Peluncuran Green Movement Sabuk Hijau Nusantara

Kolaborasi ‘Green Movement: Sabuk Hijau Nusantara’ resmi diluncurkan pada 26 September 2023 di Grand Ballroom Hotel Kempinski Jakarta. Turut hadir meresmikan, Direktur Kemitraan Lingkungan Ibu Jo Kumala Dewi bersama bersama Ketua Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susanto, Arfan Arlanda dari CEO Jejakin, Andi F Noya dari Benihbaik, dan Co Founder & CEO Katadata Metta Dharmasaputra.

Gerakan ini adalah bagian dari acara Sustainability Action for the Future Economy (SAFE) 2023, kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Katadata dengan mengusung tema Let’s Take Action!

Gerakan kolaborasi ini diiniasi oleh Katadata Green, situs aplikasi donasi Benih Baik, dan platform penghitung jejak karbon Jejakin, dengan menggandeng Otorita IKN. Acara ini merupakan platform untuk memfasilitasi aksi kolaborasi dari berbagai pihak yang dipersatukan dengan misi untuk Indonesia yang lebih hijau.

Lokakarya Penyusunan Master Plan IAD Kabupaten Dompu

Lokakarya Penyusunan Masterplan IAD (Integrated Area Development) Perhutanan Sosial Kab. Dompu dilaksanakan tanggal 20-23 September 2023 di Dompu.

Lokakarya dibuka oleh Wakil Bupati Kab. Dompu, H. Syahrul Parsa dan dihadiri lebih kurang 60 peserta, yang terdiri dari Bappeda Kab Dompu, OPD terkait di Kab Dompu, KPH, Kepala Desa, Dit PKPS, Dit PUPS, Dit KL, BPSKL Balnur dan Tim SSF (Strengthening Social Forestry).

Dalam arahannya, Wakil Bupati Dompu menyampaikan apresiasi atas inisiatif Ditjen PSKL melalui SSF Project dalam menfasilitasi penyusunan Master Plan IAD Kab Dompu dan siap mendukung pelaksanaan IAD tersebut dengan tema “Menuju Dompu Mashur (Mandiri Sejahtera,Unggul dan Religius) melalui IAD PS berbasis mitigasi bencana.

KLHK Luncurkan Buku Soal Perspektif Kelestarian Lingkungan Antaragama

Zahra Fauziah – detikNews
Minggu, 17 Sep 2023 18:57 WIB

Baca artikel detiknews, “KLHK Luncurkan Buku Soal Perspektif Kelestarian Lingkungan Antaragama” selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-6936165/klhk-luncurkan-buku-soal-perspektif-kelestarian-lingkungan-antaragama.

Jakarta – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI (KLHK) meluncurkan buku “Tutur Alam – Kumpulan Ceramah Religi Kelestarian Lingkungan” di Booth KLHK, Festival Lingkungan Iklim, Kehutanan, dan Energi Terbarukan (Festival LIKE), Jakarta.
Buku Tutur Alam berisi materi-materi ceramah dari berbagai agama yang ada di Indonesia. Buku ini pun merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi dari berbagai pihak dalam rangka kepedulian terhadap bumi. Melalui buku ini, KLHK berharap dapat membangkitkan kesadaran dan kepedulian masyarakat Indonesia akan pentingnya menjaga lingkungan terhadap tantangan-tantangan lingkungan hidup yang semakin mendesak.
Hadir sejumlah narasumber dari berbagai agama dalam siniar peluncuran yang berkolaborasi dalam pembuatan buku, di antaranya adalah Koordinator Ceramah Islam Sayid Muhadar, Koordinator Ceramah Kristen Novia Widyaningtyas, Koordinator Ceramah Hindu Ni Nyoman Santi, Koordinator Ceramah Buddha Jo Kumala Dewi. Kemudian ada juga Habib Jafar sebagai Moderator.
Dalam pembukaannya, Habib Jafar mengatakan Indonesia itu negara paling religius di Indonesia sehingga ia berharap agama dapat membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mengubah pola pikir dan pola sikap masyarakat Indonesia.
“Buku Tutur Alam ini untuk eksplorasi lebih dalam bagaimana perspektif semua agama dalam pelestarian lingkungan,”ujarnya di Sinir Peluncuran Buku ‘Tutur Alam – Kumpulan Ceramah Religi Kelestarian Lingkungan di Festival LIKE, Minggu (17/9/2023).
Koordinator Ceramah Buddha Jo Kumala Dewi sebagai pembicara pertama, mengatakan dalam agama Hindu manusia dan alam semesta ini merupakan satu kesatuan yang selaras, selasih, dan sejajar. Menurutnya, kita dan alam semesta ini satu kesatuan jadi kita tidak bisa melawan alam.
“Kita menjadi kesatuan antara semua makhluk dan alam semesta ini agar selaras, selasih, dan seimbang. Dan yang harus kita lakukan adalah bagaimana menjalankan peran masing-masing antara manusia dan makhluk lainnya,”ungkapnya
Sementara itu, Koordinator Agama Hindu Ni Nyoman Santi berterimakasih kepada KLHK atas kesempatan yang diberikan untuk mewakili Agama Hindu.
“Terima kasih kepada KLHK, kepada ibu menteri karena memberikan kepercayaan kepada kta untuk menuliskan dan menyebarluaskan untuk mengingatkan tentang pentingnya menjaga alam,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ia mengatakan dalam agama Hindu ada Prinsip Tri Hita Karana yaitu prinsip yang menjamin hidup harmonis. Ada 3 hal yang sangat penting dari Tri Hita Karana ini, yaitu Hubungan Manusia dengan Pencipta, Manusia dengan Alam, dan Manusia dengan Manusia.
“Jika kita menjaga ketiganya dalam keharmonisan maka kita akan hidup dalam kesejahteraan,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Agama Islam Sayid Muhadar juga memberikan perspektifnya terkait kelestarian lingkungan dalam agama Islam berdasarkan dalil dan hadis. Ia mengatakan Allah menciptakan seluruh alam ini dan manusia sebagai khalifah harus menjaganya dan jangan merusak.
Sayid juga menegaskan untuk tidak food waste dan mengimbau terkait pentingnya menanam tanaman karena kita sebagai umat Islam dapat mendapatkan pahala.
“Menanam itu penting. Kalo kita menanam lalu tanaman kita dimakan sama burung, kita dapat pahala,”ujarnya.
Terakhir, Koordinator Agama Kristen Novia Widyaningtyas mengatakan bersyukur menjadi bagian dari KLHK yang diberikan kesempatan untuk menyusun buku “Tutur Alam-Kumpulan Ceramah Religi Kelestarian Lingkungan”. Ia mengatakan dalam agama Kristen dalam salib ada lambang vertikal yang berarti hubungan kita dengan pencipta sedangkan lambang horizontal berarti simbol hubungan antara manusia dengan yang lain.
Novia juga mengatakan manusia itu diberikan anugerah, kita sebagai umat yang diberikan segala kesempurnaan harus mengemban misi dan visi untuk menjaga alam.
“Jadi perbuatan manusia yang merusak alam itu salah besar. Teknologi zaman sekarang itu harus merebah budi dan akal manusia menjadi peduli dengan alam. Manusia itu harus kembali ke jalan yang benar,” jelasnya.
“Dari yang sudah disampaikan oleh narasumber tadi ternyata semua sama, semua agama di Indonesia mengamanatkan agar umat manusia hidup berdampingan dengan alam semesta,” tutupnya.
Terakhir, Koordinator Agama Kristen Novia Widyaningtyas mengatakan bersyukur menjadi bagian dari KLHK yang diberikan kesempatan untuk menyusun buku “Tutur Alam-Kumpulan Ceramah Religi Kelestarian Lingkungan”. Ia mengatakan dalam agama Kristen dalam salib ada lambang vertikal yang berarti hubungan kita dengan pencipta sedangkan lambang horizontal berarti simbol hubungan antara manusia dengan yang lain.

Baca artikel detiknews, “KLHK Luncurkan Buku Soal Perspektif Kelestarian Lingkungan Antaragama” selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-6936165/klhk-luncurkan-buku-soal-perspektif-kelestarian-lingkungan-antaragama.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Festival LIKE 2023 KLHK Gelar Talkshow Bahas Kesejahteraan Masyarakat dan Kelestarian Alam

– Senin, 18 September 2023 | 01:41 WIB

POJOKSATU.id, JAKARTA— Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) Road to Cop 28 UEA 2023.

Festival LIKE ini berlangsung selama dua hari, dari 16-17 September 2023 di Arena Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat.

Salah satu rangkaian kegiatannya, yaitu acara Talkshow. Talkshow ini dibagi menjadi 4 Zona, yaitu Zona A (Zona Biru), Zona B (Zona Kuning), Zona C (Zona hijau), dan Zona D (Zona Ungu).

Setiap zona mengangkat tema yang berbeda. Seperti Zona Ungu D dengan mengusung tema ”Masyarakat Sejahtera Alam Lestari” dengan membahas berbagai bahasan yang dapat dikonsultasikan.

Pada 16 September 2023 ada tiga kegiatan Talkshow yang didiskusikan dengan mengusung tema ”Kaum Muda Tangguh dan Tanggap Energi Baru Terbarukan: Mendorong Perubahan Berkelanjutan yang digelar pukul 10:30 sampai 11:55 WIB.

Kemudian, kegiatan kedua mengangkat tema yang bertajuk “Prospek Multi Usaha Takyat Menuju Pembangunan Hijau yang dimulai dari pukul 13:00 hingga 14:25 WIB. Talkshow ketiga dengan mengangkat tema “Young Farmer Social Entrepreneurs yang dimulai pukul 14:30–16:00 WIB.

Adapun narasumber berasal dari berbagai pihak. Dalam talkshow yang mengusung tema “Prospek Multi Usaha Rakyat Menuju Pembangunan Hijau” menghadirkan tiga pembicara.

Salah satunya, Ketua LPHD Wanagiri Kabupaten Buleleng Bali I Made Darsana. Made mengatakan, bahwa Perhutanan Sosial telah memberikan aspek legal yang menjadi kunci masyarakat bisa berperan dalam pengelolaan hutan secara tenang dan nyaman.

Menurut dia, berbagai kegiatan pengelolaan perhutanan sosial antara lain pemanfaatan air terjun untuk wisata.

I Made menyebut sebanyak 225 warga telah mendapatkan penghasilan dari pengelolaan wisata air terjun.

Selain pengelolaan air terjun, tambah I Made, LPHD Wanagiri juga memanfaatkan kawasan perhutanan sosial untuk menanam berbagai jenis tanaman seperti buah-buahan dan kopi.

Selain I Made Darsana, ada 2 narasumber lainnya yaitu Ketua LPHD Way Kalam, Masdira Tiandy dan CEO PT. Tanyuk, Vincent Luhur.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Perhutanan Sosial, Bambang Supriyanto selaku penanggap pada sub tema ini mengatakan bahwa Perhutanan Sosial dengan multi usaha memberikan peluang kepada masyarakat untuk dapat memanfaatkannya secara berkelanjutan melalui tiga tata kelola yaitu tata kelola kelembagaan, tata kelola usaha dan tata kelola kawasan.

“Melalui perhutanan sosial mampu membangun green ekonomi yang menciptakan pendapatan, perhutanan sosial membangun rasa aman petani dalam pengelolaan kawasan hutan, dan perhutanan sosial membangun ketahanan pangan melalui model agroforestry,” ujarnya.

Pada sub tema prospek multi usaha rakyat menuju pembangunan hijau yang dipandu oleh moderator Prita Laura, tampil pula selaku penanggap yaitu Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi Ansharullah dan Guru Besar IPB, Prof. Dodik Ridho Nurrochmat.

Sedangkan, Talkshow pada hari kedua 17 September 2023, ada tiga sub tema lainnya yang tak kalah menariknya pada hari pertama.

Diantaranya, dengan mengusung tema “Menuju Lemitraan Konservasi yang Berkeadilan, Berkelanjutan, Berkesejahteraan dan Ramah Iklim yang dimulai pukul 09:00–10:25 WIB.

Kemudian, pada kegiatan Talkshow kedua mengusung tema “Peran Masyarakat Dalam Pelestarian Lingkungan di Tingkat Tapak yang dimulai pukul 10:30–11.55 WIB dan kegiatan ketiga mengangkat tema bertajuk “Bambu Solusi Berbasis Alam: Penggerak Ekonomi Rakya dengan Produk Ramah Lingkungan yang digelar pukul 13:00 hingga 14:25 WIB.

Dari keseluruhan rangkaian kegiatan talkshow yang digelar menunjukkan antusias yang sangat tinggi peserta dari berbagai kalangan dan pihak yang mengikuti talkshow selama dua hari itu.

Sumber: Pojoksatu.id

Perhutani dan KLHK Bersinergi Pasang Pal Batas Area Perhutanan Sosial

Sumber: https://www.perhutani.co.id/sinergi-perhutani-dan-kementerian-lhk-dalam-pemasangan-pal-batas-area-perhutanan-sosial/ 

CEPU, PERHUTANI (22/09/2023) | Untuk mengurangi potensi konflik tenurial, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu bersinergi dengan Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah XI Yogyakarta, Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Provinsi Jawa Tengah, Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), beserta 12 ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Kabupaten Blora mensosialisasi kebijakan implementasi Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Kusus (KHDPK) dan pemasangan pal batas areal garapan Perhutanan Sosisal di Cepu, Kamis (21/09).

Administratur KPH Cepu melalui Kepala Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pucung, Subiyanto menyampaikan bahwa Perhutani mendukung program Perhutanan Sosial yang bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan kawasan hutan, efektivitas, dan efisiensi kelola Perhutani, pengurangan lahan kritis di kawasan hutan, peningkatan daya dukung dan daya tampung, sekaligus pengurangan potensi konflik kawasan hutan dan peningkatan akses kelola masyarakat hutan sosial.

Ketua tim BPKH Wilayah XI Yogyakarta, Evi Marina mengatakan bahwa terlepas dari masalah ekologi dan sosial, peran hutan di Pulau Jawa sebagai penyangga ekosistem begitu krusial, terlebih dari masyarakat sekitar hutan.

“Kebijakan KHDPK muncul sebagai salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan masyarakat di kawasan hutan Jawa. Dan untuk mendekatkan kebijakan KHDPK sampai tingkat tapak, Kementerian LHK melakukan sosialisasi Implementasi Kebijakan KHDPK dan pemasangan pal batas lahan KHDPK di wilayah Kabupaten Blora,” jelasnya.

Lebih lanjut, Evi memaparkan bahwa pembuatan andil garapan pada area persetujuan perhutanan sosial adalah batas areal garapan setiap anggota kelompok pada lokasi persetujuan pengelolaan perhutanan sosial. Tujuannya adalah menjamin perlindungan, kelestarian hutan dan lingkungan, serta memberi kepastian ruang usaha sekaligus mengurangi potensi terjadinya konflik tenurial.

Sementara itu, Ketua KTH Sendang Rejo, Agung Lampito mengucapkan terima kasih atas sinergitas Perhutani, Kementerian LHK, dan segenap stakeholder hingga terlaksananya pemasangan pal batas areal kawasan lahan garapan.

“Perhutanan sosial bertujuan meningkatkan proporsi hak kelola masyarakat terhadap hutan hingga 10% dalam bentuk hutan sosial. Semoga membawa dampak jangka panjang, terbangunnya pusat ekonomi dan sentra produksi hasil hutan berbasis desa yang menyerap tenaga kerja, dan mengentaskan kemiskinan,” harapanya. (Kom-PHT/Cpu/Pai)

Editor: Tri

Sumber: https://www.perhutani.co.id/sinergi-perhutani-dan-kementerian-lhk-dalam-pemasangan-pal-batas-area-perhutanan-sosial/ 

Penutupan Festival LIKE

Kemeriahan Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) telah usai. Festival yang berlangsung 3 hari sejak tanggal 16 September 2023 mencapai puncaknya dengan penyampaian pesan Presiden Joko Widodo di Indonesia Arena, Jakarta (18/9/2023). “Hati-hati” adalah kata pertama yang disampaikan Presiden dihadapan lebih dari 16 ribu peserta yang memenuhi Indonesia Arena. Presiden Jokowi mengingatkan untuk berhati-hati dengan ancaman perubahan iklim yang sudah nyata dan dirasakan oleh semua negara di dunia.

Kerusakan lingkungan juga terjadi di kawasan hutan hingga mangrove. Terkait dengan hal ini, Presiden Joko Widodo mengajak semua pihak untuk mewaspadai hal tersebut dan bersama-sama menjaga lingkungan sekitar, antara lain dengan menggiatkan kembali reboisasi atau penanaman pohon.

Transisi menuju ekonomi hijau untuk menghadapi perubahan iklim, juga menjadi sorotan Presiden Joko Widodo. Berbagai aktivitas hijau seperti daur ulang sampah, produksi industri hijau, pembangunan kendaraan listrik, hingga penggunaan bahan bakar hijau terus dikerjakan oleh banyak negara.

Di penghujung sambutannya, Presiden kembali mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga lingkungan hidup di Indonesia agar tetap hijau. “Marilah kita jaga lingkungan hidup kita baik yang biotik maupun abiotik sehingga negara kita Indonesia ini tetap hijau, lingkungannya baik, udaranya bersih, dan kita bisa menikmati hidup di negara yang kita cintai ini,” tandasnya.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya pada kesempatan ini melaporkan kepada Presiden Joko Widodo bahwa gelaran Festival LIKE bertujuan untuk menunjukkan kerja nyata dari langkah korektif pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan. Selama 3 (tiga) hari penyelenggaraan Festival LIKE, telah menarik minat lebih dari 37 ribu pengunjung. Berbagai kegiatan dilaksanakan pada Festival ini, seperti talk show, pameran, coaching clinic, demo inovasi, sellers meet buyers, kompetisi, pertunjukan seni budaya dan musik serta “Gowes Bareng” 3.000 orang dalam wadah Bike to Work dari berbagai penjuru Jabodetabek menuju Indonesia Arena pada tanggal 16 September 2023.

Lebih lanjut disampaikan, dua hari kemarin telah dilaksanakan Penandatanganan MoU antara produsen dan off taker sampah dan industri daur ulang, serta pengembangan usaha oleh sebanyak 6 perusahaan. Selain itu juga terdapat MoU dan kerja sama inovasi sosial dan lingkungan, pendamping dan off taker hutan sosial antara lain untuk kopi, madu, alpukat dan karet, oleh sebanyak 12 perusahaan dan 1 yayasan.

Menteri Siti menambahkan bahwa sesuai arahan Presiden Joko Widodo, kelompok Perhutanan Sosial harus selalu didampingi untuk peningkatan kapasitas kelembagaan, tata kelola kawasan, kesempatan berusaha dan fasilitasi manajemen  usaha kelompok yang efektif. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang produktif.

Sebelum menutup acara, Presiden Joko Widodo menyerahkan Surat Keputusan Perhutanan Sosial sebanyak 1.541 Unit SK dengan luas areal 1,048 juta Ha. Presiden juga menyerahkan SK Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA) seluas 107 ribu Ha. Termasuk dalam SK Perhutanan Sosial adalah untuk Hutan Adat seluas 90 ribu ha bagi lebih dari 23 kelompok adat, SK Kemitraan Konservasi seluas 297 Ha bagi 607 kelompok dan Kemitraan Kehutanan Perhutani Produktif.

“Bahu membahu masyarakat, pemerintah dan dunia usaha dalam kerja keras bersama pada upaya melindungi dan terus meningkatkan perbaikan lingkungan, hutan dan aksi iklim, restorasi dan replikasi untuk kelestarian alam, terlihat refleksinya dalam festival ini,” ungkap Menteri Siti.

Hadir dalam puncak gelaran Festival LIKE antara lain Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua Komisi Yudisial Amzulian Rifai, sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, sejumlah kepala daerah, sejumlah duta besar negara sahabat, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.

Editor: Kardian

Rangkaian Kegiatan Festival LIKE “Lingkungan-Iklim-Kehutanan-Energi Baru Terbarukan”

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, membuka Festival LIKE (Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan energi Baru Terbarukan) di Indonesia Arena, Kawasan GBK, Jakarta pada tanggal 16 -18 September 2023 bersama Menteri Sekretaris Negara, Pratikno dan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Masduki.

Selain booth PSKL, salah satu pengisi booth pameran di Zona Ungu adalah Booth

 Penerima Penghargaan Kalpataru. Booth Kalpataru diisi oleh Ibu Oday sebagai Penerima Penghargaan Kalpataru tahun 2018 kategori Perintis Lingkungan dan Pak Nugroho Penerima Kalpataru tahun 2023 Kategori Pembina Lingkungan.

Selain pameran, acara lain yang ada di Festival Like adalah Talkshow,salah satunya adalah Young Farmer Entrepreneurs. Audiens yang hadir didominasi oleh anak – anak muda.

Kunjungan Mitra Perhutanan Sosial ke KTH Madusari dan KTH Jati Agung

Pada 1 September 2023 dilakukan kegiatan kunjungan lapangan Tim Ditjen PSKL bersama para mitra perhutanan sosial ke dua lokasi, yaitu KTH Madusari dan KTH Jati Agung di Karangasem, Bali.

Kunjungan pertama dilakukan ke KTH Madusari. Sekretaris KTH Madusari, Wayan Wenten, menyampaikan bahwa salah satu produk Perhutanan Sosial unggulan yang dihasilkan adalah madu. Budidaya lebah madu didukung oleh sumber nektar yang beragam dari tanaman sekitar seperti kaliandra, kayu sendok, alpukat, kayu putih, dll.

Madu dihasilkan dari berbagai jenis nektar berbeda. Madu dengan nektar kayu sendok dengan kekentalan dan aroma nya yang wangi menjadi salah satu madu unggulan. Dalam setahun, madu dapat dipanen 4 kali. Pada kondisi cuaca yang baik, satu kali panen musim bunga dapat menghasilkan Rp 200 juta dari pasar lokal.

Selain itu juga terdapat jenis madu trigona yang dipanen secara manual dan khusus. Harga madu bervariasi, mulai Rp 50.000 per 140 ml hingga 100.000 per 300 ml.

Lokasi kedua adalah ekowisata Taman Edelweiss yang dikelola oleh KTH Jati Agung. KTH ini memiliki skema kemitraan kehutanan seluas 30 ha yang sebagian besar wilayahnya dikelola pada bidang jasa lingkungan.

 KTH Jati Agung kini telah menjalin kerjasama melalui penandatanganan nota kesepahaman dengan PT. Perjalanan Jelajah Indah Indonesia dan telah mendiskusikan rencana tindak lanjut kerjasama tersebut.

Rencana dan harapan KTH Jati Agung ke depannya adalah membuat glamping, tempat pertemuan aula, kolam, anjungan, ruang terbuka, spot pemandangan, wahana mainan anak anak, flying fox, jembatan gantung, sepeda layang, untuk menarik minat wisatawan lebih banyak lagi.

Dialog Interaktif Temu Mitra Usaha Perhutanan Sosial Dalam Sinergitas Proper Wilayah Bali dan Nusa Tenggara

Kamis, 31 Agustus 2023

Direktorat Kemitraan Lingkungan bekerjasama dengan BPSKL Wilayah Bali Nusa Tenggara mengadakan kegiatan Temu Mitra Perhutanan Sosial di Denpasar, Bali dengan tujuan untuk mensosialisasikan Perhutanan Sosial pada penangung jawab usaha peserta PROPER serta Menghubungkan/mempertemukan antara perusahaan dan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) wilayah Bali dan Nusa Tenggara sebagai mitra strategis lingkungan dapat menjalin kerjasama kemitraan, melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) ataupun sebagai offtaker produk Perhutanan Sosial.

Acara dibuka dengan pengarahan dari Bapak Direktur Jenderal PSKL melalui daring. Kegiatan ini dihadiri oleh 140 peserta yang terdiri Kelompok Perhutanan Sosial, instansi pemerintah daerah, beserta pihak perusahaan nasional dan internasional yang bergerak di sektor energi, ekowisata, dan agroforestri.

Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari Getting Commitment yang ditandatangani pada tanggal 5 Juni 2023 di Jakarta. Bentuk tindak lanjut adalah penandatanganan Surat Kesepakatan antara:

  1. PT. Pupuk Sriwidjaja dengan KUPS Kopi Ringke Masyarakat Adat Tebat Benawa
  2. PT. Paiton Energy dengan KT Alam Subur dan KT Ranu Makmur
  3. PT. PLN Indonesia Power dengan LMDH Mandala Giri, KTH Ujung Bulu, KTH Wana Kertha Lestari, dan KTH Girimadia Lestari
  4. PT. Astra International dengan KTH Silau Raja, KTH Mandala Giri, dan KTH Tambak Baya
  5. PT Semen Padang dengan KTH Sikayan Balumuik

Selain itu, dilaksanakan penandatanganan Kerjasama antara Perusahaan dengan Kelompok Perhutanan Sosial (KPS) di wilayah Bali Nusa Tenggara. Kerjasama ini terjalin antara:

  1. PT Cafe Molly Intl dengan KTH Malek Mudi
  2. PT Perjalanan Jelajah Indah Indonesia dengan KTH Wanagiri, KTH Jati Agung, dan KTH Madusari

Kegiatan dilanjutkan dengan dialog interaktif temu mitra usaha yang membahas percepatan program perhutanan sossial melalui integrasi program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER), perkenalan potensi produk Perhutanan Sosial oleh KPS, dan berbagi pengalaman perusahaan dalam melaksanakan CSR dengan KPS.

Editor: Kardian