Kunjungan Lapangan: FOLU Net Sink

Kabar Pesona Edisi 31 Januari

Dalam upaya mengatasi perubahan iklim, proyek inovatif bernama Folu Net Sink menjadi perhatian utama pemerintah. Proyek ini, yang bertujuan mengurangi emisi karbon dan memperkuat kapasitas penyerapan karbon oleh tanah, telah menarik perhatian Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan.

Sebagai bagian dari pemantauan proyek, Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan bersama jajaran petinggi melakukan kunjungan lapangan ke lokasi HKm Kalibiru di Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta. Mereka fokus pada area penanaman pohon, plot pertanian model, wisata, dan stasiun pengukuran emisi karbon.Rute perjalanan dirancang dengan cermat untuk mencakup semua aspek utama dari proyek.Peserta kunjungan memantau secara langsung tanaman dan mencatat informasi terkait pertumbuhan, jenis tanaman, serta kesehatan umumnya.

Areal wisata, yang direncanakan sebagai percontohan kegiatan Folu Net Sink, juga menjadi perhatian utama. Hasil positif terlihat dari kunjungan ini, termasuk peningkatan kelola izin perhutanan sosial, kesejahteraan petani yang meningkat, dan penurunan emisi karbon.Meskipun begitu, para peserta mengidentifikasi beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti pengelolaan izin perhutanan sosial dan pendekatan pendidikan masyarakat yang lebih efektif.

Perlu ditekankan bahwa penguatan pendekatan partisipatif dengan masyarakat setempat dan pemantauan rutin terhadap kesehatan lingkungan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan tersebut.Meskipun beberapa hambatan masih ada, hasil positif yang teramati memberikan keyakinan bahwa proyek Folu Net Sink memiliki potensi untuk menjadi model efektif dalam menghadapi perubahan iklim.

Kunjungan lapangan ini tidak hanya memberikan pemahaman mendalam tentang pelaksanaan proyek, tetapi juga menjadi langkah konkret pemerintah dalam mendukung solusi berkelanjutan untuk perubahan iklim.

Sumber: Kabar Pesona PSKL

Baca Selengkapnya di: http://pskl.menlhk.go.id/berita/668-berita-kabar-pesona-edisi-31-januari-2024.html

Kontribusi PS terhadap NEK: Peran Strategis Menuju Perhutanan Sosial Berkelanjutan

Berita kabar Pesona Edisi 30 Januari

19 Januari 2024, Direktur Jenderal PSKL memaparkan progres penting terkait penyusunan Pedoman NEK pada Perhutanan Sosial. Pedoman ini, tengah menjadi sorotan utama, diharapkan dapat selesai dengan cepat guna merespons pertanyaan banyak pihak tentang kontribusi PS dalam NEK.

Areal PS yang telah ditetapkan seluas 4,06 juta ha diarahkan sebagai kontribusi untuk FOLU. Dengan target capaian akses kelola PS mencapai 8 juta ha pada Oktober 2024, langkah-langkah inisiatif karbon sukarela di PS sedang giat dilakukan, termasuk penggunaan Plan Vivo. Namun, Pihak PSKL memberikan himbauan untuk menahan diri, mengingat regulasinya masih dalam tahap pengembangan.

Pedoman yang disusun merujuk pada Perpres 89 tahun 2021, dan Direktorat Jenderal PSKL memberikan rekomendasi dengan persyaratan dasar, termasuk adanya SK pelaku usaha NEK. Telah tersedia RKPS dan KUPS, dengan PS berkategori Silver, serta dokumentasi DRAM menjadi fokus dalam pelaksanaan.

Sementara itu, Direktur Jenderal PPI mencatat era tata kelola NEK yang dimulai pada 2021. Catatan tersebut mencakup pemilahan legal basis yang relevan dan fokus pada perdagangan karbon, terutama dalam mekanisme RBP REDD+ dan RBE Benefit Sharing di tingkat provinsi dan kabupaten.

Dalam diskusi, muncul poin kritis terkait pembayaran berbasis kinerja yang harus selaras dengan Permenlhk 70 Tahun 2017. PS, sebagai bagian dari mitigasi, berkomitmen pada 4,06 juta ha untuk HKm, HD, HTR, dan Kemitraan Kehutanan. Hutan adat mendapat perhatian khusus dalam FOLU. Diskusi mendalam menyentuh aspek teknis, seperti penyusunan DRAM, safeguard, uncertainty, laporan LCAM, leakage, permanency, dan reversal.

Peran pemerintah dalam memberikan pendampingan mekanisme perdagangan karbon, definisi kriteria umum dan khusus, serta manfaat program menjadi sorotan dalam penyusunan pedoman. Dengan demikian, catatan rapat ini menjadi tonggak penting dalam melangkah menuju tata kelola NEK yang transparan dan terukur, memastikan kontribusi PS berdampak positif pada pengurangan emisi dan keberlanjutan Perhutanan Sosial.

Sumber: Kabar Pesona PSKL

Baca berita selengkapnya di http://pskl.menlhk.go.id/berita/667-berita-kabar-pesona-edisi-30-januari-2024.html