Bekantan dan Anak Muda: Menolak Punah

Berdasarkan laporan yang disediakan oleh International Union for the Conservation of Nature (IUCN) pada tahun 2022, total spesies hewan Indonesia yang terancam ada 1.225 spesies. Dari jumlah tersebut, 192 di antaranya sangat terancam punah, 361 terancam punah, dan 672 rentan terancam punah. Sementara itu, 3 spesies sudah dinyatakan punah.

 

Pada tahun 2000, bekantan (nasalis larvatus) yang berhabitat di hutan bakau, rawa dan hutan panti dikategorikan sebagai hewan dengan status endangered atau terancam punah oleh IUCN. Hewan endemik Kalimantan yang dikenal pemalu dan pandai berenang ini telah menjadi fauna maskot Kalimantan Selatan sejak tahun 1990. Adanya konflik dengan manusia seperti konversi lahan dan degradasi habitat serta sulitnya perkembangbiakan di habitat asli ditengarai menjadi alasan bekantan terancam punah.

Keresahan ini membuat Pusat Studi & Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia (Biodiversitas Indonesia) untuk mendirikan Komunitas Sahabat Bekantan Indonesia (SBI). Komunitas ini dibentuk dalam rangka membantu pemerintah dalam upaya perlindungan bekantan di Prov. Kalimantan Selatan. Tujuannya adalah sosialisasi untuk pelestarian dan perlindungan bekantan, pencegahan dan penghentian perburuan serta perdagangan bekantan, dan konservasi secara in-situ dan ex-situ. Ada tiga kegiatan besar yang sedang dilakukan SBI dalam upaya melindungi dan melestarikan bekantan yaitu:

  1. Konservasi, dengan mendirikan pusat rehabilitasi di Kota Banjarmasin dan stasiun riset bekantan di Pulau Curiak.
  2. Restorasi mangrove rambai melalui mangrove rambai center. Hingga 2021 sudah menanam 1.100 lebih mangrove rambai kurang lebih seluas 10 Ha.
  3. Mengembangkan eco-wisata bekantan.

Menariknya, Yayasan SBI yang didirikan sejak tahun 2012, sebagian besar anggotanya adalah ana-anak muda pada tingkat perguruan tinggi. Perhatian dan waktu yang diberikan oleh anak-anak muda terhadap kelestarian alam Indonesia perlu mendapat apresiasi setinggi-tingginya dari berbagai pihak dalam berbagai bentuk. Mereka adalah penerus yang akan menjaga tanah air Indonesia yang kaya akan flora dan fauna, sangat disayangkan jika generasi berikutnya hanya mengetahi flora dan fauna yang telah menjadi sejarah melalui foto dan video tanpa tahu bentuk nyatanya di alam.

Pada tahun 2022, SBI dianugerahi penghargaan Kalpataru kategori Penyelamat. Salah satu dari 10 penerima penghargaan Kalpataru tahun 2022. Penerima penghargaan bukanlah pemenang, melainkan sebuah apresiasi tertinggi Pemerintah Indonesia kepada masyarakat yang berjasa terhadap kelestarian alam dan lingkungan. Harapannya, bahwa dari seluruh penerima Kalpataru bisa menjadi dan memberi contoh serta dan mengajari dalam melakukan pola-pola kegiatan kelestarian alam dan lingkungan.

Selain penerima penghargaan Kalpataru, di seluruh Indonesia, ada ribuan anak muda yang peduli dengan isu-isu lingkungan. Dalam kelompok-kelompok kecil sefrekuensi, mereka bergerak bahu-membahu melakukan  kampanye dan aksi kegiatan menjaga alam dan lingkungan. Dari mereka kita belajar bahwa menjaga kelestarian alam dan lingkugan bisa dimulai dari diri sendiri dan melalui hal-hal kecil.

Ditulis : Ridwan F (Staf Dit, Kemitraan Lingkungan)

Editor : Nurhayati (Jafung Madya Dit. Kemitraan Lingkungan)

Sumber:

https://www.iucnredlist.org/

https://www.bekantan.org/

https://kmisfip2.menlhk.go.id/news/detail/554

SEJARAH KALPATARU

Bangsa Indonesia memiliki sumberdaya alam yang sangat melimpah, maka kelestarian alamnya pun menjadi tanggungjawab semua elemen masyarakat. Sejak 1980, Pemerintah Indonesia memberikan Penghargaan Kalpataru kepada meraka yang berjasa dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Hingga tahun 2022, sudah ada 408 penerima Penghargaan Kalpataru yang tersebar di seluruh Indonesia. Penghargaan Kalpataru adalah penghargaan yang diberikan kepada mereka, baik individu, maupun kelompok, yang dinilai berjasa dalam merintis, mengabdi, menyelamatkan, dan membina perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan.

Relief Kalpawreksa atau Kalpataru di Candi Pawon yang dijaga Kinnara-Kinnari, Apsara, dan Dewata

Relief Kalpataru di Candi Prambanan yang diapit Kinnara-Kinnari

Berdasarkan asal-usulnya, Lambang Kalpataru merujuk kepada relief pohon yang terdapat di Candi Mendut, relief ini juga ditemukan di Candi Pawon, Candi Prambanan, dan Candi Borobudur, Jawa Tengah. Secara bahasa, pohon ini bernama Kalpawreksa (aksara Dewanagari), Kalpavṛkṣa (International Alphabet of Sanskrit Transliteration, IAST), atau Kalpataru, Kalpadruma, dan Kalpapāda. Istilah Kalpataru banyak di singgung dalam kitab kesusateraan India awal, misalnya Kitab Purana, Ramayana, Buvanakosa, Vayupurana, Meghaduta, dan Bhanabata. Namun dalam dokumen Sansekerta tidak menyebutkan secara spesifik atau menghubungkannya dengan pohon tertentu. Di Nusantara, Sumber tertulis pertama yang menyebutkan istilah kalpataru kemungkinan besar adalah prasasti berbentuk yupa peninggalan Raja Mulawarman dari Kerajaan Kutai. Selanjutnya cerita Tantu Panggelaran menyinggung suatu tempat bernama Hiranyapura yang dipenuhi dengan kalpataru. Penyebutan istilah kalpataru dan yang sejenis, juga terdapat dalam kitab Udyogaparwa, Brahmandapurana, Ramayana, Arjunawiwaha, dan Hariwijaya.

Relief Kalpataru di Candi Mendut bersama dengan dua bidadari, Harītī, dan Āţawaka

Relief Kalpataru di Candi Borobudur

Pada relief candi, penggambaran kalpataru selalu bertumpu pada lima ciri utama, yaitu binatang pengapit, jambangan bunga, untaian manik-manik atau mutiara, payung, dan burung. Binatang pengapit merupakan simbol dari pohon agar tetap suci dan jauh dari gangguan setan. Jambangan bunga merupakan simbol kekayaan, kemakmuran, dan kesuburan. Hal ini digambarkan oleh untaian manik-manik atau mutiara. Payung merupakan simbol kesucian. Sedangkan burung Kinnara-Kinnari (makhluk berwujud setengah manusia dan setengah burung) adalah makhluk penjaga pohon dan sekaligus lambang kehidupan.

Kalpataru merupakan gambaran pohon kahyangan, yang penuh dengan bunga-bunga, baik yang mekar maupun yang masih kuncup. Pada beberapa bunga yang mekar, di tengah-tengah mahkotanya yang terbuka menjuntai mutiara dan manik-manik. Bunga-bunga dan dedaunan tersusun dalam pola setangkup, membentuk gumpalan padat yang sedikit cembung, seakan menyembul dari sebuah vas bunga yang membentuk bagian batang pohon. Dalam mitologi Hindu, artinya adalah pohon yang mengabulkan permintaan. Pohon ini mencerminkan suatu tatanan lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang serta merupakan tatanan yang menggambarkan keserasian hutan, tanah, air, udara, dan makhluk hidup. Pada akhirnya, relief dan nama Kalpataru dipakai pemerintah dalam memberikan penghargaan kepada mereka yang memberikan sumbangsih pada kelestarian dan keberlanjutan alam Indonesia.

Ditulis: Ridwan

Editor: Andreas

Sumber:

  • Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.30/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2017 Tentang Penghargaan Kalpataru
  • Tim Kalpataru 2020, Penghargaan Kalpataru 2020, Direktorat Kemitraan Lingkungan: Jakarta, 2020.
  • https://www.museumnasional.or.id/relief-kalpawreksa-3812
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Kalpataru_(penghargaan)
  • https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kalpawreksa&tableofcontents=1
  • http://p3ejawa.menlhk.go.id/article22-kalpataru-penghargaan-tertinggi-bagi-pejuang-lingkungan.html#:~:text=Sejarah%20Penghargaan%20Kalpataru&text=untuk%20para%20pahlawan%20lingkungan%20hidup,jasanya%20pada%20usaha%20pelestarian%20lingkungan
  • https://www.kompas.com/stori/read/2022/02/09/130000979/penghargaan-kalpataru-sejarah-makna-dan-kategorinya?page=all
  • https://www.facebook.com/TWCMEDIAA/posts/relief-pohon-kalpataru-di-candi-prambananselain-keberadaan-garuda-pada-kompleks-/2584275141647804/
  • http://borobudurpedia.id/kalpataru/

LAPORAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA PERINGATAN LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA 5 JUNI 2015

menteri_istanaIstana Bogor, 5 Juni 2015

Assalamualaikum Wr Wb.
Selamat Pagi, Salam sejahtera bagi kita semua,
Oom Swasti Astu,
Yth. Presiden RI, beserta Ibu Negara
Yth Pimpinan Lembaga Negara, Menteri Kabinet Kerja dan Para Menteri
Lingkungan dan Menteri Kehutanan Kabinet terdahulu
Yth Duta Besar Negara Sahabat, dan lembaga Multilateral,
Yth Para Gubernur, Bupati/Walikota, Asosiasi dan Dunia Usaha, akademis,
para aktivis organisasi masyarakat sipil, tokoh masyarakat, para
penerima penghargaan, aparat, petugas kebersihan, bank sampah,
pemulung dan undangan yang Berbahagia.

Dengan senantiasa mengharapkan ridho Allah SWT, ijinkan kami melaporkan kepada Yth Presiden RI tentang kegiatan peringatan Hari Lingkungan Hidup Tahun 2015 beriut ini.

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Tahun 2015 merupakan peringatan ke-43 yang diinisiasi sejak tahun 1972 oleh Badan Lingkungan Hidup Dunia atau United Nations Environment Programme (UNEP). Tema peringatan tahun 2015 yaitu “Seven Bilion Dreams, One Planet, Consume With Care”, yang secara bebas disesuaikan menurut relevansi di Indonesia, dengan tema “Mimpi dan Aksi Bersama untuk Keberlanjutan Kehidupan di Dunia”.
Dalam rangkaian acara Hari Lingkungan Hidup tanggal 5 Juni yang dirangkaikan dengan Hari Bakti Rimbawan tanggal 16 Maret, berbagai kegiatan dilakukan meliputi upaya-upaya pemahaman atau kampanye public, dialog, menggali inisiatif masyarakat utnuk semakin memahami dan mencintai lingkungan dan rimba Indonesia. Beriringan dengan itu, kami terus melakukan konsolidasi kelembagaan, membangun korsa bersama, menstimulir ethos kerja dalam semangat penyatuan kelembagaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Selanjutnya, pada kesempatan ini ijinkan kami menyampaikan kepada Yth Presiden RI, dua dokumen yaitu Buku Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia Tahun 2014 dan Buku Indeks Tata Kelola Hutan Tahun 2014, yang dapat menjadi salah satu alat ukur dalam perkembangan upaya mengelola lingkungan dan kehutanan.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dalam semangatnya merupakan capaian atas upaya pengarustamaan lingkungan menuju pembangunan berkelanjutan. Capaian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Tahun 2014, yaitu sebesar 63,42. Dalam RPJMN 2015-2019, IKLH menjadi ukuran kinerja pembangunan bidang lingkungan hidup. Diharapkan pada tahun mendatang akan meningkat terus hingga mencapai 66,5 – 68,5 pada Tahun 2019.

Sementara itu, Indeks Tata Kelola Hutan merupakan elaborasi dari NAWA CITA yang menegaskan penguatan tata kelola pemerintahan, merefleksikan upaya-upaya reformasi birokrasi, penguatan kelembagaan, peningkatan kapasitas dan integritas personil serta yang dapat menjamin partisipasi public dalam proses pengambilan keputusan.

RPJMN 2015 – 2019 menegaskan tata kelola hutan member focus pada eksistensi dan aktualisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), percepatan penyelesaian tata batas dan pengukuhan kawasan hutan, dan alokasi pemanfaatan yang lebih besar kepada masyarakat, perbaikan system perizinan, moratorium pemberian izin baru di hutan primer, penanganan pengaduan masyarakat, perlindungan dan pengakuan masyarakat hokum adat dan masyarakat local.

Bapak Presiden yang kami hormati,
Sebagai langkah konkrit di daerah, mulai tahun 2015 ini Kementerian LHK mendorong Pemerintah Daerah untuk mengembangkan kebijakan serta pelaksanaan yang ramah lingkungan, baik dalam bentuk barang ataupun jasa di masing-masing instansi untuk memnerikan keteladanan. Kementerian menyediakan instrument mekanisme dan informasi public tentang produk ramah lingkungan yang telah diverifikasi. Kalangan dunia usaha juga disorong untuk meningkatkan investasi hijau, menyediakan barang atau jasa yang berkualitas dan ramah lingkungan, serta memfasilitasi upaya-upaya untuk pemanfaatan kembali sampah yang telah diolah.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atas nama pemerintah juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada individu, kelompok maupun perwakilan pemerintah daerah yang telah berprestasi di bidang lingkungan hidup, berupa Penghargaan Kalpataru, Penghargaan Penyusun Status Lingkungan Hidup Daerah Terbaik serta Penghargaan Adiwiyata Mandiri.

Untuk penghargaan KALPATARU, melalui pertimbangan yang sangat mendalam telah ditetapkan para penerima penghargaan KALPATARU tahun 2015 yang telah hadir di istana Bogor ini. KALPATARU mencerminkan suatu tatanan lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang, serta merupakan tatanan yang diidamkan karena melambangkan hutan, tanah, air, udara dan makhluk hidup. diadopsi dari relief Candi Mendut dan Candi Prambanan, KALPATARU berasal dari kata KALPA yang berarti kehidupan dan TARU yang berarti pohon, sehingga KALPATARU berarti POHON KEHIDUPAN atau POHON HAYATI.

Penghargaan KALPATARU diberikan kepada individu atau kelompok masyarakat yang menunjukkan kepeloporan dan memberikan sumbangsihnya bagi upaya-upaya pemeliharaan fungsi lingkungan hidup. sejak tahun 1980 hingga tahun 2014 tercatat jumlah penerima penghargaan KALPATARU sebanyak 326 orang dan kelompok. Pada tahun 2015 ini, Dewan Pertimbangan KALPATARU yang dipimpin oleh Prof. Hadi. S Alikodra telah memilih dari 126 calon penerima Kalpataru, yaitu sebanyak 11 orang penerima KALPATARU. Dan ditetapkan penghargaan kepada individu maupun kelompok masyarakat penerima Penghargaan KALPATARU, sebagai pejuang pelestarian lingkungan, yaitu sebagai berikut :

Kategori Peritis Lingkungan, diberikan kepada :
1. Ir. Dian Rossana Anggraini, Dusun Bukit Betunmg, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi KepulauanBangka Belitung;
2. N. Akelaras, Kelurahan Bangun Sari, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara;
3. Laing Usat, Desa Pura Sajau, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.
Kategori Pengabdi Lingkungan, diberikan kepada :
1. Mashadi, Desa Pagejugan, Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah;
2. Ir. Januinro, M.Si, Jalan Putri Junjung Buih, Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.
3. Sri Partiyah, Desa Duwet, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur.

Kategori Penyelamat Lingkungan , diberikan kepada :
1. LSM “TUNAS HIJAU”, Kelurahan Kejawan Putih Tambak, Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
2. Yayasan Bambu Indonesia, Kecamatan Cibinong Kabupaten bogor, Jawa Barat;
3. Lembaga Adat Lekuk 50 Tumbi, Lempur, Desa Lempur Mudik Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.

Kategori Pembina Lingkungan, diberikan kepada :
1. Ir. Kamir Raziudin Brata, M.Sc., Ciampela, Bogor, Provinsi Jawa Barat;
2. Ir. Sri Bebasari, M.Si, Kelurahan Kebon Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Bapak Presiden yang kami hormati,
Kami laporkan bahwa Kementerian Lingkungan Hidup juga mendorong pemerintah daerah utnuk menyusun Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD). Pada tahun ini dilakukan evaluasi terhadap Laporan SLHD dari 29 Pemerintah Provinsi dan 177 Pemerintah Kabupaten/Kota. Penyusun SLHD Tahun 2014 terbaik untuk kategori Provinsi adalah Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Jambi.
Untuk kategori Kabupaten/Kota diberikan kepada Kabupaten Dharmansraya (Provinsi Sumbar), Kabupaten Lumajang (Provinsi Jatim) dan Kota Surabaya (Provinsi Jatim).

Selanjutnya, kami laporkan juga bahwa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Kementerian Pendidikanm dan Kebudayaan memberikan penghargaan kepada sekolah berbudaya lingkungan melalui Program Adiwiyata. Dewan Pertimbangan Adiwiyata yang diketuai oleh Prof. Arief Rahman, menetapkan peraih penghargaan Adiwiyata Mandiri kepada 95 sekolah dari 20 provinsi.
Bapak Presiden RI Yth,

Sebagai bagian akhir, kami melaporkan bahwa dalam rangka membangun korsa RIMBAWAN bagi jajaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di seluruh penuru tanah air, kami berupaya untuk menggali rasa persatuan, kebersamaan dan semangat ethos kerja RIMBAWAN KLHK dengan cara menimba semangat, keteladanan, jiwa perintisan, inisiatif dan ide-ide orisinil dari para pendahulu jajaran Kehutanan dan Lingkungan Hidup yang kami abadikan kemudian nama-nama beliau pada symbol-simbol setiap sudut ruang KLHK yang akan mengisi relung jiwa korsa bersama RIMBAWAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN, yang kami petik dari Bapak-bapak kami tercinta : Emil Salim, alm. Sudjarwo, Sarwono Kusumaatmadja, alm Hasrul Harahap, Djamaludin Surjohadikusumo, Rachmat Witoelar, Nabiel Makarim, alm Lukito Datjadi, Sujono Suryo, Armana Darsidi, dan alm. Rubini Atmawidjaya.

Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam seluruh rangkaian kegiatan pelaksanaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Hari Bakti Rimbawan 2015 ini seperti acara-acara Pekan Lingkungan Indonesia, Bersepeda untuk Bumi, Pameran Indogreen, Ruwat Negeri : Budaya dan Kearifan local, penanaman pohon, diskusi-diskusi public serta kegiatan-kegiatan lainnya baik di Jakarta maupun di daerah-daerah di seluruh Indonesia.

Terima kasih kami sampaikan kepada para politisi, Yth Pimpinan dan Komisi IV dan Komisi VIII DPR RI, serta Pimpinan dan Anggota Komite II DPD RI, terima kasih kepada seluruh Gubernur, Bupati, dan Walikota, akademis dan aktivis gerakan social kemasyarakatan, asosiasi dan dunia usaha, mitra kerjasama teknik luar negeri, tokoh masyarakat dan semua pihak termasuk yang juga hadir disini para petugas kebersihan, pemulung, pengelola bank sampah, dan Korsik POLRI serta dukungan pada acara – acara peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Demikian Bapak Presiden yang kai hormati, laporan kami berkenaan dengan penyelenggaraan Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2015. Selanjutnya kami mohon perkenan Yth Bapak Presiden dapat menerima Buku Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia 2014 dan Buku Indeks Tata Kelola Hutan 2014 serta mohon perkenan untuk menyerahkan Penghargaan KALPATARU, Penghargaan Penyusun Laporan SLHD 2014 terbaik, Penghargaan Adiwiyata dan menandatangani Sampul Hari Pertama Perangko Seri Peduli Lingkungan Hari Lingkungan Hidup Tahun 2015 dan memberikan Amanat Hari Lingkungan Hidup 2015.

Terima kasih. Wabillahi taufik wal hidayah.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,
Oom santi santi santi oom.

Jakarta, 5 Juni 2015
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Siti Nurbaya