Serangkaian dengan acara Festival PeSoNa, Dit KL turut mengadakan acara Talkshow Forum Pendamping Perhutanan Sosial. Talkshow digelar pada 6 Juni 2023, di ruang Rimbawan II Manggala Wanabakti KLHK. Acara dibuka oleh Dirjen PSKL dan diskusi dipandu oleh Rahmat Hidayat dari TP3PS. Dirjen PSKL berharap dalam forum terjadi share learning, berbagi pengalaman dalam pendampingan PS, dan kegiatan forum pendamping bisa terus berkelanjutan demi kemajuan PS.
Ada enam pendamping yang membagikan pengalaman selama mendampingi KPS/KUPS dan dua lembaga yang konsen mendampingi PS.
Mereka adalah Ismail Ishak, pendamping dari BPSKL Sulawesi; Radios Simanjuntak, pendamping dari BPSKL Maluku-Papua; Lindrayana Dekawati, pendamping dari BPSKL Sumatera; I Wayan Sulistyobudhi, pendamping dari BPSKL Bali-Nusa Tenggara; Ali Sadikin, pendamping dari BPSKL Kalimantan; M Alex Zubaedi, pendamping dari BPSKL Jawa; Rohni Sanyoto, dari Javlec; dan Corry Weliza Weny, dari KKI Warsi.
Pendamping mengatakan bahwa kerja pendampingan merupakan panggilan dari hati, keinginan untuk memajukan masyarakat di sekitar. Masyarakat sekitar hutan yang notabene dekat dengan sumber kehidupan malah banyak yang berada di bawah garis kemiskinan. Langkah pertama yang diambil pendamping adalah membangun kesadaran bersama, kelola kawasan, kelola kelembagaan sembari kelola usaha. Jika ada konflik, maka harus menyelesaikan konflik terlebih dahulu, seperti yang dialami oleh pendamping dari Kalimantan. Tidak ada usaha yang langsung berhasil, semua memerlukan perjuangan yang tak mudah. Oleh karena itu kerjasama dengan berbagai pihak dilakukan oleh pendamping dan KUPS. Koordinasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak turut mempercepat keberhasilan dalam pengelolaan PS.
Hal yang tak boleh terlupa, pelibatan generasi muda dalam pengelolaan PS. Harus ada kolaborasi antara generasi orang tua dan generasi muda. Pada akhirnya, generasi muda lah yang mengelola keberlanjutan di kawasan.