Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar kegiatan Perkemahan Bakti Saka Kalpataru dan Saka Wanabakti (Pertikawan) Regional Bali dan Nusa Tenggara Tahun 2023 pada 18 – 23 November 2023 di Bumi Perkemahan Wanabakti, Taman Nasional Bali Barat, Provinsi Bali. Pertikawan merupakan salah satu agenda KLHK dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Pertikawan merupakan kegiatan 5 (lima) tahunan dalam bentuk Perkemahan Bakti yang dilaksanakan di setiap wilayah. Pada tahun 2023 ini kembali digelar di 6 Regional, yaitu: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali Nusa Tenggara, Sulawesi Maluku, dan Papua. Pertikawan Regional Bali Nusa Tenggara merupakan Pertikawan ke-5, setelah sebelumnya digelar di Sumatera, Sulawesi Maluku, Kalimantan dan Papua.
Sekretaris Jenderal KLHK, Bambang Hendroyono, membuka acara tersebut pada Sabtu (18/11). Bambang Hendroyono, yang juga Ketua Pimpinan Saka Wanabakti dan Kalpataru Tingkat Nasional Saka Wanabakti dan Saka Kalpataru, mengatakan bahwa Saka Kalpataru dan Saka Wanabakti adalah wadah bagi generasi muda Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk melaksanakan kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa tanggung jawab terhadap pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Kaum muda merupakan generasi yang akan mengambil tongkat estafet kepemimpinan dan tugas tata kelola kehutanan dan SDA di masa yang akan datang. Generasi muda sangat berperan mendukung keberhasilan pengelolaan hutan dan sumber saya alam.
Minggu, 19 November 2023, Direktorat Kemitraan Lingkungan mengisi salah satu kegiatan Pertikawan dengan “Sosialisasi Perhutanan Sosial Dalam Rangka Penataan Kawasan Hutan”.
Pada kesempatan tersebut, Kak Jo Kumala Dewi menyampaikan sejarah berdirinya Saka Kalpataru, Krida-krida yang ada, termasuk Syarat Kecakapan Khusus serta Tanda Kecakapan Khusus pada Saka Kalpataru.
Pentingnya menjaga keanekaragaman hayati dan plasma nutfah hutan indonesia akan memberikan keuntungan bagi Indonesia dimasa yang akan datang, ini disebabkan Indonesia merupakan negara ke-2 yang memiliki plasma nutfah terbanyak di dunia.
Di akhir paparan, Kak Jo mengajak semua pramuka untuk kembali mengingat bahwa manusia sangat terikat kepada kemampuan alam tapi disisi lain kita terkadang terlalu serakah untuk memanfaatkan apa yang disediakan alam hingga lupa bahwa akan ada generasi kita di masa depan yang juga membutuhkan alam ini.
Saka Kalpataru diharapkan menjadi salah satu garda terdepan untuk menghadapi permasalahan lingkungan yang sangat masif saat ini. Keterlibatan Pramuka juga dapat dilakukan dalam mengelola sampah dengan cara 3R plus rethink yang bisa menjadi awal dari pengurangan produksi sampah di lingkungan terutama lingkungan rumah tangga. Pengendalian perubahan iklim menjadi sasaran berikutnya dengan mengubah kebiasaan boros dalam konsumsi energi, yang dapat dimulai dari sekarang dan dari diri sendiri.