Muhammad Ikhwan AM

Muhammad Ikhwan lelaki berumur 43 tahun lahir di Maros tanggal 10 Oktober 1980 merupakan penduduk asli Desa Salenrang, Kabupaten Maros dimana Karst Rammang-rammang berada. Ikhwan adalah seorang aktivis pecinta lingkungan sejak sekolah, menjadikannya peka pada masalah sosial dan lingkungan disekitar. Kecintaan beliau terhadap alam sudah dirasakan sejak mengecap pendidikan di Madrasah Aliyah.

Ikhwan, sejak usia remaja, telah memperjuangkan mimpinya untuk mempertahankan dan mewariskan budaya masyarakat (kearifan lokal) akan pentingnya kawasan Kars bagi generasi mendatang. Dia juga membuktikan bahwa kegiatan pertambangan batuan marmer merusak lingkungan dan hanya sesaat memberikan manfaat ekonomi, lingkungan dan wisata berbasis masyarakat. Semua biaya itu berasal dari hasil kerjanya sebagai tukang bengkel motor, kadang dibantu dari gaji istrinya yang seorang guru.

Kegiatan yang Ikhwan lakukan adalah mengadvokasi penyadaran masyarakat, pemerintah dan juga perusahaan agar kegiatan ekstraktif tidak dilakukan untuk mengeksploitasi Kawasan Karst di Desa Salenrang. Selain advokasi, Ikhwan juga merintis kegiatan ekowisata Kawasan Rammang–rammang agar masyarakat dapat memanfaatkan Kawasan karst untuk peningkatan taraf hidup di Desa Salenrang.

Selama 17 tahun Ikhwan termotivasi untuk merintis mempertahankan keberadaan Kars. Konsistensi serta pengorbanannya dalam menghadapi segala resiko telah diakui dan mengubah pola pikir banyak pihak. Ikhwan aktif dan membangun jejaring sesama aktivis lingkungan untuk bersama – sama mengadvokasi masyarakat tentang konservasi lingkungan di Provinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan ini juga menyadarkan publik akan pentingnya fungsi kawasan Karst yang merupakan kawasan esensial. Kawasan yang berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem meliputi kekayaan flora dan fauna serta sebagai penyimpan cadangan air.

Kegiatan advokasi yang dilakukan pada akhirnya berbuah keberhasilan karena pada tahun 2013 izin tambang berhasil dicabut pemerintah daerah.  Tidak hanya sampai dalam hal penarikan izin tambang, advokasi yang dilakukan Ikhwan juga mengantarkan Kawasan Karst Rammang – rammang untuk mendapatkan penghargaan sebagai UNESCO Global Geopark yang merupakan kawasan terbesar kedua di dunia setelah China yang akan diberikan pada September 2023.

Ikhwan memiliki harapan dengan advokasi yang dilakukan dapat melestarikan dan menjaga Kawasan karst dari ancaman eksploitasi ekstraktif yang muncul kapan saja. Pengakuan yang diberikan merupakan pengingat akan pentingnya Kawasan karst untuk menjaga keseimbangan alam sebagai satu ekosistem serta memiliki banyak manfaat bagi kehidupan. Ekowisata Rammang – rammang yang hadir di Kawasan karst Desa Salenrang hanya sebagai bonus yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

Penulis: Dadang K & Andreas M Pardede

Editor: Nurhayati

Petronela Merauje, Bersama Perempuan Menjaga Hutan Perempuan

Petronela Merauje adalah seorang ibu rumah tangga yang lahir di Jayapura pada tanggal 21 Februari 1981. Perempuan asli Kampung Enggros, Kecamatan Abepura, Kota Jayapura ini adalah seorang tokoh perempuan yang berpengaruh dalam perlindungan Hutan Perempuan (Tonotwiyat) dan Teluk Youtefa. Ketertarikannya pada isu perempuan dan lingkungan hidup dimulai pada tahun 2010 saat terlibat dalam kegiatan aksi penanaman mangrove bersama Forum Peduli Port Numbay Green (FPPNG).

Perempuan yang saat ini berusia 42 tahun dan lebih akrab dipanggil dengan nama “Mama Nela” ini merasa terpanggil untuk menjaga Hutan Perempuan karena banyaknya sampah yang hanyut terbawa arus dan menurunnya luasan hutan mangrove tersebut karena pembangunan. Hutan Perempuan memiliki arti penting bagi para perempuan di Kampung Enggros. Hutan Perempuan adalah hutan mangrove yang berada di Teluk Yotefa yang menjadi tempat untuk

para perempuan “bersuara” karena secara adat perempuan di Suku Enggros tidak memiliki hak suara. Saat berada di Hutan Perempuan, para perempuan tersebut tidak memakai busana (telanjang) dan laki-laki dilarang masuk. Bagi laki-laki yang melanggar aturan ini akan dikenakan denda adat.

Bagi Mama Nela menyelamatkan keberadaan mangrove di Hutan Perempuan sama pentingnya dengan menyelamatkan peran perempuan di Kampung Enggros. Hal ini mendorong Mama Nela untuk melakukan kegiatan penanaman mangrove mencapai 20.000 bibit secara mandiri untuk menjaga kerapatan hutan mangrove agar para perempuan yang berada di dalam Hutan Mangrove yang tidak menggunakan busana tersebut tidak terlihat dari luar hutan. Selain itu juga untuk menjaga habitat kerang yang menjadi mata pencaharian utama perempuan di Kampung Enggros.

Di dalam Hutan Perempuan tersebut Mama Nela melakukan pemberdayaan perempuan dengan memberikan pelatihan kepada perempuan dalam mengelola sampah menjadi souvenir yang dijual kepada wisatawan, selain itu juga diberikan pelatihan untuk mengolah buah mangrove menjadi makanan seperti es krim, puding, nugget, dan lainnya. Kegiatan pembinaan tidak hanya dilakukan di Kampung Enggros tetapi juga dilakukan di lima kelompok binaan lainnya di luar Kampung Enggros. Mama Nela berharap melalaui upaya advokasi dan penyelamatan lingkungan yang dilakukannya, peran perempuan di Kampung Enggros dapat diakui serta tumbuhnya kesadaran pada setiap perempuan tentang  rasa memiliki Hutan Perempuan sehingga terus dapat menjaga nilai adat hutan sebagai identitas budaya.

Penulis: Tim Kalpataru

Profil Penerima Kalpataru 2023: Arsyad Dari Pota Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Penyelamat Komodo Langka

Arsyad, pria kelahiran Pota, adalah seorang tenaga harian lepas (THL) dari Dinas Pariwisata Kab. Manggarai Timur, NTT. Bekerja sebagai petugas loket dan penjaga kebersihan di obyek wisata yang berada di wilayah Kelurahan Pota. Arsyad melakukan kegiatan penyelamatan Biawak Komodo Flores itu berangkat dari keprihatinan beliau atas persepsi masyarakat terhadap Biawak Komodo Flores yang dianggap sebagai hama karena menyerang ternak warga.

Kegiatan yang dilakukan Arsyad sejak tahun 2006 dengan biaya sendiri bahkan sampai hutang bank. Akhirnya membuahkan hasil berupa perubahan persepsi dan perilaku masyarakat terhadap eksistensi Biawak Komodo Flores. Bukan hanya itu saja, kecintaan beliau terhadap jenis satwa ini diwujudkan juga dengan mendirikan Pusat Informasi Komodo yang dibangun di areal halaman rumahnya. Melalui pusat informasi ini Arsyad banyak memberikan edukasi ke publik tentang Biawak Komodo Flores dan pentingnya menjaga kelestarian jenis satwa ini. Tamu yang datang ke pusat informasi ini berasal dari berbagai kalangan, antara lain; masyarakat lokal, kaum pelajar dan akademisi, ilmuwan, turis domestik maupun asing.

Selain melakukan kegiatan penyelamatan fauna yang hampir punah, Arsyad juga melakukan kegiatan konservasi mangrove di kawasan pesisir Pota. Pada tahun 1992 gempa kuat di Maumere berdampak hingga ke Pota. Beliau melakukan penanaman mangrove di pesisir Pota dan sekitarnya, untuk mengurangi dampak bencana terulang kembali. Ketika peristiwa itu terjadi memberikan dampak terhadap lingkungan serta mengganggu stabilitas perekonomian masyarakat.

Selain bertugas menjaga lingkungan di beberapa lokasi obyek wisata di Kelurahan Pota dan sekitarnya, Arsyad juga pernah didapuk sebagai penyuluh sanitasi. Atas dasar inisiatif sendiri beliau mempelopori pembuatan sarpras WC di rumah warga sambil mengedukasi masyarakat tentang pola hidup sehat dan bersih.

Selama merawat komodo Arsyad telah menemukan inovasi pengobatan herbal untuk komodo. Pernah ada komodo yang putus lidahnya, diobati dengan obat herbal dari kunyit, luar biasa, lidah itu tumbuh normal kembali.

Arsyad berharap agar pemerintah dan serta masyarakat memberikan dukungan nyata atas kelestarian jenis Biawak Komodo asal Flores yang hampir punah ini maupun konservasi mangrove di Kawasan pesisir. Bukan saja untuk kepentingan di masa kini, tetapi juga untuk keberlanjutan di masa depan.

Penulis: Mey Peggy Roselina Tambunan

Editor: Nurhayati

Yayasan Ulin Kutim Terima Kalpataru dari KLHK, Suimah : Kalpataru Hanya Bonus

JAKARTA – Usai menerima penghargaan Kalpataru dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia (RI) Prof Siti Nurbaya Bakar, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Senin (5/6/2023) di Jakarta, Ketua Yayasan Ulin, Muara Ancalong, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Suimah menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung keberadaan Yayasan Ulin selama ini. Dia mengaku bersama rekannya yang lain tak pernah menarget untuk meraih penghargaan apa pun.

“Kami hanya menjalankan program pro lingkungan demi pelestarian alam sekaligus melindungi spesies langka yang ada di Kabupaten Kutim. Tidak ada target, penghargaan adalah bonus bagi kami (Yayasan Ulin). Tujuan kami lebih kepada pengelolaan area yang memiliki nilai konservasi tinggi. Di luar kawasan konservasi yang ada,” tegasnya di Auditorium DR Soedjarwo, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta

Kendati begitu, ia dan pengurus Yayasan Ulin lainnya tetap merasa bangga dan senang. Pasalnya penghargaan Kalpataru tentunya bisa menjadi “lencana” bagi Yayasan Ulin. Untuk tetap memegang komitmen pelestarian lingkungan. Terutama dalam memanajemen konservasi dan pengelolaan di lahan basah Long Mesangat sebagai habitat buaya.

Sementara itu Kepala DLH Kutim Armin Nazar merasa ikut bangga dan bahagia atas pencapaian Yayasan Ulin Muara Ancalong.

“Alhamdulillah dari Kabupaten Kutai Timur bisa masuk satu kategori penerima penghargaan. Yakni Yayasan Ulin dari Desa Kelinjau Ulu, Kecamatan Muara Ancalong,” kata Armin saat mendampingi Suimah.

Prestasi yang direngkuh Yayasan Ulin kali ini tentunya menjadi kebanggaan banyak pihak. Karena nama Kabupaten Kutim masih tercatat sebagai penerima penghargaan lingkungan tahun ini. Didampingi Kabid Penataan dan Pengembangan Kapasitas DLH Kutim Nurrahmi Asmalia, Armin menegaskan bahwa prestasi tersebut menjadi kebanggaan sekaligus motivasi semua pihak agar berbuat lebih baik. Khususnya dalam meningkatkan upaya-upaya pelestarian lingkungan di Kabupaten Kutim. Demi menunjang keberlangsungan hidup yang baik di masa depan. (*)

(BN01.mn)_(Adv.Diskominfoperstikkutim)

Sumber:

https://www.borneonusantara.id/2023/06/06/yayasan-ulin-kutim-terima-kalpataru-dari-klhk-suimah-kalpataru-hanya-bonus/

Jadi Local Hero, Dani Arwanto Kader Binaan Pertamina Lubricants Raih Penghargaan Kalpataru dari Menteri LHK

Jadi Local Hero, Dani Arwanto Kader Binaan Pertamina Lubricants Raih Penghargaan Kalpataru dari Menteri LHK (Dok.PT Pertamina Lubricants)

Novia– Sabtu, 10 Juni 2023

Kabar BUMN – Dani Arwanto menerima penghargaan Kalpataru 2023 kategori Perintis Lingkungan karena ia dinilai berjasa dalam menjaga serta memelihara lingkungan dan kehutanan Indonesia.

Melalui kegiatan pertanian perkotaan, Dani Arwanto berhasil mengatasi masalah sosial, budaya, dan lingkungan di wilayah metropolitan yang secara geografis rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Dani Arwanto adalah salah satu kader binaan dan sekaligus ketua dari program TJSL/CSR Production Unit Jakarta PT Pertamina Lubricants, yaitu Kampung Iklim GH Cemara 001 Tugu Utara.

Penghargaan Kalpataru 2023 tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar di Gedung Manggala Wanabakti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta Senin lalu.

Dalam kesempatannya, Siti menyampaikan bahwa penerima penghargaan Kalpataru merupakan tokoh pejuang di bidang lingkungan hidup dan kehutanan.

Penghargaan itu juga menjadi amanat bagi penerimanya untuk tetap menjaga dan meningkatkan kepeloporan serta berbagai upaya berbagai dalam memelihara serta mengelola lingkungan hidup dan kehutanan.

Setelah sesi penganugerahan, seluruh penerima Kalpataru 2023 beserta dengan Anggota Dewan Pertimbangan Penghargaan Kalpataru, Dr. Imam B. Prasodjo dan Direktur Kemitraan Lingkungan Kementerian LHK, Jo Kumala Dewi mengunjungi RW 001 Tugu Utara meninjau langsung kegiatan perbaikan dan pengembangan lingkungan.

Adapun kegiatan-kegiatan tersebut termasuk gang hijau, budidaya anggur, hidroponik, budidaya maggot, ikan hias, dan ikan konsumsi, serta bank sampah.

Imam menilai bahwa keberhasilan perubahan lingkungan di RW 001 Tugu Utara dimanfaatkan baik oleh Dani Arwanto dan seluruh warganya dengan berkolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan swasta atau dalam hal ini PT Pertamina Lubricants.

Kemudian ia juga menyampaikan harapannya agar Dani menjadi figur yang terus menginspirasi gerakan perubahan lingkungan selanjutnya.

Dody Arief Aditya, Manager Production Unit Jakarta, menyampaikan, “Selamat atas terpilihnya Dani selaku penerima penghargaan Kalpataru. Semoga hal ini semakin menambah semangat sinergi dan kolaborasi bersama Pertamina Lubricants untuk terus berkarya ke depan dan berkontribusi terhadap pencapaian target Program Kampung Iklim (ProKlim) 20.000 lokasi pada Tahun 2024 yang dicanangkan Pemerintah,” jelasnya.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menyambut positif penghargaan yang diterima oleh Dani sang pahlawan lingkungan.

Menurutnya, program tersebut sejalan dengan program Pertamina dalam pelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Selain fokus mengelola bisnis utama, kami juga menunjukkan kepedulian pada masyarakat melalui program tepat sasaran, yang bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat,” pungkasnya.***

Sumber:

https://www.kabarbumn.com/rilis-bumn/11802276/jadi-local-hero-dani-arwanto-kader-binaan-pertamina-lubricants-raih-penghargaan-kalpataru-dari-menteri-lhk?page=1

Selamat, Kepala Desa Wisata Cibuntu Kuningan Raih Penghargaan Kalpataru Bidang Pengembangan Jejaring Ekowisata

Kepala Desa Cibuntu, H. Awam menerima penghargaan Kalpataru dari Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar di Jakarta pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023. (instagram.com/@disporapar_kuningan)

KABAR ALAM – Desa Wisata Cibuntu, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, meraih penghargaan Kalpataru pada Bidang Pengembangan Jejaring Ekowisata dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Penghargaan Kalpataru untuk Desa Wisata Cibuntu dari KLHK diberikan pad peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni 2023.

Penghargaan Kalpataru diterima Kepala Desa Cibuntu, H. Awam dari Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar di Jakarta pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023.

Usai memberikan penghargaan, Menteri Siti menyampaikan, keberadaan Penghargaan Kalpataru sangat penting.

Hal tersebut mengingat secara prinsip, pendekatan penanganan, perlindungan dan pengelolaan lingkungan harus dilakukan dengan pendekatan konstitusionalitas dan prosedural.

“Aktualisasinya dalam bentuk dan orientasi partisipasi yang lebih dan semakin luas atau wider participation, adopsi kebijakan-kebijakan yang berorientasi hijau serta jelasnya kaitan antara partisipasi dan hasil atau keluaran yang makin kental dimensi kelestariannya atau greener outcome,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers KLHK.

Khas Pedesaan

Terletak di kaki Gunung Ciremai, Desa Wisata Cibuntu di Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menawarkan kesejukan, panorama alam dan suasana khas pedesaan.

Selain itu, karena mengusung konsep pemberdayaan masyarakat, Desa Wisata Cibuntu juga menyajikan berbagai atraksi seni dan budaya.

Berdasarkan informasi yang dikutip KABARALAM.com dari akun Instagram @visitwisatacibuntu, di Desa Wisata Cibuntu pengunjung akan diperkenalkan dengan sejumlah atraksi seni dan budaya serta berbagai wisata edukasi.

Beberapa wisata edukasi yang bisa dirasakan pengunjung di Desa Wisata Cibuntu antara lain pertanian, peternakan, kesenian dan kriya.

Untuk objek daya tarik wisata alam, Desa Wisata Cibuntu memiliki air terjun, mata air, situs purbakala, kolam renang dan terapi ikan.

Sedangkan fasilitas yang tersedia ada homestay dan camping ground yang bisa digunakan pengunjung untuk menginap.***

Sumber: Selengkapnya baca di https://www.kabaralam.com/berita/5939049913/selamat-kepala-desa-wisata-cibuntu-kuningan-raih-penghargaan-kalpataru-bidang-pengembangan-jejaring-ekowisata?page=2

Terima Kalpataru, Bupati Wempi Apresiasi PPHA-DAS

KBRN, Malinau : Bupati Malinau Wempi W Mawa mengapresiasi Perkumpulan Pengelola Hutan Adat Dayak Abai Sembuak (PPHA-DAS) atas penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI yang diterima di Jakarta pada Senin (05/06).

PPHA-DAS memperoleh penghargaan Kalpataru 2023 untuk kategori Penyelamat Lingkungan.

Saat dimintai tanggapan pada Selasa (06/06), Bupati Wempi mengaku bangga terhadap apa yang dilakukan komunitas masyarakat setempat atas kontribusi mereka pada lingkungan, khususnya hutan adat Sembuak Warot.

“Saya memberikan apresiasi terhadap komunitas masyarakat di Sembuak Warot, terutama lembaga adat Abai yang telah mendapat pengakuan dan penghargaan dari kementerian lingkungan hidup terhadap Kawasan yang mereka jaga bersama sebagai kearifan lokal, jadi atas nama pribadi dan pemerintah daerah kami juga mengucapkan selamat atas penerimaan penghargaan kalpataru itu” Ucap Wempi.

PPHA-DAS merupakan salah satu dari 10 penerima penghargaan Kalpataru 2023 yang terpilih dari sekitar 300 peserta di seluruh Indonesia.

Selengkapnya baca di https://www.rri.co.id/malinau/daerah/255010/terima-kalpataru-bupati-wempi-apresiasi-ppha-das?utm_source=news_slide&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General%20Campaign

Oleh: Ading Reflin – Editor: Rustam Sayuti

Peduli Lingkungan, Aktivis Perempuan Papua Raih Penghargaan Kalpataru

PRESTASI membanggakan diraih seorang aktivis perempuan dan lingkungan asal Papua, Petronela Merauje. Ia menerima penghargaan Kalpataru 2023 kategori Pembina Lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).   Petronela pun merasa bersyukur karena apa yang dikerjakannya selama ini mendapat perhatian pemerintah. “Kampung  Engros ini merupakan salah Kampung di Kota Jayapura yang penuh keunikan karena berada di dalam Teluk Yotefa. Kampung ini dikelilingi hutan bakau,” ujar Petronela.

Penghargaan itu merupakan buah dari edikasi Petronela dalam upaya melestarikan lingkungan. Selain itu juga upaya mempromosikan keberlanjutan lingkungan di Bumi Cendrawasih. Petronela telah memimpin aksi penanaman hutan yang sukses di daerahnya serta menginisiasi kampanye bersih lingkungan dan mendidik masyarakat tentang pentingnya mengurangi sampah plastik. Ia mengatakan bahwa penghargaan ini merupakan tambahan motivasi bagi dirinya untuk terus berbuat lebih baik. Selain memperjuangkan lingkungan yang berkelanjutan. Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua Jan Jap Ormuseray mengatakan bahwa pihaknya melalui UPTD KPHP mendukung Petronela Merauje diusulkan mewakili Papua sebagai nominator penerima Kalpataru tahun ini. “Ini tentu membanggakan kita di Papua dan ini sangat positif. Apalagi yang masuk nominasi adalah seorang perempuan asli Papua,” ujar Jan Jap Ormuseray. (RO/A-1)

Sumber: https://mediaindonesia.com/nusantara/586907/peduli-lingkungan-aktivis-perempuan-papua-raih-penghargaan-kalpataru

Dosen Kreatif UNWAHAS Terima Kalpataru 2023 dengan Teknologi Ecogreen

Jpnindonesia.com SEMARANG- Penerima Penghargaan Kalpataru Tahun 2023, berdasarkan Surat Keputusan
Nomor: SK.545/MENLHK/PSKL/PSL.3/5/2023 tanggal 25 Mei 2023 tentang Penerima Penghargaan Kalpataru Tahun 2023, dengan rincian: 4 (empat) orang untuk Kategori Perintis Lingkungan, 1 (satu) orang untuk Kategori
Pengabdi Lingkungan, 3 (tiga) kelompok untuk Kategori Penyelamat Lingkungan, dan 2 (dua) orang untuk Kategori Pembina Lingkungan. Dr. Ir. Nugroho Widiasmadi, Dipl. WRD, M. Eng. Profesi : Dosen Universitas Wahid Hasyim Semarang, Alamat Rumah: Bukit Tanjung No 4 Villa Bukit Mas, RT/RW 007/004, Kelurahan Sumur Boto, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, adalah salah satu dari 10 (sepuluh) Penerima Penghargaan Kalpataru Tahun 2023 Kategori Pembina Lingkungan.

Penghargaan lain yang pernah diraih adalah sebagai dosen Berprestasi Nasional tahun
2007, dengan segudang karya-karya inovasinya terutama terhadap kepedulian dalam mengatasi penurunan/ degradasi lingkungan sejak 2005 khususnya terhadap sumberdaya air dan tanah yang mengancam pada ketahanan Pangan dan Kesehatan Lingkungan.

Melalui riset terintegrasi maka diciptakann Teknologi Biosoildam MA-11 yang mampu mengkonsevasi tanah dan air untuk daya dukung suatu lahan. Teknologi ini dapat diterapkan dengan : biaya murah, cepat, dan terukur oleh setiap masyarakat pada setiap kondisi lahan termasuk lahan ekstrim seperti : Ex Lahan Tambang, Lahan Tandusn(marjinal), Lahan Jenuh Pupuk & Pestisida Kimia (sintetik/anorganik).
Road Map Riset dan Implementasi Teknologi Biosoildam MA-11 telah didukung dan hasilkan : 135 Journal Nasional & Internasional dan 29 Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Implementasi Teknologi Biosoildam MA-11 di masyarakat sudah diterapkan di 350 Kelompok Tani seluas
5.000 Ha, 150 Gabungan Kelompok Tani seluas3.500 Ha , 25 CBD Perusahan Tambang seluas 1.750 Ha, 32 NGO Pangan – Energi & Lingkungan, 55 Unit &nOperator MininLaboratorium Produksi MA- 11, 43 Unit & Oiperator IOT Digital Smart Farming, 255 Unit Tractor RC-GPS & Operator , 125 Unit Sprayer Drone & Operator.

Kerjasama Institusi Penerapan Teknologi Biosoildam MA-11 : Kementrian Pertanian RI ,
Kemetrian Lingkungan Hidup & Kehutanan RI, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
RI, Kemetrian Energi & Sumber Daya Mineral RI, Kementrian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat RI, 33 Kantor Perwakilan Bank Indonesia, 27 Pemerintah Daerah TK I Provinsi, 15 Pemerintah Daerah TK II Kota, 125 Pemerintah Daerah TK II Kabupaten.

Kegiatan yang dilakukan oleh Dr.Ir. Nugroho Widiasmadi M.Eng tersebut adalah berupa
implementasi Agrokonservasi kepada para sekotor riil khususnya Kelompok Tani. Implementasi ini dengan nama Biosoildam MA-11 yaitu suatu konsep pemuliaan tanah pada
lahan pertanian, perkebunan, ex tambang, lahan tidur dll. Prinsip kegiatan ini adalah masyarakat mampu meningkatkan hasil panen pertanian sekaligus juga tetap menjaga daya dukung tanah secara berkelanjutan. Kegiatan ini meliputi implementasi teknologi Mikrobachter Alfaafa MA-11 sebagai :

  1. Pengurai biomasa agar menjadi pupuk/ pakan/energi bersih dengan cepat sehingga
    mudah /maksimal direrap oleh akar tanaman atau usus ternak.
  2. Pengurai media tanah (pemuliaan tanah) agar sehat bebas dari virus, jamur dan
    OPT.
    Ilmu Biosoildam MA-11 juga telah didaftarkan di Kementerian Hukum & Hak Asasi Manusia
    RI sebagai kekayaan intelktual HAKI (lihat link) dan diterapkan hampir di semua daerah di
    Indonesia dengan berbagai jenis karakter tanah.
    Implementasi Teknologi ini dengan sistem Pertanian Terintegrasi Total Organik
    berbasis Teknologi Biosoildam MA-11. Manfaat hasil penerapan ilmu ini adalah :
  3. Mampu menekan biaya operasional sampai 70 %
  4. Mampu Meningkatkkan hasil panen sampai 200 % (dua kali lipat)
  5. Mampu Mewujudkan pertanian berkelanjutan
  6. Mempu Menghadapi Perubahan Iklim Global
  7. Mampu menghasilkan Multiplayer Efek Ekonomi.
    Untuk mengimplementasikan teknologi Biosoildam MA-11 masyarakat / petani dilatih
    dengan 5 Standar & Assesment kerja sebagai SOP dilapangan :
  8. Strandar kualitas biomassa limbah ternak min 2000 uS/cm sebagai bahan pupuk &
    limbah jerami min 500 uS/cm sebagai bahan pakan.
  9. Standar hasil Proses penguraian menjadi pupuk dan pakan harus meningkat min 2
    kali lipat, untuk pupuk organik (Superbokasi) menjadi min 4000 uS/cm & untuk
    pakan (Superfeed) menjadi min 2000 uS/cm
  10. Stadar Kesehatan Tanah adalah dicapai dengan melakukan treatmen tanah yaitu
    dengan menyemprot mikroba kedalam top soil saat olah tanah sampai kedalaman 40
    cm dan akan hasilkan minimal 100 juta pupulasi mikroba per gram tanah.
  11. Standar Kesuburan Tanah pada masa Vegetative dicapai pada tingkat hara tanah
    minimal 1000 uS/cm
  12. Standar Kesuburan Tanah pada masa Generative dicapai pada tingkat hara tanah
    minimal 2000 uS/cm

By: MayaJPN

selengkapnya baca di https://jpnindonesia.com/2023/06/05/dosen-kreatif-unwahas-terima-kalpataru-2023-dengan-teknoklogi-ecogreen/

Konsisten Jaga Karst di Rammang-rammang, Iwan Dento Raih Penghargaan Kalpataru

MAROS – Muhammad Ikhwan alias Iwan Dento, aktivis lingkungan asal Kabupaten Maros berhasil meraih penghargaan Kalpataru 2023. Penghargaan bergengsi itu diperoleh berkat kegigihannya mempertahankan dan merawat karst di Rammang-rammang dari ancaman industrialisasi.


Pria kelahiran Maros pada 10 Oktober 1980 itu, sebelumnya telah diusulkan sebagai penerima penghargaan dari Kementrian Lingkungan Hidup sebanyak dua kali. Namun, Iwan harus puas di nominator urutan 20 besar.

Tahun ini, Iwan yang kembali diusulkan oleh pemerintah daerah berhasil menduduki urutan pertama dari 10 nominator penerima Kalpataru. Dia masuk dalam kategori sebagai perintis lingkungan.

Nama Iwan muncul sebagai penerima berdasarkan Surat Keputusan dari Kementrian Lingkungan Hidup nomor : SK.545/MENLHK/PSKL/PSL.3/5/2023 tentang Penerima Penghargaan Kalpataru 2023.

“Alhamdulillah ini keberhasilan kita bersama. Bukan karena Iwan Dentonya, tapi semua entitas yang selama ini bersama-sama berjuang menjaga dan memelihara karst kita,” kata Iwan yang ditemui di kediamannya sekaligus cafe Rumah Ke-2 di Rammang-rammang, Rabu (31/05/2023).

Alumni Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar itu pun mengaku sudah menerima undangan untuk menerima piala prestisius itu di kantor KLHK Jakarta. “Insya Allah Senin penerimaannya. Mudah-mudahan tidak ada kendala nanti kami akan ke Jakarta. Mohon doanya semua,” ujar Iwan.

Sosok Iwan selama ini memang tidak bisa dilepaskan dari perjuangan menjadikan kawasan karst, khususnya Rammang-rammang menjadi objek wisata yang kini telah mendunia.

Jauh sebelum kawasan itu dikenal sebagai tempat wisata, pada 2007 hingga 2009, lokasi itu sudah masuk dalam pemetaan sebagai kawasan tambang batu gamping dan marmer. Bahkan, tiga perusahaan tambang sudah mengantongi izin eksplorasi dan eksploitasi.

“Iwan adalah lokomotif gerakan warga yang berjuang melawan ancaman kerusakan lingkungan kami dari pertambangan,” kata salah seorang warga Rammang-rammang, Darwis.

Dari tiga perusahaan tambang itu, bahkan sudah ada satu perusahaan yang telah membangun pabrik dan melakukan penambangan karst untuk dijadikan marmer.

“Luas konsesi tambang termasuk tambang rakyat itu mencapai 102 hektare. Yah kalau dilihat satu kampung di rammang-rammang mulai dari dermaga 1 sampai 2 itu masuk,” sebut Darwis.

Melalui perjuangan panjang baik aksi dan negosiasi, Iwan bersama warga dan beberapa organisasi lingkungan, berhasil mengubah kondisi itu. Lima tahun pasca keluarnya izin, tepatnya di tahun 2013, Pemerintah Kabupaten Maros akhirnya mencabut izin tambang itu.

“Setelahnya, ada 10 izin tambang yang juga ikut dibatalkan oleh Pemerintah di zaman pak Hatta Rahman. Lalu kemudian membuat moratorium izin di Maros ini. Tambang kecil milik warga juga akhirnya ditutup semua di Salenrang ini,” paparnya.

Usai berhasil mengusir perusahaan tambang dari kampungnya, Iwan tak lantas pergi begitu saja. Ia memilih menjadi ‘penjaga’ di Rammang-rammang. Pada 2013 dilakukanlah eksplorasi pengembangan wisata karst Rammang-rammang yang saat ini telah membuana.

Jika boleh dikatakan, capaian kawasan karst Maros-Pangkep yang baru-baru ini dinobatkan sebagai taman bumi atau global geopark Unesco, tak akan bisa terwujud tanpa konsistensi seorang Iwan Dento.

“Jadi kalau dikatakan layak, Iwan sangat layak menerima Kalpataru. Karena itu bukan semata Soal prestisius tapi sebuah pengakuan negara dan pengakuan sosial atas gagasan dan konsistensi untuk keberlanjutan kehidupan dan identitas,” sebut Darwis.

Sekedar diketahui Penghargaan Kalpataru adalah penghargaan yang diberikan kepada perorangan atau kelompok atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup di Indonesia oleh negara melalui Kementrian Lingkungan Hidup.

(TRI)
baca selengkapnya di https://sindomakassar.com/read/news/2663/konsisten-jaga-karst-di-rammang-rammang-iwan-dento-raih-penghargaan-kalpataru-1685606764