Penghargaan Adiwiyata Pertegas Peran Penting Sekolah Ciptakan Generasi Peduli Lingkungan Hidup

SIARAN PERS
Nomor: SP. 255/HUMAS/PPIP/HMS.3/10/2024

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberikan penghargaan kepada 720 sekolah dari 31 provinsi di seluruh Indonesia yang berhasil meraih predikat Adiwiyata Mandiri dan Adiwiata Nasional Tahun 2024. Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong, yang mewakili Menteri LHK Siti Nurbaya, secara langsung memberikan Penghargaan kepada 208 Sekolah Adiwiyata Mandiri dan 512 Sekolah Adiwiyata Nasional Tahun 2024 di Jakarta, Rabu (2/10/2024).

Penghargaan Adiwiyata merupakan bentuk apresiasi atas komitmen dan upaya berkelanjutan sekolah dalam mewujudkan penerapan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBHLS). Hal ini juga menunjukkan bahwa gerakan PBLHS semakin meluas dan mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Dalam sambutannya, Wamen Alue Dohong mengatakan bahwa di tengah tantangan pengelolaan lingkungan hidup yang semakin kompleks, pendidikan lingkungan di sekolah memiliki peran yang sangat krusial. Pendidikan lingkungan tidak hanya sebatas memberikan pengetahuan tentang isu-isu lingkungan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran, sikap peduli, dan keterampilan serta perilaku yang merupakan tindakan nyata dalam menjaga lingkungan.

“Dengan membekali siswa dengan pemahaman yang komprehensif tentang lingkungan, kita dapat menciptakan kader adiwiyata yang akan menjadi agen perubahan untuk membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan,” katanya.

Wamen Alue Dohong juga menegaskan bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peranan penting dalam merubah perilaku, membentuk karakter, dan menciptakan generasi penerus bangsa yang peduli akan lingkungan hidup. Ia menjelaskan pendidikan lingkungan dapat berupa proses yang berkelanjutan dan sangat penting untuk masa depan planet kita.

“Semakin dini kita mulai menanamkan kesadaran akan pentingnya lingkungan, semakin besar peluang kita untuk menciptakan dunia yang lebih baik, serta lingkungan yang lestari dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Acara penyerahan penghargaan Adiwiyata Tahun 2024 yang berlangsung di Auditorium Dr. Ir. Soejarwo, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, dihadiri oleh sekitar 1000 orang yang terdiri atas perwakilan sekolah dari 31 provinsi, Dinas LH Provinsi dan Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Kanwil Kemenag Provinsi dan Kabupaten/Kota, para mitra dunia usaha dan lembaga terkait, Dewan Pertimbangan GPBLHS, perwakilan dari Kementerian Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, serta Pejabat dan staf Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Selain itu, acara ini juga disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Kementerian LHK untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas.

Sementara itu, Kepala Badan P2SDM KLHK, Ade Palguna Ruteka menjelaskan Penilaian Calon Sekolah Adiwiyata Mandiri dan Nasional Tahun 2024 diikuti oleh 1.028 sekolah. Setelah dilakukan seleksi administrasi, penilaian dokumen dan verifikasi lapangan, ditetapkan Sekolah Adiwiyata Mandiri sebanyak 208 sekolah dari 22 provinsi dan Sekolah Adiwiyata Nasional sebanyak 512 sekolah dari 31 provinsi. Jumlah sekolah yang mendapatkan penghargaan Adiwiyata Mandiri dan Adiwiyata Nasional tahun ini meningkat dari tahun lalu, yaitu meningkat sekitar 23 % bagi Sekolah Adiwiyata Nasional dan 55 % bagi Sekolah Adiwiyata Mandiri.

“Program Adiwiyata dimulai pada tahun 2006 dengan 10 sekolah di Pulau Jawa dan Pulau Bali. Saat ini, 18 tahun kemudian, tahun 2023 ada 28.990 sekolah yang mendapatkan penghargaan Adiwiyata tingkat Kota/Kabupaten, Provinsi, Nasional dan Mandiri. Kami terus berupaya untuk mengembangkan Adiwiyata, dengan perkembangan terbaru di tahun ini adalah peluncuran dan pengembangan SIDIA 2024, penerapan sistem levelling Gerakan PBLHS, dan pemberian penghargaan kepada Kepala Daerah yang mendukung pelaksanaan Gerakan PBLHS,” tutur Ade Palguna dalam laporannya.

Sebagai rangkaian kegiatan pada tahun ini, KLHK juga menyelenggarakan Festival Adiwiyata Nawasena yang terdiri dari 11 kegiatan, yaitu social media campaign, lomba desain logo Adiwiyata, lomba reels dan tiktok, lomba fotografi, School Clean Up World Cleanup Day, Guardian of Blue Planet: Eco Blue Planet, kemah generasi hijau, focus group discussion, talkshow Peduli Lingkungan Berbudaya Hijau, pameran, dan coaching clinic. Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk memperluas jangkauan sekaligus memperkenalkan Adiwiyata dan Gerakan PBLHS, meningkatkan kesadaran lingkungan, dan meningkatkan kreativitas sekolah dalam kampanye ramah lingkungan.

___________
Jakarta, KLHK, 2 Oktober 2024

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat, KLHK
U. Mamat Rahmat

Website:
www.menlhk.go.id
www.ppid.menlhk.go.id

Youtube:
Kementerian LHK

Facebook:
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Instagram:
kementerianlhk

Twitter:
@kementerianlhk

10th World Water Forum, Pemuda dan Sekolah Adiwiyata sebagai World Water Warrior

10th World Water Forum, Pemuda dan Sekolah Adiwiyata sebagai World Water Warrior

SIARAN PERS
Nomor: SP.106/HUMAS/PPIP/HMS.3/5/2024

Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan dan Kehutanan (PPGLHK) KLHK mengangkat peran generasi muda dan peran sekolah Adiwiyata dalam upaya konservasi air dalam event internasional ”10th World Water Forum” di Nusa Dua Bali pada tanggal 22 Mei 2024.

Ade Palguna Ruteka, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BP2SDM) KLHK dalam sambutan pembukaannya menyampaikan “BP2SDM KLHK bertanggung jawab untuk meningkatkan kapasitas dan melibatkan generasi muda dalam menjaga lingkungan. Mereka memiliki kreativitas, energi, dan inovasi yang diperlukan untuk mendorong perubahan transformatif yang diperlukan untuk melestarikan air. Air, sumber daya paling berharga di planet kita, adalah sumber kehidupan. Sangat menggembirakan melihat bagaimana pemerintah, sekolah, dunia usaha, dan masyarakat sipil, secara bahu-membahu menaruh perhatian dan dukungan dalam peningkatan kapasitas lingkungan hidup masyarakat. Melalui inisiatif kolaboratif, kami berupaya mengatasi tantangan sumber daya air berkelanjutan saat ini dan masa depan.”

Dalam forum strategis ini, PPGLHK menyelenggarakan 3 sesi mengenai Peran Pemuda dan peran Sekolah Adiwiyata dalam Konservasi Air yang mengangkat isu “Youth Empowerment through Adiwiyata Schools on Water Conservation”. Dalam paparannya, Sinta Saptarina Soemiarno, Kepala PPGLHK menegaskan ”Pemerintah Indonesia memiliki komitmen tinggi dalam mengembangkan Pendidikan Lingkungan Hidup, dimana sejak 2006 memiliki Program Sekolah Adiwiyata atau Sekolah yang memiliki Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS). Dimulai pada tahun 2006 dengan hanya 10 sekolah percontohan di Pulau Jawa, pada akhir tahun 2023 atau 17 tahun kemudian, Sekolah Adiwiyata telah berkembang menjadi sekitar 28.270 sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional dan Mandiri”.

Sekolah Adiwiyata harus memiliki 6 aspek yaitu : Konservasi Air, Sanitasi bersih, Konservasi Energi, Pengelolaan Sampah 3R, Penanaman dan Pemeliharaan Pohon dan Inovasi. Dari data hasil penilaian kepada 551 sekolah Adiwiyata Nasional dan Mandiri tahun 2023, dapat terpantau pada SIDIA (Sistem Informasi Adiwiyata) terdapat penurunan 70% penghematan air yang sebelumnya 212 juta m2/bulan menjadi 63 juta m2/bulan.

Pada kesempatan ini, PPGLHK menghadirkan narasumber dari Ditjen BPDASRH, Gita – siswi SD1 Mambang Bali, Anindia – siswi SMP12 Denpasar, Mutia – siswi SMA 6 Yogjakarta, Moh. Zidane – Mahasiswa Universitas Negeri Yogjakarta, serta Karyanto Wibowo Direktur Sustainable Development Danone.

Para siswa merupakan Kader Adiwiyata yang diharapkan akan menjadi Pemimpin di era Indonesia Emas 2025 yang memiliki keberpihakan tinggi kepada isu Lingkungan Hidup. Salah satu pembicara, Moh. Zidan merupakan Kader Adiwiyata saat berumur 12 tahun di SMP3 Balikpapan, saat ini di umur 22 tahun menjadi Presiden Green Generation Indonesia yang memiliki cabang di 34 provinsi dan 250 kota.

Narasumber Ni Putu Novea Padma Sri Gita Mahasari dari SDN 1 Mambang, Bali mengatakan “Di sekolah kita dianjurkan untuk mengikuti prinsip pramuka, yaitu cinta alam dan kasih sayang terhadap sesama manusia”.

Ni Putu Anindia Neva dari SMPN 12 Denpasar mengungkapkan “Subak bagi masyarakat Bali bukan sekedar sistem irigasi, namun merupakan sebuah konsep hidup masyarakat Bali.”

Narasumber berikutnya, Mutia Salwa Salsabila  dari SMAN 6 Yogyakarta, menceritakan SMA Negeri 6 Yogyakarta sebagai sekolah Adiwiyata bersama Komunitas Muda Wijaya Green School selalu konsisten dalam konservasi air dan inovasi air The Tundershot. “Kami membayangkan Tundershot sebagai alat yang tidak hanya membantu manusia. membuang sampah dengan benar namun juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang benar,” ungkapnya.

Selanjutnya, Moch. Zidane dari Universitas Negeri Yogjakarta menuturkan sejak 10 tahun yang lalu, Green Generation Indonesia terus mengepakkan sayap dan beraksi nyata di 34 provinsi dan 250 kota di Indonesia. “Dalam forum ini, kami mengajak seluruh dunia untuk bergerak bersama dan berkontribusi bagi lingkungan. Mengglobalkan gerakan Green Generation akan menjadi misi kami kedepannya,” ajak Zidane.

Sougo Noguchi, pelajar Yabe High School Jepang, secara online menyampaikan paparannya yang berjudul Lesson from Nature, katanya ”Hobi saya adalah memancing, perlu kualitas air yang baik agar ikan dapat hidup.  Di jepang, sejak kecil anak-anak diajarkan menghargai alam, misalnya dengan menjaga kebersihan sungai, bercocok tanam pertanian organik. Mari kita semua bekerja keras untuk kebaikan bersama, Think globally, act locally”.

Narasumber lainnya, Karyanto Wibowo Direktur Sustainable Development Danone menjelaskan berbagai kegiatan dan keterlibatan Danone Indonesia dalam pendidikan lingkungan hidup termasuk penyusunan Modul Air bagi Sekolah Dasar yang dapat digunakan oleh siswa dan pendidik.

Paparan-paparan ini mendapat respon positif dari pengunjung berbagai negara yang menyampaikan apresiasinya terhadap Program Sekolah Adiwiyata. Berbagai pertanyaan tentang latar belakang landasan hukum Adiwiyata hingga teknis kegiatan terkait konservasi air di sekolah menjadi bahan diskusi yang menarik. Peserta dari New Zealand mengusulkan penguatan penggunaan media sosial dan pengembangan aplikasi untuk memperkuat kampanye para siswa, sementara peserta dari India mengapresiasi teknologi sederhana yang digunakan sekolah dalam upaya konservasi air.

Apresiasi juga disampaikan peserta Senegal dimana Indonesia juga memiliki kerjasama dengan Kementerian lain yaitu Kemendikbudristek, Kementerian Agama dan Kemendagri dalam menjalankan Sekolah Adiwiyata. Mayoritas sekolah Adiwiyata, memiliki program Pemanfaatan Air hujan, program daur ulang air seperti dari air wudhu menjadi kolam ikan hingga prototipe Tundershot SMA 8 Yogjakarta, turbin mengangkat sampah dari kali. Sekolah-sekolah Adiwiyata juga memiliki berbagai Gerakan Edukasi seperti kampanye peduli lingkungan, aksi bersih-bersih bersama komunitas sekitar sekolah, pembuatan biopori dan kegiatan bermanfaat lainnya.

Sebagai penutup, Sinta Saptarina Soemiarno menyatakan ”Air merupakan sumber daya alam yang esensial bagi kehidupan manusia dan ekosistem bumi. Namun di banyak bagian dunia, akses terhadap air bersih dan sanitasi masih menjadi tantangan ditambah dengan perubahan iklim yang semakin meningkatkan tekanan terhadap ketersediaan sumber daya air. Pendidikan lingkungan hidup yang diterapkan sejak usia dini, menjadi penting untuk merubah perilaku yang lebih ramah lingkungan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Para Kader Adiwiyata yang mewakili Generasi Muda, baik itu Milenia, Gen Z dan Gen Alfa diharapkan dapat menjadi World Water Warior sehingga keinginan bersama ”Water for Shared Properity atau Air untuk Kesejahteraan Semua” dapat terwujud dengan cepat.”

Melalui 3 sesi Talkshow pada The 10th World Water Forum ini, diharapkan tercipta kesadaran dan aksi kolektif pentahelix, keterlibatan pemerintah, dunia pendidikan, dunia usaha, masyarakat global dan nasional, serta media massa dalam mengedukasi masyarakat akan konservasi air sehingga dapat menciptakan sinergi yang kuat dalam pelestarian dan pengelolaan sumber daya air.(*)

Baca selengkapnya di website KLHK

______

Jakarta, KLHK, 23 Mei 2024

Informasi lebih lanjut:
Kepala Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan dan Kehutanan KLHK
Sinta Saptarina Soemiarno – 08164835009

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat, KLHK
U. Mamat Rahmat