Adolof Olof Wanemseba, Pelestari Kima Jadi Pemenang Kalpataru

Adolof Olof Wanemseba, penerima Anugerah Kalpataru 2024 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Sumber: Katadata.co.id ditulis oleh Djati Waluyo Editor: Hari Widowati

Beberapa sosok menarik muncul saat penganugerahan Kalpataru 2024 oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).  Salah satu sosok yang menarik perhatian adalah Adolof Olof Wonemseba, penerima Kalpataru 2024 dengan kategori perintis lingkungan yang melakukan konservasi Kima, kerang raksasa yang ada di lautan Papua Barat.  Pria kelahiran Kampung Yende, Distrik Roon, Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat ini adalah mengenyam pendidikan hingga SLTA. Sehari-hari ia , berprofesi sebagai nelayan.  Untuk menyambung hidup, ia sudah mencoba berbagai teknik mencari ikan. Bahkan, ia pernah menyelam menggunakan kompresor di mana teknik ini sudah dilarang karena membahayakan jiwa.  Dengan mata pencaharian yang berasal dari alam, Adolof sadar bahwa pengambilan biota laut secara terus-menerus tanpa mengatur dan menjaganya akan menyebabkan anak cucunya kesulitan mendapatkan ikan dan biota lainnya. Termasuk, Kima atau kerang raksasa yang banyak di temukan di tempat tinggalnya sekarang.  Dari pengalaman menyelam menggunakan kompesor di kedalaman lautan, Adolof mengamati dan merasakan bahwa kehadiran Kima dapat mendatangkan keberuntungan dengan hadirnya banyak ikan di perairan Papua Barat. Para nelayan sering mencari Kima di pulau-pulau sekitar Teluk Wondama, Kepulauan Roon.  Misalnya, Pulau Auri dan pulau-pulau lainnya yang jaraknya bisa puluhan kilometer.
Kima Raksasa BiruNiat Adolof semakin nyata dengan mulai merintis Kawasan Kima di Desa Rouno, Teluk Wondama. Ia melakukan hal ini meskipun tidak pernah mengetahui dan mendengar bahwa ada beberapa Kima yang dilindungi berdasarkan peraturan nasional maupun internasional.
Inisiatif Membangun Kawasan Kima Kawasan Kima merupakan inisiatif Adolof untuk melindungi populasi Kima. Kawasan ini meliputi area seluas 800 m2, yang terletak di dekat tterumbu karang yang sudah ada di sana. Kawasan konservasi Kima ini terbentuk pada tahun 2011. Tujuan utamanya adalah agar populasi kima dapat dilindungi dari banyaknya ancaman pemburu Kima.  Saat ini sudah ada dua wilayah konservasi Kima di Dusun Rouno milik Adolof dan satu lagi milik saudaranya. Kawasan konservasi baru seluas 200 m2 itu dimulai pada tahun 2022. Beberapa Kima terdapat di kebun Adolof atau di lokasi konservasi Kima, seperti Kima Raksasa (Tridacna gigas), Kima Selatan (Tridacna derasa), dan Kima Sisik (Tridacna sguamosa). Di kawasan konservasi Kima ini terdapat ratusan Kima, hal ini dikonfirmasi oleh dua verifikator yang melakukan penyelaman langsung. Selain itu, di kebun Adolof juga terdapat Kima Besar (Tridacna maxima), Kima Pasir (Hippopus hippopus), Kima Lubang (Tridacna crocea), Keong Kepala Kambing (Cassis cornuta), dan Triton Trompet (Charonia tritonis) yang terjaga dengan baik.  Saat ini inisiatif Kebun Kima mulai dilirik oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kerena menjadi salah satu potensi wisata Festival Pulau Roon yang diadakan setiap tahun.  Kegiatan perlindungan Kima sampai saat ini belum optimal dilakukan Adolof, karena belum ditegaskan dengan peraturan terkait perlindungan Kima. Menurutnya, orang Papua berbeda, mereka lebih melihat bukti daripada janji, dan bukti itu sudah mulai dikerjakan Adolof sedikit demi sedikit.  Untuk mengubah perilaku masyarakat, Adolof menilai perlu dukungan dari pemerintah daerah dan dari pemangku adat. Hal ini yang sekarang masih diperjuangkan Adolof Olof adalah agar anak cucu ke depan masih dapat menikmati alam laut mereka

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul “Adolof Olof Wanemseba, Pelestari Kima Jadi Pemenang Kalpataru ” , https://katadata.co.id/ekonomi-hijau/ekonomi-sirkular/6660319301461/adolof-olof-wanemseba-pelestari-kima-jadi-pemenang-kalpataru
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Hari Widowati

KTH Wanapaksi Terima Kalpataru dari Menteri LHK

KTH Wanapaksi Terima Kalpataru dari Menteri LHK

Sumber: Harian Jogja

JOGJA—Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Prof. Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc. menyerahkan penghargaan Kalpataru kepada Ketua KTH Wanapaksi, Djarwo untuk Kategori Penyelamat Lingkungan, Rabu (5/6/2024) di ruang Auditorium Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat, dalam acara memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Pj. Bupati Kulonprogo Ir. Srie Nurkyatsiwi, MMA menyambut baik dan bangga atas penghargaan yang diperoleh oleh KTH Wanapaksi. Ia berharap penghargaan tersebut dapat memberikan inspirasi bagi semua pihak untuk terus menjaga kelestarian lingkungan.

Djarwo, didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kulon Progo, Ir. Bambang Tri Budi Harsono, MM dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulon Progo, Ir. Gusdi Hartono, MT menjelaskan Kelompok Tani Hutan (KTH) Wanapaksi merupakan kelompok tani hutan yang memiliki upaya pelestarian lingkungan di Kalurahan Jatimulyo Girimulyo, Kulon Progo khususnya bagi populasi burung. KTH Wanapaksi berdiri pada 2 Desember 2018, di Kalurahan Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo.

KTH Wanapaksi memiliki tujuan membangun kualitas kesejahteraan hidup bersama untuk masa kini dan masal depan melalui kegiatan aneka usaha berwawasan konservasi. Dengan sasaran anggota kelompok adalah masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar kawasan hutan. KTH Wanapaksi banyak melakukan kegiatan-kegiatan seperti konservasi bersama masyarakat serta mitra-mitra terkait. Saat ini KTH Wanapaksi memiliki beberapa usaha seperti peternakan lebah madu tanpa sengat atau klanceng, usaha ekowisata pengamatan burung, dan program adopsi burung bersarang.

Gusdi Hartono menambahkan KTH Wanapaksi dinilai oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, 22 April 2024 dengan menerjunkan tim verifikator menyelidiki kondisi lapangan dan memastikan bahwa ekosistem burung yang beragam tetap terjaga dan terlindungi. Mereka memeriksa keberadaan habitat alami, ketersediaan sumber daya yang diperlukan untuk kelangsungan hidup burung, serta upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi ancaman terhadap populasi burung di area tersebut.

Sumber:  Harian Jogja, ditulis oleh: Mediani Dyah Natalia

Dedikasi Bijak Kelola Sampah dan Berdayakan Masyarakat, Mitra PHE ONWJ Raih Kalpataru

Sumber: pertamina.com

6 Juni 2024 – Mitra binaan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), Dindin Komarudin, menerima penghargaan Kalpataru 2024 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) atas dedikasinya dalam lingkungan.

Abah Dindin, sapaan akrabnya, meraih kategori Pembina Lingkungan Kalpataru 2024. Penghargaan diberikan langsung oleh Menteri LHK Dr. Ir Siti Nurbaya Bakar, M.Sc, di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Rabu (5/6/2024).

Dalam sambutannya, Siti Nurbaya mengingatkan, penghargaan Kalpataru yang berlangsung selama 44 tahun sejak 1980, diberikan untuk memotivasi dan mendorong kepeloporan penerima penghargaan dalam melestarikan lingkungan hidup. Selain meningkatkan peran masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Kalpataru juga bertujuan mengangkat hasil karya yang terbukti efektif dalam melestarikan lingkungan sekaligus mensosialisasikannya kepada masyarakat luas.

“Kalpataru ini mampu membuka peluang bagi berkembangnya inovasi dan kreativitas serta prakarsa masyarakat sebagai bentuk motivasi dalam melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan,” kata Siti Nurbaya di hadapan hadirin. Dalam kegiatan ini, turut hadir mantan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, para kepala daerah se-Indonesia, dan jajaran Dirjen KLHK.

Siti Nurbaya berpesan kepada penerima penghargaan, bahwa Kalpataru merupakan amanah untuk tetap menjaga dan meningkatkan kepeloporan dalam menjaga lingkungan hidup dan kehutanan. “Penghargaan ini juga sebagai tanda pemerintah menghargai upaya dan jasa bakti pada lingkungan,” sambungnya.

Di tahun 2024, Kalpataru diberikan kepada 10 orang atau kelompok dari 4 pengelompokan bidang. Masing-masing yaitu kategori perintis lingkungan, kategori pengabdi lingkungan, kategori penyelamat lingkungan, dan kategori pembina lingkungan. Kategori terakhir diberikan ke Abah Dindin.

Pria asal Bandung ini merupakan sosok inspiratif di balik dedikasinya terhadap pelestarian lingkungan. Kiprahnya dalam membina anak jalanan, kelompok marjinal, dan penyandang disabilitas untuk melakukan pemilahan sampah, pembuatan kreasi daur ulang, budidaya maggot, dan teknik pengolahan sampah lainnya, telah diakui secara nasional dengan penghargaan Kalpataru 2024 kategori Pembina Lingkungan dari KLHK.

Penghargaan ini menjadi bukti nyata komitmen Dindin dalam melestarikan lingkungan dan memberdayakan masyarakat. Sejak tahun 2000-an, Dindin telah aktif mendirikan Yayasan Kumala (Kreatif Usaha Mandiri Alami) dan Bank Sampah Kumala, yang kemudian berkembang menjadi Bank Sampah Induk Kumala dan membina lebih dari 34 Bank Sampah Unit (BSU) yang berpusat di wilayah Koja, Tanjung Priok, dan Cilincing, Jakarta Utara. Upaya Dindin ini tak hanya mengangkat lingkungan namun berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 8 dan 9 yakni Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi serta infrastruktur, juga mewujudkan poin 10 dan 12 dalam mengurangi kesenjangan serta menerapkan konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.

Kontribusinya tak hanya di Jakarta, Dindin juga aktif berbagi ilmu dan pengalamannya di berbagai wilayah Indonesia, membina dan mendampingi anak jalanan dan melahirkan 25 orang trainer eks anak jalanan untuk membantunya dalam pelatihan. Abah Dindin juga telah membina 12.768 orang dari seluruh Indonesia.

Dedikasi Dindin tak luput dari perhatian PHE ONWJ. Sebagai mitra binaan, PHE ONWJ turut bangga atas pencapaian Dindin dan komitmennya dalam pelestarian lingkungan.

Head of Communication, Relations & CID PHE ONWJ, R. Ery Ridwan menuturkan, penghargaan Kalpataru 2024 ini menjadi pengingat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Sosok Dindin Komarudin dengan dedikasinya yang luar biasa, menjadi teladan untuk terus berkontribusi dalam menjaga bumi untuk generasi mendatang.

“Kami sangat bangga atas pencapaian Dindin Komarudin dalam menerima penghargaan Kalpataru 2024 kategori Pembina Lingkungan.  Dedikasi dan kegigihannya dalam melestarikan lingkungan dan memberdayakan masyarakat patut menjadi inspirasi bagi kita semua. PHE ONWJ berkomitmen untuk terus mendukung program-program Dindin dan mitra binaan lainnya dalam mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan,” kata Ery.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menambahkan, pelestarian lingkungan menjadi salah satu fokus keberlanjutan Pertamina, untuk menjaga keberlangsungan hidup di masa datang. Selain itu, mendukung komitmen Pemerintah dalam pelestarian lingkungan, serta mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

“Untuk menjalani fokus keberlanjutan pada lingkungan ini, Pertamina tidak hanya mendorong aksi kepedulian dari lingkup internal Pertamina Grup, namun juga menggandeng pihak eksternal termasuk tokoh masyarakat sehingga upaya pelestarian lingkungan bisa dilakukan lebih masif dan konsisten. Kami bangga dengan mitra binaan yang mampu menjadi penggerak upaya pelestarian tersebut,” tandas Fadjar.

Informasi Umum

PT PHE ONWJ merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang tergabung dalam Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina, bersama dengan PHE OSES, dan Pertamina EP Jawa Barat. Area kerja PHE ONWJ terletak di Kota/ Kabupaten Kepulauan Seribu, Karawang, Indramayu, Cirebon, Subang.

Baca selengkapnya di pertamina.com

Wakili MHA Punan Batu Benau Sajau Terima Kalpataru, Bupati Bulungan: Mereka Jaga Kelestarian Hutan

Bupati Bulungan Syarwani menerima penghargaan Kalpataru 2024 kategori Penyelamat Lingkungan mewakili Masyarakat Hukum Adat (MHA) Punan Batu Benau Sajau, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan.

KOMPAS.com – Bupati Bulungan Syarwani menerima penghargaan Kalpataru 2024 kategori Penyelamat Lingkungan mewakili Masyarakat Hukum Adat (MHA) Punan Batu Benau Sajau, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menteri LHK) Republik Indonesia (RI) Siti Nurbaya dalam acara Seremoni Penganugerahan Kalpataru di Jakarta, Rabu (5/6/2024). “Terima kasih kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK) dan para mitra strategis yang telah memberikan apresiasi dan dukungan kepada MHA Punan Batu Benau Sajau dalam upaya mereka melestarikan hutan di wilayah Kabupaten Bulungan,” kata Syarwani. Kementerian LHK memberikan Anugerah Kalpataru kepada sepuluh pemenang yang memberikan kontribusi nyata terhadap lingkungan.
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar mengatakan bahwa penghargaan tersebut diberikan atas dedikasi dan konsistensi pribadi maupun kelompok yang berhasil menjaga dan menyelamatkan lingkungan hidup dan kehutanan.

MHA Punan Batu Benau Sajau berkomitmen pada lingkungan

Bupati Bulungan Syarwani mendampingi Masyarakat Hukum Adat (MHA) Punan Batu Benau Sajau, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan dalam acara Seremoni Penganugerahan Kalpataru di Jakarta, Rabu (5/6/2024).
Bupati Bulungan Syarwani mengatakan bahwa penghargaan Kalpataru merupakan penghargaan tertinggi di bidang LHK yang diberikan pemerintah kepada individu maupun kelompok, yang dinilai berjasa dalam merintis, mengabdi, menyelamatkan, dan membina Perlindungan dan Pengelolaan LHK. Ia menegaskan bahwa MHA Punan Batu Benau Sajau layak mendapat Penghargaan Kalpataru karena menyelamatkan lingkunan. “MHA Punan Batu Benau Sajau mendapat penghargaan Kalpataru karena dinilai berkomitmen menyelamatkan lingkungan. Dengan menjaga kelestarian hutan adat di sepanjang tepian Hulu Sungai Sajau dan Hutan di sekeliling Gunung Benau,” kata Syarwani, Kamis (23/5/2024). Keberadaan masyarakat Punan Batu Benau selama ini menjadi perhatian khusus Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan.
Perhatian tersebut salah satunya dibuktikan oleh Syarwani dengan menyerahkan SK Perlindungan Masyarakat Hukum Adat pada masyarakat Punan Batu di Liang Meriam, area Gunung Batu Benau pada Selasa (6/6/2023) “Saya atas nama pribadi dan Pemkab Bulungan turut berbangga dan mengucapkan selamat atas diraihnya penghargaan Kalpataru 2024. Hal ini selaras dengan komitmen Pemkab Bulungan menjalankan program pembangunan berkelanjutan,” ucapnya. Sebagai informasi, lima tahun yang lalu, tepatnya 10 Juli 2019, Kabupaten Bulungan juga pernah meraih penghargaan Kalpataru. Melansir Tribun Kaltara, Jumat (24/5/2024), MHA Punan Batu Benau Sajau yang berada di wilayah administratif Desa Sajau merupakan salah satu dari sepuluh penerima penghargaan Kalpataru 2024 kategori Penyelamat Lingkungan. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri LHK Nomor 574 Tahun 2024 tanggal 17 Mei 2024, terdapat empat penerima penghargaan kategori perintis lingkungan, satu kategori pengabdi lingkungan, tiga kelompok kategori penyelamat lingkungan, dan dua kategori pembina lingkungan.

Sumber:

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Wakili MHA Punan Batu Benau Sajau Terima Kalpataru, Bupati Bulungan: Mereka Jaga Kelestarian Hutan”, Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2024/06/05/194950078/wakili-mha-punan-batu-benau-sajau-terima-kalpataru-bupati-bulungan-mereka.

Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6
Download aplikasi: https://kmp.im/app6

Pemerintah Apresiasi Pengelolaan Lingkungan Melalui Penghargaan Kalpataru

Oleh: Penta Maydita Editor: Iwan Bagus Irawan29 May 2024

Sumber: Radio Republik Indonesia rri.co.id

Pemerintah Apresiasi Pengelolaan Lingkungan Melalui Penghargaan Kalpataru

KBRN, Jakarta: Tahun ini, Pemerintah akan kembali menganugerahkan penghargaan Kalpataru. Penghargaan ini rencananya akan diberikan bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, pada Rabu (5/6/2024) mendatang.

”Penghargaan Kalpataru adalah salah satu penghargaan tertinggi yang diberikan oleh Pemerintah kepada individu atau kelompok yang melakukan berbagai upaya dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,” ujar Direktur Kemitraan Lingkungan, Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, Jo Kumala Dewi dalam dialog Pro 1 RRI Jakarta, pada Rabu (29/5/2024).

Penghargaan Kalpataru terbagi menjadi empat kategori, yaitu Perintis, Penyelamat, Pengabdi, dan Pembina Lingkungan. Setiap kategori itu memiliki kriteria penilaian masing-masing.

”Penilaian berdasarkan mereka sudah benar-benar menunjukan dampak ekologi lingkungan, sosial dan ekonomi secara kuantitatif dan kualitatif, serta apa yang dilakukan benar-benar berswadaya dan berkelanjutan,” katanya.

Penerima penghargaan Kalpataru dianggap sebagai agen perubahan dan role model untuk menginsiprasi masyarakat agar ikut melakukan hal serupa. Penerima penghargaan ini nantinya akan mendapatkan dana replikasi pada tahun mendatang. Mereka harus mereplikasi kegiatan lingkungan yang dilakukan di area yang berbeda.

Jo Kumala Dewi menjelaskan, dalam proses penentuan calon penerima penghargaan Kalpataru, pihaknya mulai menerima usulan mengenai kegiatan lingkungan pada bulan Januari hingga Februari. Setelah dilakukan verifikasi dokumen, proses selanjutnya adalah diusulkan ke Dewan Kalpataru. Penilaian akan dilakukan oleh sebanyak 11 anggota Dewan Kalpataru yang merupakan pakar profesional di bidang lingkungan hidup.

Setelah Dewan Kalpataru melakukan penilaian dan menentukan nominasi, berikutnya dilakukan verifikasi secara virtual, dan verifikasi langsung ke lapangan. Hingga akhirnya Dewan Kalpataru mengusulkan ke Menteri Lingkungan Hidup dan ditetapkan pada bulan Mei.

Baca selengkapnya di rri.co.id