dunia usaha dan masyarakat keseimbangan produktivitas; (4) Eksplorasi sumber daya untuk pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT); dan (5) Pemanfaatan teknologi untuk usaha-usaha produktivitas, ekonomi dan menjaga kelestarian lingkungan melalui perencanaan, implementasi dan monitoring dengan sistem yang dapat diandalkan.

Penerapan prinsip-prinsip tersebut dan aktualisasinya disampaikan dalam Festival LIKE selama 3 hari melalui kegiatan-kegiatan yang diatur dalam empat tematik materi, yaitu: (a) Komitmen Energi Baru Terbarukan, pada Zona Biru; (b) Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, pada Zona Hijau; (c) Inovasi Pemulihan Lingkungan, pada Zona Kuning; dan (d) Masyarakat Sejahtera Alam Lestari, pada Zona Ungu.

Pada masing-masing zona berisi berbagai kegiatan, seperti: Talkshow, Coaching Clinic, Seller Meet Buyers, Demo inovasi, Pertunjukan Seni Budaya dan Musik, serta Perlombaan. Festival LIKE rencananya akan dihadiri oleh ribuan Petani Perhutanan Sosial dari seluruh Indonesia yang telah mendapatkan izin alokasi lahan perhutanan sosial dari Presiden Joko Widodo, sebagai wujud pemerataan ekonomi.

Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) KLHK, Agus Justianto saat bertemu dengan awak media di Jakarta (12/09/2023) menyampaikan bahwa tema yang diangkat dalam festival ini terkait pelindungan lingkungan hidup, pemulihan lingkungan, energi baru terbarukan, hingga komitmen pemerintah terhadap lingkungan. Agus juga menyampaikan bahwa pada puncak acara nanti direncanan akan dihadiri Yth. Bapak Presiden Joko Widodo pada tanggal 18 September 2023.

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK, Sigit Reliantoro pada kesempatan yang sama juga menyampaikan bahwa Festival ini juga merupakan pameran pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, pameran ini mencerminkan potret-potret mulai dari membuat langkah korektif kebijakan, membuat base line, hingga mengeksekusi kebijakan.

Masyarakat dapat mengunjungi pameran dan mengikuti talkshow dan coaching clinic yang diselenggarakan di area gedung Indonesia Arena di Kawasan Gelora Bung karno mulai tanggal 16-18 September 2023.(*)
_____________________
Jakarta, KLHK, 12 September 2023

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat, KLHK
Nunu Anugrah

Sumber: PPID KemenLHK http://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/7369/klhk-selenggarakan-festival-like-di-indonesia-arena-akhir-pekan-ini

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023: KLHK Anugerahkan Penghargaan Kalpataru Dan Selenggarakan Festival Pesona

Nomor: SP.177/HUMAS/PPIP/HMS.3/06/2023

Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia atau World Environment Day diperingati setiap tanggal 5 Juni, dimulai sejak tahun 1972 ketika Majelis Umum PBB menetapkan 5 juni sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada saat Konferensi Stockholm. Setiap tahunnya, HLH dirayakan dengan tema yang berbeda-beda dan pada tahun 2023 ini mengusung tema Beat Plastic Pollution, yakni seruan untuk bertindak guna menangani sampah plastik dan mencari solusi terkait polusi plastik. 

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada Peringatan HLH tahun 2023 ini mengisi dengan berbagai rangkaian kegiatan. Pertama, penganugerahan Penghargaan Kalpataru 2023, yang diberikan kepada 10 Penerima Penghargaan dan 1 penerima penghargaan khusus. Tokoh-tokoh tersebut adalah untuk kategori Perintis: (1) Muhammad Ikhwan Am. dari Sulawesi Selatan; (2) Misman, Kalimantan Timur; (3) Asep Hidayat Mustopa, Jawa Barat, dan (4) Dani Arwanton, DKI Jakarta. Kemudian untuk kategori Penyelamat: (1) Perkumpulan Pengelola Hutan Adat Dayak Abay Sembuak dari Kalimantan Utara, (2) Yayasan Ulin, Kalimantan Timur, (3) LPHK Damaran Baru, Aceh.

Selanjutnya untuk kategori Pengabdi diberikan kepada Arsyad dari Nusa Tenggara Timur. Penghargaan Kaplataru untuk kategori Pembina dianugerahkan kepada Petronela Merauje (Papua) dan Dr. Ir. Nugroho Widiasmadi, M.Eng (Jawa Tengah). Selain itu, diberikan penghargaan khusus bidang Pengembangan Jejaring Ekowisata kepada H. Awam (Jawa Barat).

Menteri LHK, Siti Nurbaya memberikan langsung penghargaan Kalpataru secara langsung kepada tokoh terpilih di Manggala Wanabakti, Jakarta, Senin (5/6/2023). Usai memberikan penghargaan, Menteri Siti menyampaikan bahwa keberadaan Penghargaan Kalpataru sangat penting.

Hal tersebut mengingat secara prinsip bahwa pendekatan penanganan, perlindungan dan pengelolaan lingkungan harus dilakukan dengan pendekatan Konstitusionalitas dan Prosedural, sebagai refleksi kaitan antara demokrasi dan lingkungan, yakni demokrasi dan rasa untuk menjaga lingkungan, dimana ada kaitan filosofis, pelembagaan yang mendorong praktek atau rintisan untuk membangun nilai-nilai yang menghargai lingkungan, serta menerapkan secara mendasar prinsip kelestarian lingkungan atau deep-green pada penempatan dalam berbagai kebijakan).

“Aktualisasinya dalam bentuk dan orientasi partisipasi yang lebih dan semakin luas atau wider participation, adopsi kebijakan-kebijakan yang berorientasi hijau serta jelasnya kaitan antara partisipasi dan hasil atau keluaran yang makin kental dimensi kelestariannya atau greener outcome,” ungkap Menteri Siti. 

Peringtan HLH 2023 ini, KLHK juga menyelenggarakan Festival PeSona (Perhutanan Sosial Nasional) pada tanggal 5–7 Juni 2023 di Gedung Manggala Wanabakti. Festival ini dibuka untuk umum dan selama festival, dilaksanakan beberapa kegiatan anta lain: Temu Inovasi Perhutanan Sosial, Pameran Produk Hutan Sosial dan Coaching Clinic, Seminar/Talkshow dan Podcast, Pentas Seni Budaya dan Aneka Lomba untuk meningkatkan pemahaman dan kecintaan lingkungan.

Melalui event ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, apresiasi, dan membuka kesempatan semua pihak untuk berkolaborasi dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan. Penghargaan Kalpataru tidak hanya memberi penghargaan secara simbolis, namun untuk dampak yang lebih luas: memo¬tivasi dan mendorong kesadaran, kepedulian, kepeloporan, dan peran aktif masyarakat dalam perlindungan, pengelolaan serta pelestarian fungsi lingkungan hidup dan kehutanan.

Menteri Siti menerangkan bahwa rangkaian kegiatan dalam Festival Pesona Tahun 2023 ini diharapkan dapat merefleksikan keberhasilan program Hutan Sosial dan sebagai apresiasi terhadap peran para pelaku Hutan Sosial yang telah berhasil melakukan inovasi, kreatifitas atau mendampingi dan menggerakan komunitas dalam mengelola dan melestarikan hutan yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Selain itu, kegiatan ini diharapkan menjadi platform untuk bertukar pikiran dan menerapkan langkah-langkah praktis termasuk bila mungkin menjadi arena seller meet buyer untuk membangun kolaborasi bagi masyarakat, pemerintah, pelaku hutan sosial, swasta dan akademisi dalam mengembangkan usaha hutan sosial.

“Festival Pesona ini juga menjadi bagian penting dalam kerja-kerja kita dalam Perhutanan Sosial yang secara prinsip bahwa perhutanan Sosial dibangun untuk keberpihakan pada masyarakat atau small holders, memperhatikan dan menerapkan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan serta membangun produktivitas dan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat,” terang Menteri Siti.

Pada kesempatan ini juga sebagai penanda dimulainya kegiatan inovasi perusahaan Proper Hijau dan Emas, akan diadakan penandatanganan kesepahaman/pernyataan kesanggupan antara enam perwakilan perusahaan Proper dengan Direktur Jenderal PSKL dan Direktorat Jenderal PPKL, yaitu: PT. Astra Internasional, Tbk, PT. Pertamina (Persero), PT. Semen Padang, PT. Paiton Energy, PT. PLN Indonesia Power, dan PT. Pertamina Gas Negara.

Pada penghargaan Kalpataru ini, turut hadir juga Wakil Menteri LHK, para Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama lingkup KLHK, Dewan Pertimbangan Kalpataru, Penasehat Senior Menteri, serta undangan. (*)

Jakarta, KLHK, 5 Juni 2023

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat, KLHK
Nunu Anugrah

Website:
www.menlhk.go.id
www.ppid.menlhk.go.id

Youtube:
Kementerian LHK

Selengkapnya baca di: http://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/7215/peringatan-hari-lingkungan-hidup-sedunia-2023-klhk-anugerahkan-penghargaan-kalpataru-dan-selenggarakan-festival-pesona

SIARAN PERS Nomor: SP.198/HUMAS/PPIP/HMS.3/07/2022 Tentang Penganugerahan KALPATARU Tahun 2022 dan Penyerahan Penghargaan NIRWASITA TANTRA Tahun 2021

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Alue Dohong menyerahkan Penghargaan Kalpataru tahun 2022 kepada 10 orang penerima dan Penghargaan Nirwasita Tantra tahun 2021 kepada 42 orang kepala daerah, pada Hari Rabu, 20 Juli 2022 di Jakarta. Penghargaan ini merupakan wujud apresiasi pemerintah kepada para pemimpin daerah dan pejuang lingkungan yang telah menjadi ujung tombak/garda terdepan dalam upaya pemulihan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan di Indonesia.

Penghargaan ini secara rutin diberikan oleh KLHK, kepada mereka yang telah terbukti memiliki kepedulian, komitmen, prakarsa, inovasi, motivasi, dan kreativitas secara berkelanjutan, sehingga berdampak positif terhadap ekonomi, sosial dan lingkungan.

“Para pemimpin dan pejuang lingkungan hidup peraih penghargaan ini diharapkan menjadi contoh, inspirasi, dan pemicu yang mendorong inisiatif dan partisipasi individu atau kelompok masyarakat lainnya secara lebih luas,” ujar Wakil Menteri (Wamen) LHK, Alue Dohong dalam arahannya pada acara ini.

Wamen menekankan agar para penerima Penghargaan Kalpataru dan Nirwasita Tantra menjaga amanah untuk terus menjaga kelestarian dan keberlanjutan lingkungan hidup dan kehutanan di bumi yang hanya satu ini, demi generasi mendatang.

Wamen Alue juga menyatakan jika selain dengan memberikan penghargaan terhadap para pemimpin daerah dan pejuang lingkungan, Pemerintah juga terus mengupayakan berbagai inisiatif dalam menjaganya keberlanjutan lingkungan salah satunya dengan inisiatif menjadikan sektor FOLU (Forest and other Land Uses) sebagai Net Sink di tahun 2030 melalui Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.

“Jadi Pemerintah menargetkan pada tahun 2030, emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan akan seimbang antara pelepasan dan penyerapannya,” ujar Wamen.

Dengan Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 Pemerintah berharap akan timbul manfaat ganda berupa pengurangan terukur laju emisi, perbaikan dan peningkatan tutupan kanopi hutan dan lahan, perbaikan berbagai fungsi hutan seperti tata air, iklim mikro, ekosistem, konservasi biodiversity, sekaligus sumbangan bagi kesejahteraan, kesetaraan dan kesehatan masyarakat, serta tegaknya hukum.

“Prinsipnya adalah mengembalikan keberadaan hutan alam nasional dan fungsinya sebagai penyangga kehidupan secara utuh,” imbuh Wamen Alue.

Penerima Penghargaan Kalpataru tahun 2022, kepada 10 penerima, terdiri dari: 3 (tiga) Penerima kategori Perintis, 3 (tiga) kelompok Penerima kategori Penyelamat, 2 (dua) penerima kategori Pengabdi dan 2 (dua) penerima kategori Pembina. Selain itu diberikan pula 1 (satu) penghargaan khusus bidang kolaborasi dalam pengabdian lingkungan.

Penerimaan Penghargaan Kalpataru tahun 2022 kategori pembina adalah: (1) Pendeta Rasely Sinampe 49 tahun, tokoh agama yang berasal dari Toraja tepatnya di Wilayah Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan. (2) Eliza Marthen Kissya 73 tahun, seorang putra daerah penerus adat Kewang secara turun temurun di Negeri Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Untuk kategori penyelamat lingkungan penghargaan diberikan kepada (3) Masyarakat Hukum Adat Mului merupakan kelompok masyarakat adat yang berada di Desa Swan Slutung, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur, (4) Kelompok Tani Hutan (KTH) KOFARWIS adalah kelompok tani yang berada di Kawasan Hutan Rimba Jaya, Biak Numfor, Papua, dan (5) Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) berawal dari komunitas yang memberikan perhatian serius pada program perlindungan dan pelestarian Bekantan dengan misi “Save Our Mascot” dan tahun 2018 melalui program “Bekantan Goes Global”.

Selanjutnya untuk kategori pengabdi lingkungan penghargaan kalpataru diberikan kepada: (6) Dodi Permana 36 tahun, seorang anggota POLRI berpangkat Aipda yang juga pelopor berdirinya Bank Sampah DP Partner, dan (7) Zulkifli 46 tahun, warga kelurahan Tobeleu, kota Ternate Utara, seorang Pegawai Negeri Sipil yang berhasil mengatasi krisis air bersih di daerahnya. Kemudian untuk kategori perintis lingkungan penghargaan diberikan kepada: (8) Leni Haini 45 tahun, mantan atlet dayung Nasional kelahiran Jambi, dengan prestasi yang membanggakan baik di tingkat Nasional maupun Internasional yang menyelamatkan ekosistem Danau Sipin seluas 120 ha dari sampah dan enceng gondok, (9) Da’im 61 tahun adalah pejuang lingkungan di lereng Gunung Lemongan yang pantang menyerah memperbaiki kondisi hutan yang gersang dan rawan banjir di desanya, dan (10) Rudi Hartono 27 tahun, seorang yang berhasil merintis perbaikan ekosistem mangrove dan pesisir di desanya, Desa Sungai Kupah, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat.

Terakhir Penghargaan Kalpataru tahun 2022 juga diberikan untuk kategori khusus bidang kolaborasi dalam pengabdian lingkungan kepada Gerakan Ciliwung Bersih Kelurahan Karet Tengah Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat.

Sedangkan Penghargaan Nirwasita Tantra tahun 2021 diserahkan kepada 42 pemimpin daerah terbaik yang dibedakan dalam kategori Provinsi, Kabupaten Besar, Kabupaten Sedang, Kabupaten Kecil, Kota Besar, Kota Sedang dan Kota Kecil. Tiap Kategori diberikan kepada 3 Kepala Daerah terbaik, 3 DPRD terbaik, dan 5 Pemerintahan terbaik.

Selain penyerahan Penghargaan Kalpataru Tahun 2022 dan Nirwasita Tantra tahun 2021, akan dirangkaikan dengan Talkshow bertema “Satu Bumi untuk Masa Depan” – Kolaborasi Anak Muda Cinta Lingkungan, yang melibatkan narasumber dari pemerintah (Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK Bambang Supriyanto), penerima penghargaan Kalpataru tahun 2022 (Rudi Hartono dan Amalia), dan Pemerintah Daerah (Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Bupati Lumajang Thoriqul Haq).

Bercermin pada kiprah para pemimpin dan pahlawan lingkungan ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengajak partisipasi dan kepedulian semua pihak terutama generasi muda untuk berbuat lebih nyata untuk melestarikan lingkungan hidup dan kehutanan demi terwujudnya bumi yang bersih dan hijau.

Penetapan penerima Penghargaan Kalpataru tahun 2022 berdasarkan Surat Keputusan Menteri LHK Nomor SK.533/MENLHK/PSKL/PSL.3/5/2022 tanggal 30 Mei 2022, tentang Penerima Penghargaan Kalpataru tahun 2022. Penghargaan Kalpataru adalah penghargaan yang diberikan kepada mereka, baik individu, maupun kelompok, yang dinilai berjasa dalam merintis, mengabdi, menyelamatkan dan membina perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan, yang bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada masyarakat baik individu maupun kelompok yang berjasa dan telah mendedikasikan hidupnya untuk kepentingan lingkungan hidup dan kehutanan.

Program Kalpataru yang telah berjalan selama 42 tahun, telah mencatat sebanyak 408 Penerima Kalpataru dari seluruh Provinsi di Indonesia.

Kemudian untuk penetapan penerima penghargaan Nirwasita Tantra tahun 2021 adalah berdasarkan Surat Keputusan Menteri LHK Nomor 161, 162 dan 553. Nirwasita Tantra adalah penghargaan pemerintah yang diberikan kepada kepala daerah yang dalam kepemimpinannya berhasil merumuskan dan menerapkan kebijakan sesuai prinsip metodologi pembangunan berkelanjutan sehingga mampu memperbaiki kualitas lingkungan hidup.

Sejak mulai diselenggarakannya Penghargaan Nirwasita Tantra pada tahun 2016 dan berjalan sampai dengan tahun ini tercatat sebanyak 1137 peserta penerima yang dilihat dari jumlah pengirim Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) kepada KLHK, yang terdiri dari 145 Provinsi, 691 Kabupaten, dan 301 Kota. Pada tahun 2021 proses penentuan pemenang dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu pengiriman dokumen, penapisan tahap awal, penapisan tahap 2, dan pembuatan video klarifikasi, dan pengumuman pemenang.(*)
____
Jakarta, KLHK, 20 Juli 2022

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat, KLHK
Nunu Anugrah

Website:
www.menlhk.go.id
www.ppid.menlhk.go.id

Youtube:
Kementerian LHK

Facebook:
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Instagram:
kementerianlhk

Twitter:
@kementerianlhk