Wakili MHA Punan Batu Benau Sajau Terima Kalpataru, Bupati Bulungan: Mereka Jaga Kelestarian Hutan

Bupati Bulungan Syarwani menerima penghargaan Kalpataru 2024 kategori Penyelamat Lingkungan mewakili Masyarakat Hukum Adat (MHA) Punan Batu Benau Sajau, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan.

KOMPAS.com – Bupati Bulungan Syarwani menerima penghargaan Kalpataru 2024 kategori Penyelamat Lingkungan mewakili Masyarakat Hukum Adat (MHA) Punan Batu Benau Sajau, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menteri LHK) Republik Indonesia (RI) Siti Nurbaya dalam acara Seremoni Penganugerahan Kalpataru di Jakarta, Rabu (5/6/2024). “Terima kasih kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK) dan para mitra strategis yang telah memberikan apresiasi dan dukungan kepada MHA Punan Batu Benau Sajau dalam upaya mereka melestarikan hutan di wilayah Kabupaten Bulungan,” kata Syarwani. Kementerian LHK memberikan Anugerah Kalpataru kepada sepuluh pemenang yang memberikan kontribusi nyata terhadap lingkungan.
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar mengatakan bahwa penghargaan tersebut diberikan atas dedikasi dan konsistensi pribadi maupun kelompok yang berhasil menjaga dan menyelamatkan lingkungan hidup dan kehutanan.

MHA Punan Batu Benau Sajau berkomitmen pada lingkungan

Bupati Bulungan Syarwani mendampingi Masyarakat Hukum Adat (MHA) Punan Batu Benau Sajau, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan dalam acara Seremoni Penganugerahan Kalpataru di Jakarta, Rabu (5/6/2024).
Bupati Bulungan Syarwani mengatakan bahwa penghargaan Kalpataru merupakan penghargaan tertinggi di bidang LHK yang diberikan pemerintah kepada individu maupun kelompok, yang dinilai berjasa dalam merintis, mengabdi, menyelamatkan, dan membina Perlindungan dan Pengelolaan LHK. Ia menegaskan bahwa MHA Punan Batu Benau Sajau layak mendapat Penghargaan Kalpataru karena menyelamatkan lingkunan. “MHA Punan Batu Benau Sajau mendapat penghargaan Kalpataru karena dinilai berkomitmen menyelamatkan lingkungan. Dengan menjaga kelestarian hutan adat di sepanjang tepian Hulu Sungai Sajau dan Hutan di sekeliling Gunung Benau,” kata Syarwani, Kamis (23/5/2024). Keberadaan masyarakat Punan Batu Benau selama ini menjadi perhatian khusus Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan.
Perhatian tersebut salah satunya dibuktikan oleh Syarwani dengan menyerahkan SK Perlindungan Masyarakat Hukum Adat pada masyarakat Punan Batu di Liang Meriam, area Gunung Batu Benau pada Selasa (6/6/2023) “Saya atas nama pribadi dan Pemkab Bulungan turut berbangga dan mengucapkan selamat atas diraihnya penghargaan Kalpataru 2024. Hal ini selaras dengan komitmen Pemkab Bulungan menjalankan program pembangunan berkelanjutan,” ucapnya. Sebagai informasi, lima tahun yang lalu, tepatnya 10 Juli 2019, Kabupaten Bulungan juga pernah meraih penghargaan Kalpataru. Melansir Tribun Kaltara, Jumat (24/5/2024), MHA Punan Batu Benau Sajau yang berada di wilayah administratif Desa Sajau merupakan salah satu dari sepuluh penerima penghargaan Kalpataru 2024 kategori Penyelamat Lingkungan. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri LHK Nomor 574 Tahun 2024 tanggal 17 Mei 2024, terdapat empat penerima penghargaan kategori perintis lingkungan, satu kategori pengabdi lingkungan, tiga kelompok kategori penyelamat lingkungan, dan dua kategori pembina lingkungan.

Sumber:

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Wakili MHA Punan Batu Benau Sajau Terima Kalpataru, Bupati Bulungan: Mereka Jaga Kelestarian Hutan”, Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2024/06/05/194950078/wakili-mha-punan-batu-benau-sajau-terima-kalpataru-bupati-bulungan-mereka.

Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6
Download aplikasi: https://kmp.im/app6

Pemerintah Apresiasi Pengelolaan Lingkungan Melalui Penghargaan Kalpataru

Oleh: Penta Maydita Editor: Iwan Bagus Irawan29 May 2024

Sumber: Radio Republik Indonesia rri.co.id

Pemerintah Apresiasi Pengelolaan Lingkungan Melalui Penghargaan Kalpataru

KBRN, Jakarta: Tahun ini, Pemerintah akan kembali menganugerahkan penghargaan Kalpataru. Penghargaan ini rencananya akan diberikan bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, pada Rabu (5/6/2024) mendatang.

”Penghargaan Kalpataru adalah salah satu penghargaan tertinggi yang diberikan oleh Pemerintah kepada individu atau kelompok yang melakukan berbagai upaya dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,” ujar Direktur Kemitraan Lingkungan, Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, Jo Kumala Dewi dalam dialog Pro 1 RRI Jakarta, pada Rabu (29/5/2024).

Penghargaan Kalpataru terbagi menjadi empat kategori, yaitu Perintis, Penyelamat, Pengabdi, dan Pembina Lingkungan. Setiap kategori itu memiliki kriteria penilaian masing-masing.

”Penilaian berdasarkan mereka sudah benar-benar menunjukan dampak ekologi lingkungan, sosial dan ekonomi secara kuantitatif dan kualitatif, serta apa yang dilakukan benar-benar berswadaya dan berkelanjutan,” katanya.

Penerima penghargaan Kalpataru dianggap sebagai agen perubahan dan role model untuk menginsiprasi masyarakat agar ikut melakukan hal serupa. Penerima penghargaan ini nantinya akan mendapatkan dana replikasi pada tahun mendatang. Mereka harus mereplikasi kegiatan lingkungan yang dilakukan di area yang berbeda.

Jo Kumala Dewi menjelaskan, dalam proses penentuan calon penerima penghargaan Kalpataru, pihaknya mulai menerima usulan mengenai kegiatan lingkungan pada bulan Januari hingga Februari. Setelah dilakukan verifikasi dokumen, proses selanjutnya adalah diusulkan ke Dewan Kalpataru. Penilaian akan dilakukan oleh sebanyak 11 anggota Dewan Kalpataru yang merupakan pakar profesional di bidang lingkungan hidup.

Setelah Dewan Kalpataru melakukan penilaian dan menentukan nominasi, berikutnya dilakukan verifikasi secara virtual, dan verifikasi langsung ke lapangan. Hingga akhirnya Dewan Kalpataru mengusulkan ke Menteri Lingkungan Hidup dan ditetapkan pada bulan Mei.

Baca selengkapnya di rri.co.id

Inisiatif Kerja Sama Internasional Atasi Iklim, Dibangun IMRC MBZ-JKW di Bali

Bali, InfoPublik – Indonesia adalah rumah bagi sekitar 23 persen hutan bakau dunia dengan luasan 3,44 juta hektare (ha) dan mencakup 204 spesies. Mangrove menjadi pohon luar biasa yang menjadi penjaga rumah kepulauan Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan saat menghadiri Groundbreaking dan peletakan batu pertama International Mangrove Research Center (IMRC) MBZ-JKW di Kura Kura Bali, Minggu (19/5/2024).

“Mengenai urgensi terhadap perlindungan ekosistem mangrove, pemerintah Indonesia dan pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) telah menyepakati MoU untuk bersama-sama mengetuai Mangrove Alliance for Climate (MAC) dan membentuk International Mangrove Research Center Mohammed Bin Zayed – Joko Widodo (IMRC) di Indonesia,” tutur Menko Marves Luhut.

Inisiatif-inisiatif itu menggarisbawahi pentingnya kerja sama internasional dalam mengatasi tantangan terhadap iklim, mendorong kerja sama, dan memperkuat hubungan antara Indonesia dan UEA di bidang pengelolaan mangrove yang berkelanjutan dan implementasi pertama program MAC.

“Saya dengan bangga mengumumkan bahwa Pusat Penelitian Mangrove Internasional akan didirikan di lokasi yang sangat strategis di Bali yang telah menunjukkan keberhasilannya dalam melestarikan ekosistem mangrove dan akan menjadi eksposur internasional. Lahan tersebut telah disediakan oleh pemerintah Indonesia untuk mengembangkan pusat penelitian tersebut,” seru Menko Luhut.

Pusat penelitian akan berfungsi untuk penelitian, konservasi, dan pendidikan mutakhir. Khususnya pemanfaatan bioteknologi dan inovasi seperti kecerdasan buatan untuk identifikasi mangrove dan pemanfaatan drone untuk restorasi di daerah terpencil.

“Besok, kami akan mengadakan high level event GBFA G20 Bali pada World Water Forum ke-10. Acara tersebut akan terdiri dari peluncuran Sekretariat yang berkedudukan di Bali, Penandatanganan Letter of Intent oleh para pendiri, dan Roundtable Discussion untuk membahas langkah selanjutnya,” tutur Menko Luhut.

Menko Luhut juga menambahkan agar ini bukan sekedar proyek kontruksi, namun ke depannya akan menjadi pusat penelitian yang mutahir sebagai peningkatan kapasitas dan destinasi internasional di Bali.

Oleh FatkhurrohimSenin, 20 Mei 2024 | 10:18 WIB – Redaktur: Untung S

Baca selengkapnya di: sumber Inisiatif Kerja Sama Internasional Atasi Iklim, Dibangun IMRC MBZ-JKW di Bali

Sumber: Infopublik.id