Arsyad, pria kelahiran Pota, adalah seorang tenaga harian lepas (THL) dari Dinas Pariwisata Kab. Manggarai Timur, NTT. Bekerja sebagai petugas loket dan penjaga kebersihan di obyek wisata yang berada di wilayah Kelurahan Pota. Arsyad melakukan kegiatan penyelamatan Biawak Komodo Flores itu berangkat dari keprihatinan beliau atas persepsi masyarakat terhadap Biawak Komodo Flores yang dianggap sebagai hama karena menyerang ternak warga.
Kegiatan yang dilakukan Arsyad sejak tahun 2006 dengan biaya sendiri bahkan sampai hutang bank. Akhirnya membuahkan hasil berupa perubahan persepsi dan perilaku masyarakat terhadap eksistensi Biawak Komodo Flores. Bukan hanya itu saja, kecintaan beliau terhadap jenis satwa ini diwujudkan juga dengan mendirikan Pusat Informasi Komodo yang dibangun di areal halaman rumahnya. Melalui pusat informasi ini Arsyad banyak memberikan edukasi ke publik tentang Biawak Komodo Flores dan pentingnya menjaga kelestarian jenis satwa ini. Tamu yang datang ke pusat informasi ini berasal dari berbagai kalangan, antara lain; masyarakat lokal, kaum pelajar dan akademisi, ilmuwan, turis domestik maupun asing.
Selain melakukan kegiatan penyelamatan fauna yang hampir punah, Arsyad juga melakukan kegiatan konservasi mangrove di kawasan pesisir Pota. Pada tahun 1992 gempa kuat di Maumere berdampak hingga ke Pota. Beliau melakukan penanaman mangrove di pesisir Pota dan sekitarnya, untuk mengurangi dampak bencana terulang kembali. Ketika peristiwa itu terjadi memberikan dampak terhadap lingkungan serta mengganggu stabilitas perekonomian masyarakat.
Selain bertugas menjaga lingkungan di beberapa lokasi obyek wisata di Kelurahan Pota dan sekitarnya, Arsyad juga pernah didapuk sebagai penyuluh sanitasi. Atas dasar inisiatif sendiri beliau mempelopori pembuatan sarpras WC di rumah warga sambil mengedukasi masyarakat tentang pola hidup sehat dan bersih.
Selama merawat komodo Arsyad telah menemukan inovasi pengobatan herbal untuk komodo. Pernah ada komodo yang putus lidahnya, diobati dengan obat herbal dari kunyit, luar biasa, lidah itu tumbuh normal kembali.
Arsyad berharap agar pemerintah dan serta masyarakat memberikan dukungan nyata atas kelestarian jenis Biawak Komodo asal Flores yang hampir punah ini maupun konservasi mangrove di Kawasan pesisir. Bukan saja untuk kepentingan di masa kini, tetapi juga untuk keberlanjutan di masa depan.
Penulis: Mey Peggy Roselina Tambunan
Editor: Nurhayati